Halaman

    Social Items


Ada apa di tahun 2015? | Kredit: ealuxe.com

Indonesia, 30 Desember 2014

Kepada tahun 2015
Di mana saja

Dear 2015,
       Kita akan bertemu satu hari dari sekarang. Aku sangat ingin bertemu dengamu, tapi aku harus berpisah dengan tahun 2014. Aku harap, kau lebih mengejutkan dan menarik dari tahun-tahun sebelumnya.
       Aku ingin tahu kejadian astronomis menarik yang ada di dalammu. Boleh aku intip? Kutunggu kabarmu!

Sekumpulan atom yang akan berjumpa denganmu,
Admin N

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Di mana saja, 31 Desember 2014

Kepada Admin N
Di Indonesia

Hai Admin N!
       Sepertinya kau semangat sekali bertemu denganmu. Aku tahu saat perjumpaan pertama dengan umat manusia pasti dirayakan dengan pesta kembang api. Sebenarnya, aku tidak membutuhkan kembang api, tapi tidak apa-apa, itu akan spektakuler!
       Oh, kau ingin tahu kejadian astronomis apa yang ada di dalam ku? Biar tidak penasaran, aku kasih tahu deh!

Januari 2015
1 Januari: Komet C/2012 Q2 Lovejoy mungkin bisa terlihat dengan mata telanjang.
2 Januari, 18:35 WIB: Konjungsi Bulan-Aldebaran. Aldebaran berada 1,4 derajat sebelah selatan dari Bulan.
4 Januari: Puncak hujan meteor Quadrantids dengan ZHR 120 (120 meteor per jam). Sayangnya, akan ada bulan purnama sehingga hujan meteor tidak terlihat jelas. Pengamatan lebih baik setelah tengah malam.
4 Januari, ~15 WIB: Bumi berada di titik perihelion. Jarak Bumi-Matahari saat itu adalah 147.492.000 km.
5 Januari, 11:53 WIB: Bulan purnama.
11 Januari, ~08 WIB: Konjungsi Merkurius-Bulan. Merkurius berada 0,6 derajat dari Bulan.
13 Januari, 16:27 WIB: Konjungsi Spica-Bulan. Spica berada 3,1 derajat dari selatan Bulan.
13 Januari, 16:47 WIB: Fase Bulan separuh akhir.
15 Januari, ~23:00 WIB: Merkurius di elongasi terbesar, 18,9 derajat timur dari Matahari.
16 Januari, 18:52 WIB: Konjungsi Saturnus-Bulan. Saturnus berada 1,9 derajat dari selatan Bulan.
17 Januari: Transit double Io dan Europa dengan Jupiter dan bayangan kedua bulan akan tampak di permukaan Jupiter dari 10:53-11:58 WIB.
20 Januari, 20:14 WIB: Fase Bulan Baru.
21 Januari ~04 WIB: Mars hanya berada 0,2 derajat dari Neptunus (Konjungsi Mars-Neptunus)
22 Januari, 04:06 WIB: Bulan di titik perigee. Jaraknya dari Bumi saat itu adalah 359643 km.
22 Januari ~04 WIB: Merkurius berada di titik perihelion.
24 Januari, 13:26-13:54 WIB: Bayangan ketiga bulan Jupiter akan tampak di permukaan Jupiter. Ingat! Ini kejadian langka lho!
30 Januari: ~00:31 WIB: Okultasi Aldebaran terhadap Bulan di langit Artik (sekitar kutub utara). Di Indonesia, terlihat sebuah konjungsi.

Februari 2015
Februari: Wahana luar angkasa Dawn akan mendekati planet katai Ceres.
2 Februari, ~00:00 WIB: Venus berada 0,8 derajat dari Neptunus.
4 Februari 06:09 WIB: Bulan purnama.
5 Februari- Bumi melintasi melalui bidang ekuatorial Jupiter, menandai tengah okultasi dan musim gerhana untuk bulan Galilea.
7 Februari, ~01:00 WIB: Oposisi Jupiter.
19 Februari, 06:47 WIB: Fase Bulan Baru.
22 Februari, 11:00 WIB: Venus berada 0,4 derajat dari selatan Mars.
24 Februari, ~02:00 WIB: Mercury mencapai elongasi pagi terbesar di 26,7 derajat barat dari Matahari.
26 Februari 06:26 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di Eropa Utara. Di Indonesia, terlihat konjungsi saja.
26 Februari, ~11:00 WIB: Konjungsi Matahari dan Neptunus.

Maret 2015
1 Maret: Satelit geostasioner & Solar Dynamics Observatory musim gerhana dimulai pada minggu-minggu menjelang Equinox Maret.
6 Maret, ~01:00 WIB: Venus berada 0,1 derajat dari utara Uranus. Ini adalah konjungsi planet-planet paling dekat di 2015.
6 Maret, 01:07 WIB: Minimoon atau bulan purnama di titik apogee terjadi.
11 Maret, ~23:00 WIB: Mars berada derajat dari utara Uranus.
20 Maret, 15:47 WIB: Gerhana matahari total di lingkar kutub utara, dan gerhana matahari sebagian di benua Eropa. Indonesia tidak bisa melihat gerhana matahari ini. Lihat informasi NASA.
20 Maret: 23:57 WIB: Equinox Maret terjadi. Panjang siang dan malam di seluruh dunia akan sama (12 jam siang, 12 jam malam).
22 Maret 05:14 WIB: Bulan mengokultasi Mars di Amerika Selatan.
25 Maret 14:17 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di bagian barat laut AS.

April 2015
4 April: Sebuah gerhana bulan total terjadi, berpusat pada 19:01 WIB dan terlihat dari Asia Timur, Pasifik dan Amerika. Indonesia bisa melihatnya! Lihat informasi NASA.
08 April, ~19:00 WIB: Merkurius berada 0,5 derajat dari Uranus.
21 April 23:57 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di langit Asia Utara.
23 April ~07:00 WIB: Puncak hujan meteor Lyrid dengan ZHR 18 (18 meteor per jam).

Mei 2015
5 Mei: Puncak hujan meteor Eta Aquarid (waktunya bervariasi) dengan ZHR 55 (55 meteor per jam).
7 Mei 11:00 WIB:- Merkurius mencapai elongasi sore terbesar pada 21,2 derajat timur dari Matahari.
19 Mei ~9:53 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di langit Amerika Utara bagian utara.
20 Mei: Komet C / 2014 PanSTARRS Q1 bisa terlihat oleh binokuler atau teropong bintang.
20 Mei, 05:04-05:33 WIB: Bayangan Io dan Ganymede tampak di permukaan Jupiter.
21 Mei, 19:26-19:59 WIB: Bayangan Calisto dan Europa tampak di permukaan Jupiter.
23 Mei, ~08:00 WIB: Oposisi Saturnus.
24 Mei, ~23:47 WIB: Asteroid 1669 Dagmar mengokultasi bintang magnitudo 1, Regulus di langit jazirah Arab. (Bintang paling terang yang diokultasi asteroid di tahun 2015.)
28 Mei, 07:01-09:18 WIB: Bayangan Io dan Ganymede tampak di permukaan Jupiter.
30 Mei: Komet 19P / Borrelly dapat dilihat dengan binokuler atau teropong bintang.

Juni 2015
1 Juni: The Stasiun Luar Angkasa Internasional mencapai pencahayaan penuh (ISS purnama :) ) saat titik balik matahari Juni semakin dekat, sehingga beberapa malam mendukung pengamat di belahan bumi utara.
04 Juni, 09:54-11:13 WIB: Banyangan Io dan Ganymede tampak di permukaan Jupiter.
05 Juni, ~23:00 WIB: Venus mencapai elongasi timur (senja) terbesar di tahun 2015, 45 derajat dari Matahari.
10 Juni, ~22:10 WIB: Asteroid 424 Gratia mengokultasi bintang bermagnitudo 6 di langit barat laut Australia.
15 Juni, 09:26 WIB: Bulan mengokultasi Merkurius di langit Samudra Hindia Selatan.
15 Juni, 18:33 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di langit siang Arktik.
16 Juni: Komet C / 2014 PanSTARRS Q1 dapat dilihat dengan mata telanjang.
21 Juni 17:51 WIB: Terjadi titik balik matahari Juni. Panjang siang di belahan bumi utara paling panjang di tahun ini. Di belahan bumi selatan sebaliknya.
25 Juni ~00:00 WIB: Mercury mencapai elongasi (pagi) terbesar. 22,5 derajat barat dari Matahari.

Juli 2015
01 Juli, 16:00 WIB: Venus berada 0,4 derajat dari Jupiter. Konjungsi terdekat antar planet yang bisa dilihat oleh mata telanjang di tahun 2015.
02 Juli: Komet C / 2013 US10 Catalina dapat dilihat dengan binokuler atau teropong bintang.
06 Juli, ~20:00 WIB: Bumi mencapai titik aphelion. Jarak Bumi ke Matahari saat itu adalah  152.502.000 km.
06 Juli, ~22:00 WIB: Oposisi Pluto, hanya seminggu sebelum New Horizons terbang lintas di dekat Pluto.
13 Juli, 01:17 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di langit Asia Timur Laut.
14 Juli: Wahana luar angkasa akan sampai di orbit Pluto.
19 Juli, 08:07 WIB: Bulan mengokultasi Venus di langit Pasifik Selatan.
25 Juli, 17:55 WIB: Asteroid 49 Pales mengokultasi bintang bermagnitudo 6,6 di langit Meksiko.
28 Juli: Puncak Delta Aquarids (waktu puncak bervariasi) dengan ZHR diprediksi 16 (16 meteor per jam).
31 Juli: Bulan Biru akan muncul. Bulan Biru adalah bulan purnama kedua dalam satu bulan, bukan bulannya jadi berwarna biru.

Agustus 2015
07 Agustus: Merkurius, Jupiter dan Regulus berada pada jarak 1 derajat sama lain selama beberapa pagi berikutnya.
08 Agustus, ~06:45 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di langit Asia Tengah.
13 Agustus, 13:30-16:00 WIB: Puncak hujan meteor Perseid. diprediksi ZHR maksimalnya 100 (100 meteor per jam).
19 Agustus: Mars melintasi Kluster Beehive atau M44.
28 Agustus ~ 16:49 WIB: Asteroid 16 Psyche mengokultasi bintang bermagnitudo 6,4 di langit Bolivia dan Peru.
30 Agustus, 01:38 WIB: Fenomena populer Supermoon terjadi, 20 jam dari Bulan purnama sempurna.

September 2015
1 September ~10:00 WIB: Oposisi Neptunus.
2 September: Musim gerhana Satelit geostasioner dan SDO dimulai saat mendekati Equinox September.
3 September, 16:20 WIB: Asteroid 112 Iphigenia mengokultasi bintang bermagnitudo 3 di langit Meksiko dan Amerika Serikat bagian tenggara.
4 September, ~15:00 WIB Merkurius mencapai elongasi terbesar untuk tahun 2015, pada 27 derajat timur dari Matahari di langit senja.
5 September, ~12:38 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di langit timur laut Amerika Utara.
13 September, 13:55 WIB: Sebuah gerhana matahari sebagian terjadi, berpusat pada pukul 13:55 WIB melintasi Afrika dan Samudera Hindia. Indonesia tidak bisa melihat gerhana ini. Lihat informasi NASA.
23 September 09:29 WIB: Equinox September. Panjang siang dan malam di seluruh dunia sama panjangnya.
25 September, ~11:00 WIB: Mars berada 0,8 derajat dari Regulus.
28 September: Sebuah gerhana bulan total terjadi, berpusat pada 02:48 UT. Gerhana ini terlihat dari Pasifik, Amerika dan Eropa Timur, tapi tidak di Indonesia. Lihat informasi NASA.
28 September, 09:52 WIB: Supermoon terbesar akan terjadi.

Oktober 2015
01 Oktober: Komet C / 2013 US10 Catalina dapat dilihat dengan mata telanjang.
02 Oktober, 20:14 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di langit Pasifik Utara.
02 Oktober, 17:26-18:35 WIB: Bayangan Io dan Callisto tampak di permukaan Jupiter.
09 Oktober, ~03:32 WIB: Bulan mengokultasi Venus di langit Australia.
11 Oktober, ~19:00 WIB: Bulan mengokultsi Merkurius di langit Chile.
12 Oktober, ~10:00 WIB: Oposisi Uranus.
16 Oktober, ~17:00 WIB: Merkurius mencapai elongasi terbesar (pagi) pada 18,1 derajat barat dari Matahari.
18 Oktober, 05:00 WIB: Mars berada 0,4 derajat dari Jupiter.
18 Oktober, 15:45-17:10 WIB: Bayangan Io dan Ganymede tampak di permukaan Jupiter.
21 Oktober: Hujan meteor Orionid mencapai puncaknya (waktunta bervariasi) dengan ZHR 15 (15 meteor per jam).
26 Oktober, ~01:00 WIB: Venus berada 1 derajat dari Jupiter.
27 Oktober, 19:06 WIB: Supermoon terakhir di tahun 2015.
30 Oktober, 06:07 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di langit Eropa.

November 2015
1 November, 22:36-22:47 WIB: Bayangan Io dan Ganymede tampak di permukaan Jupiter.
2 November, 07:30 WIB: Venus berada 0,7 derajat selatan dari Mars.
18 November, 11:00 WIB: Hujan meteor Leonid mencapai puncak dengan ZHR diperkirakan 15 (15 meteor per jam).
22 November: Kemungkinan adanya ledakan hujan meteor Alpha Monocerotids yang terjadi sekali dalam satu dekade dengan ZHR lebih dari 400.
26 November, 16:57 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di langit Amerika Utara.
29 November: Komet C / 2013 X1 PanSTARRS dapat dilihat dengan binokuler atau teropong bintang.

Desember 2015
04 Desember:16 WIB: Merkurius mengokultasi Theta Ophiuchi (magnitudo 3,3) di langit Afrika Selatan.
06 Desember ~09:42 WIB: Bulan mengokultasi Mars di langit Afrika Tengah.
14 Desember: Puncak hujan meteor Geminids dengan ZHR = 120 (120 meteor per jam).
22 Desember, 06:03 WIB: Titik balik matahari Desember. Panjang malam di belahan bumi utara paling panjang di tahun ini. Di belahan bumi selatan sebaliknya.
23 Desember: Puncak hujan meteor Ursids dengan ZHR=10-50 (10-50 meteor per jam).
24 Desember, ~02:32 WIB: Bulan mengokultasi Aldebaran di langit Eropa dan Asia Tengah.
29 Desember, 07:01 WIB:- Mercury mencapai elongasi senja terbesar pada 19,7 derajat timur dari Matahari.

       Itulah yang bisa aku kasih tahu. Aku menunggu kedatanganmu dan umat manusia. Sampai jumpa satu hari lagi!


Tahun yang akan datang,
2015

Sumber:

Ada Apa di Tahun 2015?

Jet galaksi M87

Astronomy Event - Galaksi Messier 87 atau M87 atau Virgo A merupakan galaksi elips. Namun, ada sesuatu yang menarik dari galaksi ini, inti dari galaksi ini merupakan inti galaksi aktif yang merupakan lubang hitam supermasif memakan banyak sekali.

Saat memakan materi, kadang-kadang lubang hitam ini sendawa. Sendawanya adalah plasma melaju dalam hampir kecepatan cahaya. Ini disebut jet. Gambar di atas adalah sebuah jet dari inti galaksi M87 ini sangatlah panjang, bahkan panjangnya sama dengan jarak dari Matahari ke Pluto dan balik lagi ke Matahari....... 11,7 juta kali.

Potret Semesta Hari Ini: Jet Virgo A

Kiamat asteroid

Astronomy Event - Asteroid, berasal dari kata ἀστήρ (astḗr) yang berarti bintang, dan εἶδος (eîdos) yang berarti mirip. Jadi,  ἀστεροειδής (asteroeidḗs atau asteroid) berarti "mirip bintang". Ini karena saat pertama kali diamati dengan teleskop, asteroid seperti bintang redup di angkasa. Kebanyakan asteroid berukuran tidak lebih dari sebuah rumah, tapi ada juga yang berukuran beberapa ratus meter hingga ratusan km! Kadang-kadang, asteroid ini bisa mendekati Bumi, menabraknya dan menyebabkan kerusakan dan kematian massal. Jadi, bagaimana cara umat manusia melindungi Bumi dari kehancuran tabrakan asteroid?

Cara yang paling mudah dipikirkan adalah bom nuklir. Kita meluncurkan bom nuklir ke luar angkasa dengan roket eksternal, lalu bom nuklir itu menuju asteroid pembunuh dan meledakkannya berkeping-keping. Ya, Masalah terselesaikan! Tapi, sebenarnya tidak.

Metode peledakan nuklir tidaklah aman. Asteroid pembunuh yang diledakan haruslah masih jauh dari Bumi. Jika terlalu dekat dengan Bumi, puing-puing asteroid berkemungkinan akan menabrak Bumi, menyebabkan kehancuran dimana-mana. 

Asteroid yang masih jauh dari Bumi sulit diprediksi kemungkinannya menabrak Bumi, kita hanya bisa memprediksinya lebih baik saat berada dekat dengan Bumi. Jadi, metode nuklir ini tidaklah efektif.

Ada metode lain, yaitu tabrakan kinetik. Metode ini sama seperti yang digunakan oleh Deep Impact saat menabrak Komet Tempel 1, namun tabrakan Deep Impact hanya untuk memperoleh data ilmiah. Tabrakan kinetik adalah metode menabrakan bom ke asteroid, tapi tidak menyebabkan asteroid itu hancur. Namun, akibat dari tabrakan itu, asteroid akan berubah orbit dan Bumi pun terselamatkan. Puing yang dihasilkan pun kecil dan jika masuk ke atmosfer, akan terbakar habis.

Tabrakan Deep Impact menyebabkan energi terlepas sebesar 4,7 ton TNT, menyebabkan komet Tempel 1 berubah orbit hingga 10 cm.

Tapi, metode ini kadang-kadang tidak bekerja terhadap asteroid besar berukuran kilometeran. Jadi apa metode aman lainnya?

Ada cara yang efektif yaitu metode gravitasi penarik asteroid. Kita tahu bahwa semua materi yang memiliki massa dan energi memiliki gravitasi, jadi kita bisa menggunakan gravitasi sebuah wahana luar angkasa untuk menarik asteroid dari orbitnya. Wahana ini juga menggunakan roket ion untuk terus menarik asteroid itu.

Tapi akan ada masalah jika asteroid pembunuh berukuran besar. Untuk menyelamatkan dunia dari asteroid sebesar itu, misalnya 10 km, maka dibutuhkan wahana luar angkasa yang sangatlah besar agar gravitasi yang ditimbulkan memengaruhi arah jalur asteroid itu secara signifikan, dan juga roket dengan bahan bakar yang sangat banyak. Jadi, metode ini sangat memakan biaya.

Namun, ada metode yang unik, aman, tidak terlalu memakan biaya, dan ramah lingkungan: Metode pemfokusan sinar matahari atau metode kaca pembesar.

Efek Yarkovsky yang dimanfaatkan metode kaca pembesar.

Metode ini menggunakan sinar matahari untuk mengubah orbit asteroid. Bagaimana cara sinar matahari melakukannya?

Jika kita mengkonsentrasikan sinar matahari di suatu titik di asteroid ini dengan sebuah lensa, maka bagian asteroid yang terkena sinar matahari yang terkonsentrasi akan menguap. Gas-gas akan keluar dari dari asteroid. Karena Hukum Ketiga Newton menyebutkan bahwa setiap aksi, akan ada reaksi yang sama besar namun berlawanan, gas yang keluar (aksi) akan mendorong asteroid (reaksi) dari orbitnya. Ini disebut Efek Yarkovsky.

Namun, jika asteroid berukuran hingga beberapa kilometer, dibutuhkan beberapa bulan agar asteroid berubah dari orbit asalnya hingga beberapa ribuan kilometer, atau kita bisa melakukannya dengan cepat dengan menggunakan lensa pemfokus yang sangat besar, tapi memakan banyak biaya.

Tapi, Efek Yarkovsky bisa terjadi walaupun tidak menggunakan sinar matahari. Laser bisa melakukannya. Tapi lagi-lagi, untuk asteroid berukuran besar, membutuhkan energi yang banyak untuk merubah orbit asteroid hingga ribuan kilometer.

Jadi, tidak ada cara yang sempurna untuk mengindari tabrakan asteroid. Namun, jangan takut! Selama ribuan tahun kedepan, kemungkinan besar kita tidak akan ditabrak asteroid lebih besar dari satu kilometer. Jika asteroid besar mendatangi Bumi suatu saat di masa depan, mungkin kita punya teknologi yang jauh lebih baik untuk menyelamatkan Bumi kita ini.

Jadi, kita masih aman dari asteroid pembunuh raksasa.

Bagaimana Cara Menyelamatkan Bumi Dari Asteroid?



Indonesia, 29 Desember 2014

Kepada tahun 2014
Dimana saja

Dear tahun 2014,
       Kau penuh akan kejutan, dengan berbagai hujan meteor, okultasi, penemuan aneh. Semuanya aku jalani dengan penuh bahagia. Tanggal 15-16 April, Gerhana bulan total terjadi. Tapi sayangnya tak terlihat dari bagian Bumi dimana aku tinggal. 29 April, kau pun memberikan gerhana matahari cincin di angkasa, angkasa dari Antartika tepatnya. Kenapa gerhana matahari tidak mengunjungi langit di negaraku, 2014? 
        Saat di dalammu, aku juga ingat Saturnus terhalang oleh Bulan yang kami sebut okultasi 8 Agustus lalu. Tapi, maaf aku tidak melihatnya. Oh ya, aku juga ingat tentang puncak hujan meteor Perseids tanggal 12-13 Agustus. Dengan 60 meteor melesat di langit per jam, langit saat itu seperti diisi cahaya berbentuk jarum. Supermoon juga datang saat itu! Bulannya tampak besar dengan cahaya yang melesat cepat di sekitarnya, kadang-kadang.
       Tapi, kau hebat sekali! Gerhana matahari kedua di dalammu pada tanggal 8 Oktober dapat dilihat di luar rumahku. Terima kasih! Oh, ada juga pada 23 Oktober, gerhana matahari sebagian muncul di Amerika. Lagi-lagi tidak muncul di negaraku. Kenapa, 2014?
        Di dalammu, manusia melakukan sesuatu yang menarik: mendaratkan robot pertama di komet! Benar-benar suatu kebanggan bagi umat manusia. Kami sudah menunggu lama untuk waktu yang tepat robot bernama Philae ini mendarat di komet Churyumov-Gerasimenko (kau bisa menyebutnya komet 67P). Waktu yang tepat itu berada di tahunmu! Kau mungkin merasa bangga. Robot itu mendengar suara-suara aneh di komet itu (A Singing Comet). Kau pernah mendengarnya? Apa kau pikir itu nyata atau robot itu salah dengar?
       Hal menakjubkan lain adalah hujan meteor Geminids yang mencapai puncaknya pada 13-14 Desember dengan 120 meteor penuh warna tiap jam, dan juga titik balik musim dingin 22 Desember (di waktu wilayahku)! 
       Tapi ada hal yang tidak menyenangkan di dalammu. Roket Antares yang mengangkut Cygnus Orb-3 meledak (RIP. 29 Oktober, 05:22 WIB). Padahal, wahana itu mengangkut peralatan penting bagi astronot di ISS seperti buku dan makanan. Bagaimana nasib astronot di ISS sana? Menurutmu?
       Akhirnya, kita harus berpisah. Sangat disayangkan kita hanya bertemu hanya satu tahun dan semuanya akan menuju tahun yang baru, 2015 dan bertemu dengannya selama satu tahun lainnya. Jadi, terima kasih atas kejadian-kejadian bahagia, aneh dan tidak menyenangkan yang berada di dalammu. Semuannya aku hargai dan rasakan apa adanya. Pertemuan denganmu akan ditutup dengan hujan meteor Ursids (Tapi sayang, tidak bisa dilihat dari wilayahku.) dan perpisahan kita denganmu dan perjumpaan kita dengan tahun 2015 akan dirayakan dengan kembang api indah yang membuat burung-burung trauma dan stress di wilayah perkotaan, dan sebagian dari mereka mati karena stress.
       Aku ingin bertemu lagi denganmu, tapi arus waktu tidak membiarkanku. Aku meninggalkan beberapa foto kejadian astronomis yang diambil di dalammu, tahun 2014 di dalam amplop pesan agar kau tahu bagaimana menajubkannya dirimu. Sebelum dikirim, foto ini aku copy dan yang aslinya aku taruh di harddrive untuk kenang-kenangan.
       Selamat tinggal tahun 2014! Jaga dirimu baik-baik!

Sekumpulan atom yang hidup,

Admin N

Gerhana bulan total 15 April di Melbourne, Australia

Bayangan bulan di Antartika saat gerhana bulan cincin pada 29 April

Okultasi Saturnus 8 Agustus. Bisa kau lihat benda kecil kuning di atas Bulan?

Gerhana bulan total 8 Oktober di Kebumen, Indonesia

Supermoon 10 Agustus di Al-Aqsa, Palestina

Ledakan Roket Antares 29 Oktober

Touchdown! Philae mendarat di komet 67P pada 12 November.

Foto pertama yang dipotret dari komet. Hebat, Philae!

Hujan meteor Geminids 2014 dengan efek long exposure

Selamat tinggal, 2014.

Pesan Untuk Tahun 2014

Waktu

Astronomy Event - Apa itu waktu? Percaya atau tidak, ilmuwan belum tahu secara pasti apa itu waktu. Namun kita bisa mengatakan bahwa waktu merupakan sebuah dimensi, sama seperti ruang. Alam semesta memiliki ruang 3 dimensi. Karena sejauh yang kita tahu, kita hanya bisa maju didalam waktu, maka kita berada di waktu 1 dimensi. Jika digabungkan, alam semesta memiliki 4 dimensi ruang-waktu.

Waktu tidak membuat objek hadir di alam semesta seperti ruang. Tapi, waktu menyediakan benda untuk berubah karena gaya. Jadi, kita bisa berjalan, berbicara, membaca post ini karena gaya dan perubahaan itu disediakan oleh waktu.

Dimensi waktu bekerja berbeda dengan dimensi ruang. Jika di dimensi ruang, kita bergerak bebas maju, mundur kesamping sesuka hati, di dimensi waktu kita terus bergerak maju. Kita bisa memperlambat waktu dengan menggunakan teori relativitas spesial, namun kita tidak bisa bergerak mundur di dimensi waktu. 

Namun, lubang cacing dapat kita gunakan untuk bergerak menuju waktu yang berbeda, seperti kembali ke tahun 1945. Tapi sesampainya disana, kalian tetap berjalan maju melalui waktu, terus mengikuti arus. Ini seperti mengangkat kerikil kecil dari arus sungai yang berarus kencang, lalu menempatkannya di sungai yang sama namun beberapa meter di belakang posisi awalnya.

Mengapa kita selalu bergerak maju dalam dimensi waktu? Apakah ada sebuah gaya tak terlihat yang mendorong kita maju? Kita tidak tahu.

Yang kita tahu adalah waktu memiliki arus yang kita bisa tantang. Namun karena waktu, semua bisa bergerak dan berubah. Bahkan karena waktu, kehidupan muncul, Bumi terbentuk, galaksi terbentuk dan alam semesta mengembang. Kalau tidak ada waktu, alam semesta tak akan lahir. Jika tidak ada waktu, semua yang kita lihat tidak akan terbentuk. Jadinya, goodbye!

Apa Itu Waktu?

Gravitasi dan momentum merupakan kunci orbit.

Benda-benda mengorbit Bumi (by Admin N)

Astronomy Event - ISS hanya 73,3 meter, tapi sangat cerah. Faktanya, ISS memiliki magnitudo tampak maksimal -6 (Wow!). Namun, kita hanya bisa melihat ISS hanya dalam waktu singkat di angkasa. Karena ISS mengorbit Bumi dengan kecepatan 7,9 km/detik, menyebabkan ISS hanya bisa berada dilangit dalam hitungan detik hingga menit.  Tapi, bagaimana bisa ISS mengorbit Bumi? Bagaimana cara Bulan mengorbit Bumi atau Bumi mengorbit Matahari?

Bumi memiliki properti yang bernama gravitasi. Gravitasi merupakan gaya yang dapat menarik semua benda ke sumbernya. Ini mengapa kalian, rumah dan gunung bisa berpijak di permukaan Bumi.

Dalam fisika, jika ada benda yang bergerak, momentum benda itu membuat benda terus bergerak maju searah dengan gaya yang diterima. Jadi, saat melempar bola ke atas, bola itu tidak akan bergerak ke bawah, tapi akan bergerak ke atas searah dengan gaya yang diterima.



Lihat gambar di atas! Saat benda berada di dekat dengan Bumi, gravitasi Bumi akan menarik benda itu mendekati Bumi (dan gravitasi benda itu menarik Bumi juga). Tapi, saat benda bergerak, benda mencoba untuk terus bergerak maju lurus (karena momentum) tapi terus ditarik oleh gravitasi Bumi. Jika gaya mendorong benda keluar (momentum) dan mendorong benda kedalam (gravitasi) sama, maka benda tersebut akan mengitari Bumi yang kita sebut "mengorbit".

Untuk mengorbit, kita harus memiliki momentum yang tepat agar seimbang dengan gravitasi. Jika momentum kita terlalu lemah, maka gravitasi akan menang dan kita akan menabrak Bumi. Jika terlalu kuat, momentum akan menang dan kita akan meninggalkan Bumi. Karena itu, kita harus memiliki momentum yang tepat, atau jika ingin lebih simpel, kecepatan yang tepat. Kecepatan yang tepat ini disebut kecepatan orbital.

Kecepatan orbital berbanding lurus dengan besar gravitasi. Makin besar gravitasi yang dirasakan, maka besar pula kecepatan orbitalnya. Kecepatan orbital 400 km dari Bumi adalah 7,9 km/detik. Tapi di orbit geostasioner (35.000 km dari Bumi), kecepatan orbitalnya 3,1 km/detik. Karena makin jauh dari Bumi, makin kecil gravitasinya.

Kita tidak bisa mengorbit di jalanan. Ini disebabkan fakta bahwa permukaan Bumi tidak rata. Saat mengorbit, ada kemungkinan bisa tertabrak daratan yang lebih tinggi seperti gunung. Untuk memecahkan masalah ini, kita harus pergi ke puncak tertinggi di dunia, puncak Gunung Everest. Dengan mulai mengorbit dari sini, kita tidak akan tertabrak daratan yang lebih tinggi karena puncak gunung Everest merupakan daratan tertinggi di Bumi. Namun, kita tidak akan mengorbit dengan waktu lama dan tidak aman. Mengapa?

Ingat, Bumi memiliki atmosfer. Benda bergerak apapun akan melambat karena gesekan dengan atmosfer. Gesekan ini juga menimbulkan panas. Jadi saat mengorbit dari Gunung Everest yang masih berada di atmosfer, kecepatan kita akan melambat hingga menabrak Bumi dan terbakar selama proses itu. So, don't try this in atmosphere.

Karena itu, satelit hanya bisa mengorbit ratusan kilometer di atas permukaan Bumi karena di sana udara terlalu tipis untuk melambatkan satelit secara signifikan. Tapi, ada kesalahpahaman astronot berada tinggi di orbit atau di ISS melayang-layang karena tidak ada gravitasi di sana. Faktanya, gravitasi Bumi yang dialami ISS 90% dari gravitasi yang kita rasakan di permukaan Bumi. Jika tidak ada gravitasi di ISS, maka tidak ada gaya kedalam dan ISS akan terbang ke luar angkasa dan tersesat. Jadi, mengapa astronot melayang-layang seolah mengabaikan gravitasi. Itu merupakan pertanyaan yang akan kita jawab di lain hari.

Kesimpulannya, jika benda bergerak di dalam medan gravitasi, momentum benda dan gravitasi akan berlawanan satu sama lain. Jika besar gaya momentum dan gravitasi sama, maka benda itu akan mengorbit. Kecepatan yang diperlukan untuk mengorbit disebut kecepatan orbital yang sebanding dengan besar gravitasi. Tapi, kita hanya mengorbit di luar atmosfer Bumi agar terhindar dari gesekan atmosfer yang dapat melambatkan dan membakar kita.

Karena itu semua kita bisa berputar mengitari Bumi dan aman dan utuh.


Bagaimana Cara Mengorbit Bumi (dan objek lain)?

Gravitasi dapat melengkungkan ruang.

Astronomy Event - Ruang secara harfiah merupakan dimana objek-objek ada. Untuk lebih jelas, ruang merupakan dimensi yang menyediakan lokasi kehadiran suatu benda. Tanpa ruang, kita tidak mungkin ada dan memiliki lokasi.

Ruang ada dimana-dimana. Saat kalian duduk, menonton TV, membaca post ini atau berada di ISS, kalian berada di ruang. Ruang yang memberi kita tempat untuk hadir di alam semesta ini.

Lalu, dimensi ruang berapa yang kita tempati ini? Ruang tiga dimensi! Tapi kenapa kita tahu? Kenapa kita tidak berpikir bahwa semuanya berada di satu dimensi yang bergerombol hingga terlihat tiga dimensi? Jawabanya, kita tidak tahu. Kita hanya tahu bahwa alam semesta terlihat tiga dimensi.

Tapi, ruang tidak hanya statis, ruang bisa berubah juga! Ruang bisa melengkung jika adanya gravitasi, ruang bisa mengembang dan menyusut.

Setelah terjadinya Big Bang, alam semesta terus mengembang hingga kini. Namun, penjelasan itu tidak benar. Ruang di alam semesta yang mengembang. Itulah mengapa galaksi semakin jauh dari kita akibat jarak yang makin besar karena pengembangan ruang.

Jadi, kita bisa ada karena ruang yang menyediakan tempat untuk kita hadir. Jangan berharap kita hidup tanpanya, atau alam semesta kosong melompong yang membosankan.

Apa itu Ruang?


Hello Universe!

Terima kasih para pembaca (termasuk yang berada di luar Bumi) sudah membaca post-post di Astronomy Event. Tanpa kalian, Astronomy Event akan runtuh menjadi lubang hitam yang membosankan.

Astronomy Event sudah mengalami beberapa perubahan. Dan sekarang karena Project New 2015, Astronomy Event berubah lagi menjadi saat ini.

Post ini adalah sebuah tes, dan juga pengumuman.

Tahun 2015 merupakan tahun baru yang mungkin penuh akan kejutan. Pada tahun itu, kami mengusulkan untuk membuat akun Instagram dan bahkan channel YouTube! Ya! channel YouTube! Pikiran itu terlintas karena tidak banyak channel astronomi dari Indonesia di YouTube.

Di tahun 2015, kami akan membuat pengetahuan menjadi lebih menarik. Jadi, kami bubuhkan sedikit humor karena belajar itu tidak perlu yang formal.

Jadi, kepada alam semesta yang tak terbatas atau mungkin terbatas, Astronomy Event mulai hadir dengan wajah baru.

Sekian, koleksi atom yang bernama Admin N.

P.S.
Siapa itu sebenarnya Admin N jika kalian tanya?
Coming soon!

Hello Universe!


Astronomy Event - Objek apa yang paling terang di alam semesta? Banyak yang mengatakan bintang, bintang neutron dan pulsar. Namun semua itu salah. Jadi objek apa yang paling terang? Pertama, kita lihat dari magnitudo.

Magnitudo tampak merupakan tingkat kecerahan objek yang terlihat dari kita. Magnitudo itu logaritmik sehingga makin kecil angka magnitudo, makin besar kecerahannya. Namun, kita akan membicarakan tentang magnitudo mutlak, yaitu tingkat kecerahan suatu objek yang dilihat dari jarak yang sama (Dari jarak 32,6 tahun cahaya).

Magnitudo tampak matahari adalah -26,8. Tapi, magnitudo mutlaknya adalah 4,8.

Bintang paling terang yang pernah di temukan adalah R136a1. Bintang ini terletak di Awan Magellan Besar, sekitar 165.000 tahun cahaya dari Bumi. Magnitudo mutlaknya adalah -12,7 atau 8,1 juta kali lebih terang daripada matahari.

Untuk mencari objek paling terang, kita harus melihat ke objek paling gelap, lubang hitam. Lubang hitam sangat gelap, bahkan gelap sempurna. Ini disebabkan gravitasi lubang hitam sangat kuat hingga cahaya tidak bisa lolos dari gravitasinya.

Sebelum masuk ke dalam lubang hitam, materi akan membentuk piringan akresi.

Inti galaksi adalah lubang hitam supermasif dengan massa jutaan kali massa matahari. Saat inti galaksi memakan banyak materi, inti ini disebut inti galaksi aktif.

Tapi, saat inti galaksi (atau lubang hitam) memakan materi, misalnya bintang, materi itu akan berputar-putar membentuk sebuah piringan yang dinamakan piringan akresi. Piringan akresi ini berisi materi yang berputar-putar namun makin lama makin mendekati lubang hitam hingga dimakan oleh lubang hitam.

Materi di dalam piringan akresi menimbulkan gesekan antar materi yang sangat besar. Akibat gesekan ini, piringan akresi terpanaskan hingga suhu yang sulit untuk dimengerti. Karena itu, objek ini diberi nama yang spesial: Quasar (Quasi Stellar Radio Source)

Quasar memancarkan cahaya dengan intensitas sangat besar dengan magnitudo mutlak -26,7. Jika menempatkan quasar 32 tahun cahaya (302.535.696.384.000 km) dari Bumi. Maka  quasar itu akan seterang Matahari (Matahari hanya berjarak 150.000.000 km).

Blazar terjadi jika Bumi berada di area "muntahan" jet quasar, yang tunjukan di gambar paling bawah.

Saat memakan materi, inti galaksi aktif akan memuntahkan energi cahaya dan partikel berkecepatan sangat tinggi tegak lurus terhadap piringan akresi, disebut sebagai jet. Jet ini membawa cahaya dengan intensitas super tinggi. Jika jet ini mengarah tepat ke Bumi, maka akan menghasilkan cahaya terang di langit. Objek ini bukan quasar lagi, tapi sebuah blazar.

Blazar 3C 454.3 yang terdeteksi pada tahun 2005 memiliki magnitudo tampak -31,4, hampir seratus kali lebih terang daripada quasar. Dan blazar ini merupakan objek paling terang yang pernah ditemukan.

Kadang-kadang, untuk mencari objek paling terang di alam semesta, kita harus mencari objek paling gelap di alam semesta. Itulah Yin dan Yang


Objek Apa Yang Paling Terang Di Alam Semesta?

Kita bisa saja mengkontaminasi benda langit lain dengan mikroorganisme Bumi secara tidak sengaja.

Wahana luar angkasa Galileo belum pernah disterilkan

Astronomy Event - Dalam pos sebelumnya, kita bisa mengetahui bahwa kontaminasi balik merupakan masalah serius. Ada juga masalah serius yang agak mirip dengan hal itu, kontaminasi maju.

Kontaminasi maju atau kontaminasi kiriman merupakan kontaminasi organisme Bumi di benda langit lain karena terbawa oleh astronot atau wahana luar angkasa. Mengapa ini merupakan masalah serius? Untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Bisa saja organisme ini beradaptasi dan bermutasi hingga menjadi alien pintar yang berambisi menghancurkan Bumi. Itu pun hanya salah satu skenario buruknya.

Untuk mencegah kontaminasi maju, para ilmuwan mewajibkan sterilisasi wahana luar angkasa yang akan diluncurkan. 

Bagaimana dengan astronot? Kita merupakan rumah dari triliunan mikroorganisme yang sebagian besar penting untuk kehidupan kita, sehingga astronot tidak bisa disterilisasi. Ini pun merupakan masalah yang penting untuk dipecahkan karena mikroorganisme ini kadang-kadang keluar dari baju astronot. Kita pernah mengirim manusia ke Bulan, sehingga ada kemungkinan terjadi kontaminasi di Bulan.

Pernah dengar nama Galileo? Bukan, bukan Galileo Galilei, tapi wahana luar angkasa Galileo. Yap, wahana ini ditugaskan untuk meneliti Jupiter dan bulan-bulanya. Galileo mendapatkan data-data yang menakjubkan tentang Jupiter dan bulan-bulannya.

Tapi ada satu masalah, Galileo belum disterilisasi. Karena bulan-bulan di Jupiter kemungkinan mengandung air berbentuk cair, sehingga menjadi masalah. Untuk mencegah kontaminasi di bulan-bulan Jupiter, setelah misi Galileo selesai, wahana ini dengan sengaja ditabrakan ke Jupiter sehingga wahana itu hancur dan kehidupan yang mungkin ada di dalamnya mati (RIP. 21 September 2003, 18:57 GMT).

Membawa benda-benda termasuk manusia sendiri ke luar angkasa merupakan pencapaian yang luar biasa. Tapi, kita harus hati-hati saat melakukannya agar tidak terjadi sebaliknya.

Masalah Serius (Juga)! Kontaminasi Maju

Kehidupan mungkin saja berada di luar angkasa dan terbawa ke Bumi



Bakteri E.coli

Astronomy Event - Alien masih menjadi kontroversi. Mereka mungkin ada di luar Bumi atau mungkin kita hanya sendirian di alam semesta. Namun di Bumi, kita punya suatu pencegahan agar alien yang datang ke Bumi tidak menyebabkan dampak buruk bagi kita dan Bumi. Namun, yang kita bicarakan adalah alien mikroskopis.

Manusia patut berbangga saat kita mendaratkan manusia pertama di Bulan 45 tahun yang lalu. Dan saat misi Apollo 11 selesai, Neil Armstrong, Buzz Aldrin, dan Michael Collins kembali ke Bumi. Namun, pada saat ke Bumi mereka tidak memeluk keluarga mereka dan bergabung dengan parade publik. Tapi, mereka di karantina selama 3 minggu di Houston, Texas, AS. Kenapa mereka di karantina? Untuk menghindari kontaminasi balik lebih jauh.

Kontaminasi balik merupakan sebuah kontaminasi alien mikroskopis seperti bakteri dan virus di luar Bumi akibat alien ini terbawa oleh astronot atau wahana luar angkasa yang kembali ke Bumi. Namun, mengapa NASA tidak membiarkan alien ini menyebar ke dunia sebagai tanda "selamat datang di Bumi" kepada alien itu?

Alien mikroskopis ini bisa saja menyebabkan kejadian yang tidak di inginkan, misalnya alien ini dapat beradaptasi dengan lingkungan Bumi dan bermutasi hingga menyebabkan penyakit yang dapat menyebabkan kepunahan massal makhluk hidup, termasuk manusia.

Btw, metode karantina dilanjutkan oleh NASA setelah misi Apollo 11. Tapi saat misi Apollo 15, metode ini tidak dilanjutkan. Mungkin NASA sudah yakin bahwa tidak ada alien mikroskopis di Bulan.

Tapi masalah kontaminasi balik ini sangatlah serius karena menyangkut kehidupan di Bumi. Jadi kita tidak bisa bersantai-santai saat benda buatan kita kembali dari luar angkasa.

Masalah Serius! Kontaminasi Balik

Tembok ini merupakan struktur terbesar yang pernah di temukan.


Gugus galaksi masif MACS J0717.5+3745 yang dipotret oleh Hubble. Jumlah materi gelap yang signifikan (ditunjukan warna biru) mungkin sama dengan Tembok Besar Hercules-Corona Borealis.

Astronomy Event - Alam semesta sangat besar dan mengandung benda yang besar di dalamnya: Bulan, Bumi, Matahari, NML Cygni, Galaksi, superkluster galaksi (atau supergugus galaksi) dll. Tapi, benda apa yang merupakan yang terbesar di alam semesta?

Pada Oktober 2003, para astronom menemukan sebuah struktur masif yang dinamai Tembok Besar Sloan. Struktur ini merupakan tembok besar yang tersusun dari galaksi dan memiliki panjang 1,38 miliar tahun cahaya, sekitar 13.800 lebih panjang daripada Galaksi Bimasakti.

Mereka menyebutkan bahwa tembok besar itu merupakan struktur terbesar yang pernah ditemukan. Hingga 9 tahun kemudian, tahun 2012 astronom menemukan kelompok quasar besar yang memiliki panjang 2 miliar tahun cahaya.

November 2013, para astronom menemukan penemuan yang mengejutkan. Mereka menemukan sebuah struktur monster yang memiliki panjang 10 miliar tahun cahaya, lebar 7,8 miliar tahun cahaya dan tebal 900 juta tahun cahaya. Mereka menamainya dengan nama simpel (dan mungkin kurang kreatif) Tembok Besar Hercules-Corona Borealis. Walaupun sebenarnya struktur ini berada di 16 konstelasi.

Struktur yang memiliki panjang 1/9 diameter alam semesta yang bisa teramati ini merupakan sebuah struktur super yang terdiri dari galaksi atau mungkin sebuah filamen galaksi. Jarak tembok ini dari kita sekitar 10 miliar tahun cahaya berdasarkan pengamatan.

Namun tembok besar ini masih kontroversial.

Menurut prinsip kosmologis, distribusi materi dan energi secara acak di seluruh alam semesta atau entropi tidak memungkinkan untuk membentuk struktur besar seperti Tembok Besar Hercules-Corona Borealis. Harusnya galaksi lebih tersebar di alam semesta dan bukannya berkumpul hingga membentuk struktur sebesar itu.

Ada hal-hal lain yang meragukan kehadiran tembok besar ini. Dan saat ini, kehadiran tembok besar ini masih kabur. Setidaknya, kita bisa mengatakan bahwa alam semesta mempunyai tembok yang lebih besar daripada Tembok Besar Cina dan itu adalah Tembok Besar Sloan.

Tembok Besar Ini Jauh Lebih Besar Dari Tembok Besar Cina

Pada saat natal dan ramadhan, tingkat penerangan meninggi daripada hari-hari biasa.


Area hijau menandakan tingkat penerangan cahaya lebih tinggi dari biasanya, kuning tidak berubah, dan merah berkurang.

Astronomy Event - Libur panjang hampir tiba dan Natal pun hampir tiba juga. Natal merupakan salah satu saat yang terbaik dan menyenangkan bagi yang merayakannya. Dan berdasarkan pengamatan satelit, saat Natal, orang-orang meningkatkan penerangan kota.

Satelit Suomi NPP (atau National Polar Orbiting Partnership) menggunakan pengamatan inframerah untuk memotret perubahan penerangan cahaya di malam hari dari tahun 2012 hingga 2014.

Mengapa mereka melakukannya? Hal tersebut bertujuan untuk melihat hubungan antara acara keagamaan dengan penggunaan energi sehingga data yang diterima dapat dijadikan bahan diskusi perancangan kebijakan mengenai efisiensi energi di kota-kota.

Data menunjukan bahwa sebagian besar kota di Amerika Serikat terjadi peningkatan cahaya terjadi sejak Thanksgiving sampai Natal dan Tahun Baru.

Peningkatan cahaya di pusat kota bertambah 20-30%. Sementara peningkatan cahaya di pinggir kota (sub-urban) bertambah lebih tinggi daripada di pusat kota, 30-50%.

Saat Ramadhan, terjadi peningkatan penggunaan cahaya. Beberapa kota di Arab Saudi menunjukan peningkatan cahaya hingga 60-100% dari hari biasa. Puncak nyala cahaya ini terjadi saat Idul Fitri.

Sebaliknya, kota-kota di Irak mengalami penurunan cahaya. Ini disebabkan pembangkit listrik di Iran rentan.

Dengan data-data itu kita dapat melihat bagaimana cara energi bisa diefisiensikan secara maksimal, untuk kita semua, dan untuk masa depan yang bernyala cahaya terang.

Cahaya Liburan Natal dan Ramadhan

Alam semesta sangatlah besar, aneh dan gelap. Namun terbuat dari apa alam semesta?

Alam semesta

Astronomy Event - Alam semesta adalah segalanya: udara, kucing, CFC, Burj Khalifa, Gunung Krakatau, stratosfer, planet, bintang, galaksi, superkluster galaksi, dll. Namun jika alam semesta adalah segalanya, apakah berarti mengandung sesuatu yang kita tidak bisa lihat bahkan tidak kita ketahui? Secara teori, ya! Lalu apa itu? Kami tidak tahu.

Sejauh yang kita tahu, alam semesta terdiri dari ruang, waktu, partikel dan gaya. 

Ruang merupakan sebuah "tempat". Waktu adalah....... kita tidak tahu secara tepat, namun waktu adalah sebuah dimensi yang membuat semua bisa berubah. Partikel merupakan sebuah benda yang menempati ruang dan waktu. Dan gaya merupakan sebuah properti yang membuat partikel bisa bergerak dan berubah.

Namun masih ada misteri di antara semua itu, sehingga kita masih belum tahu secara pasti bagaimana alam semesta bekerja. Kita sebagai manusia memiliki kemampuan sangat kecil untuk memahami alam semesta.

Dalam beberapa waktu kedepan, Astronomy Event akan menjelaskan satu-satu kepada kalian. Mungkin kalian akan sedikit pusing dan mungkin pikiran kalian akan meledak, namun itulah pengetahuan alam semesta berinteraksi dengan kumpulan atom bernama otak (Kira-kira).

Jadi siapkan pikiran untuk beberapa minggu kedepan.

Terbuat Dari Apa Alam Semesta?

Rocket

Rp250.000,-   Rocket SEKALI INSTALL DI BLOGSPOT RATUSAN PRODUK SIAP HASILKAN UANG Senjata Para Pebisnis Affiliate TAHUKAH ANDA BAHWA - Siapa...

Subscribe Our Newsletter