oleh akumulasi endapan yang dibawa oleh erosi sungai. Erosi sungai terjadi mulai dari wilayah hulu hingga hilir. Di wilayah hulu kecepatan aliran relatif lebih tinggi sehingga daya kikis/erosi sungai lebih besar dibanding di bagian hilir. Tanah, batu, kerikil dan zat lain yang terangkut oleh erosi sungai dan mengendap dinamakan sedimen.
Sedimen-sedimen tersebut kemudian bergerak dalam aliran sungai sebagai sedimen tersuspensi (suspenden sediment). Sedimen tersebut merupakan muatan dasar (bed load) yang bergeser atau menggelinding di sepanjang dasar sungai. Selain itu dikenal juga istilah saltation atau loncatan partikel yang melenting di dasar permukaan sungai.
Muatan Erosi Sungai |
- Arus sungai pada bagian muara memiliki kecepatan minimum atau rendah.
- Jumlah material/bahan erosi yang dibawa sungai harus cukup banyak.
- Laut pada daerah muara memiliki ombak yang tenang tidak besar.
- Morfologi pantai relatif landai.
- Tidak ada aktifitas tektonik yang besar di sekitar lingkungan pengendapan.
- Bahan hasil sedimentasi tidak terpengaruh aktifitas laut.
Itu merupakan syarat dasar terbentuknya delta sungai. Lalu bagaimana dengan faktor yang memengaruhi besar/luas tidaknya suatu delta?. Volume sebuah delta dipengaruhi oleh faktor berikut:
- Kecepatan pemasukan sedimen.
- Kecepatan penurunan dan penaikan permukaan air laut.
- Kedalaman muara tempat pengendapan.
- Kekuatan gelombang atau arus yang menyebabkan sedimen.
- Erosi laut.
Itulah beberapa fenomena yang terkait dengan delta sungai. Jadi di Indonesia misalkan, delta sungai tidak ada di wilayah yang mengarah ke samudera lepas seperti Samudera Hindia. Delta banyak terbentuk di wilayah laut sempit seperti Delta Mahakam di Kaltim.
Delta Mahakam |
Sumber:
Djauhari Noor. Geomorfologi.
BSE Geografi SMA X