dengan berbagai fasilitas sosial dan penunjang lain. Menurut sejarahnya, Jakarta dahulu adalah sebuah kota pelabuhan yang dinamakan Batavia dan lama kelamaan beralih fungsi dari kota pelabuhan menjadi ibukota negara. Secara geomorfologi, wilayah DKI Jakarta termasuk wilayah dataran rendah atau lebih tepatnya lagi muara dari belasan sungai kecil maupun besar yang berasal dari wilayah hulu (khususnya Bogor). Dengan kondisi seperti itu maka sudah sejak dari dulu Jakarta selalu digenangi air ketika puncak musim hujan tiba.
Seperti halnya saat ini, Februari adalah puncak musim hujan di wilayah Jawa sehingga Jakarta sudah pasti tidak akan melewatkan event "banjir" di beberapa lokasi. Mengapa banjir selalu terjadi di Jakarta?Terus kapan Jakarta bisa bebas banjir? Pertanyaan seperti itu nampaknya bosan dilontarkan masyarakat yang tinggal di Jakarta khususnya. Namun yang harus dipahami oleh masyarakat adalah membuat Jakarta bebas banjir dalam waktu singkat tidak akan pernah bisa, kenapa?. Banjir Jakarta adalah suatu dampak dari beberapa faktor yang sangat kompleks dan rumit sekali jika di ulur permasalahannya. Pada dasarnya hal utama yang menyebabkan banjir adalah "air", air adalah suatu zat yang ingin mencapai kesetimbangan dan untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan sebuah saluran yang mampu memberi jalan kepada mereka untuk mengalir dengan nyaman dan bebas.
Banjir Jakarta |
Jadi salah satu jalan air yang sebetulnya dibutuhkan Jakarta adalah gorong-gorong air raksasa di bawah tanah yang menjadi saluran penampungan air dari selokan hingga nantinya menuju laut. Jadi pada dasarnya air membutuhkan jalan untuk mengalir dengan nyaman, maka sediakanlah jalan bagi ia untuk mendapatkan kenyamanan tersebut. Bandingkan gorong-gorong Jakarta dengan Tokyo berikut
Gorong-Gorong Jakarta |
Gorong-Gorong Tokyo |
Jelas sekali bukan perbedaannya?, mana yang lebih besar menampung limpasan air ketika hujan?. Tentunya bisa anda jawab sendiri. Jadi sebagai masyarakat saat ini kita memimpikan suatu saat Jakarta sebagai kota utama Indonesia memiliki gorong-gorong sebesar itu untuk membawa air agar banjir bisa dihindari. Saat ini permukaan Jakarta sudah dipenuhi oleh bangunan dan jalan raya/tol, jadi memang agak repot untuk membangun gorong-gorong sebesar itu atau mungkin bisa tapi biayanya super mahal.
Jadi mari kita berdoa supaya suatu saat nanti Jakarta bisa memiliki saluran air bawah tanah seperti itu, namun tentunya saluran air seperti itu juga harus diimbangi oleh budaya masyarakat yang peduli lingkungan. Saluran air sebagus apapun jika masih banyak sampah maka ujung-ujungnya akan tersendat juga. Jadi untuk mengatasi permasalahan banjir di jakarta perlu perpaduan antara arsitektur kota, manajemen air dan budaya masyarakat. Rumit bukan?. Tapi masih ada harapan asal kita mau merubah perilaku lingkungan mulai dari sekarang.
Sumber: