Halaman

    Social Items

GMAIL

    Bagi mayoritas orang, mungkin membuat email merupakan hal yang sangat mudah. Bahkan, beberapa orang bisa memiliki lebih dari satu email. Hal tersebut dapat dipahami karena email telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam berkirim file atau dokumen. Namun, tidak sedikit juga orang yang belum tahu cara membuat email. Oleh karena itu, pada artikel ini, saya akan berbagi tentang cara mudah membuat email.

    Sebenarnya, banyak situs yang menyediakan fasilitas untuk membuat email. Salah satu yang paling dikenal dan banyak digunakan yaitu gmail. Gmail merupakan fasilitas dari google untuk saling berkirim surat dan file secara elektronik. Cara membuat email pada gmail ini sangat mudah. Silahkan anda ikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Masuk ke situs gmail. Caranya, klik di sini !

2. Jika laman tidak ditampilkan dalam Bahasa Indonesia, anda bisa mengubah pengaturan bahasanya di sudut kanan bawah laman tersebut.


3. Isi data anda dengan benar.

4. Setelah itu, beri centang pada kotak persetujuan yang menyatakan anda menyetujui Persyaratan Layanan dan Kebijakan Privasi Google.

5. Klik 'Langkah Beikutnya'

6. Dan terakhir, klik 'Lanjutkan ke Gmail'

7. Nah, sekarang akun email anda sudah bisa digunakan.

Cara Mudah Membuat Email di Google


Astronomy Event - Fomalhaut adalah bintang paling terang di rasi Piscis Austrinus (Ikan Selatan). Jaraknya relatif dekat, yaitu 25 tahun cahaya. Para ilmuwan dan astronom telah menemukan cincin debu yang mengelilingi bintang tersebut. Keadaan sistem bintang itu mirip dengan kondisi tata surya pada saat baru lahir. Saat meneliti gambar hasil dari kamera koronagrafi, Ilmuwan menemukan titik cahaya yang janggal di cincin debu tersebut. 

Astronom akhirnya mengindentifikasi titik cahaya itu sebagai planet baru yang bernama Fomalhaut b. Planet ini memiliki massa 3 kali lebih besar daripada massa Jupiter dan mengorbit bintang induknya dalam jarak 10,7 miliar km---sekitar 2,4 kali jarak Matahari-Neptunus. Planet ini juga diperkirakan memiliki cincin karena banyaknya materi yang dapat membentuk cincin pada sistem Fomalhaut dan massa planet yang besar.

Penemuan planet ini merupakan sebuah prestasi besar bagi Teleskop Hubble, karena Fomalhaut b adalah planet pertama yang ditemukan Hubble dengan cara pengamatan langsung.

Potret Semesta: Fomalhaut b



Astronomy Event - Alam semesta penuh akan keajaiban dan hal-hal yang menakjubkan. Salah satunya adalah rasi bintang. Sejak ribuan tahun lalu, manusia sudah mengetahui adanya suatu pola yang dibuat oleh bintang. Bintang-bintang terang membentuk sebuah pola yang mirip dengan singa. Maka dari itu, pola tersebut disebut sebagai rasi Leo. Bintang-bintang juga bisa membentuk sesuatu yang lain. Misalnya, teko.

Jika kita melihat pada Rasi Sagittarius (versi IAU), kita bisa melihat bentuk teko yang merupakan busur dari Sang Pemanah. Bentuk teko tersebut terkenal karena memiliki bintang-bintang terang seperti Kaus Australis (bintang paling terang dalam rasi Sagittarius. magnitudo 1,79) dan Nunki (magnitudo 2,05). Karena itu, teko ini dijadikan sebuah asterisme---yaitu sebuah pola yang dibentuk oleh bintang yang merupakan bagian dari satu konstelasi resmi atau lebih.


Tapi teko tersebut hanyalah sebuah pola yang terbentuk secara kebetulan oleh bintang. Itu bukanlah sebuah materi yang bisa dirasakan. Tidak ada teko ASLI yang melayang di luar angkasa. Tapi, apakah benar tidak teko asli melayang di luar angkasa?

Pada tahun 1952, seorang filsuf, Bertrand Russell menulis sebuah artikel pada majalah Illustrated (artikel tersebut belum pernah dirilis sebenarnya) ia mengusulkan bahwa ada sebuah teko yang mengorbit matahari diantara Bumi dan Mars dalam bentuk orbit elips. Teko tersebut dikenal sebagai Teko Russell.

Jika dipikir-pikir, rasanya itu adalah hal yang gila. Mana mungkin ada sebuah teko yang melayang-layang di luar angkasa, sementara saat itu, manusia belum meluncurkan satelit ke luar angkasa. Namun secara mengejutkan, ilmu pengetahuan mengatakan bahwa kehadiran Teko Russell tidak bisa dibuktikan tidak benar. Bukan karena Teko Russell benar-benar ada, namun karena sangat sulit dan bahkan mungkin mustahil untuk mencari bukti yang dapat digunakan untuk membuktikan ketidakhadiran teko ini. Mengapa?

Teko sangatlah kecil dibandingkan dengan objek langit lainnya seperti asteroid dan planet, ukurannya paling hanya sekitar 20 cm. Ukuran teko yang relatif sangat kecil ini membuatnya tidak bisa dilihat oleh teleskop terbaik kita. Kita membutuhkan teleskop yang memiliki diameter ratusan hingga ribuan kilometer untuk melihat Teko Russell dengan resolusi yang tajam. Teleskop tersebut tentunya agak mustahil untuk dibuat oleh manusia.

Mungkin kalian berkata, "Oke, lalu siapa peduli jika teko itu ada atau tidak. Toh, kehidupan akan terus berlanjut dengan damai."

Memang, namun analogi Teko Russell merupakan sebuah contoh bahwa manusia memiliki kemampuan sangat terbatas di alam semesta ini. Alam semesta sangatlah luas dan kita sangatlah kecil terhadapnya. Ilmu pengetahuan kita yang terlihat tidak ada apa-apanya dibanding luasnya ruang angkasa membuat ruang angkasa memiliki sangat banyak ketidakpastian dan ketidaktahuan bagi kita. 

Kita bisa mengklaim bahwa sebelum terjadinya Big Bang, alam semesta dihuni oleh seekor kucing garong. Dan hari ini para ilmuwan tidak bisa mencari bukti bahwa hal tersebut tidak benar. Karena beberapa waktu kemudian setelah Big Bang terjadi, alam semesta sangatlah kacau bahkan membuat matematika dan fisika tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi saat itu. Ini membuat suatu barikade yang menghalangi kita untuk mengetahui lebih jauh ke masa lalu. Dan kita memiliki kemampuan yang belum cukup untuk menembusnya.

Kita memiliki rasa penasaran yang sangat besar. Seperti rasa penasaran kita akan kehidupan di luar Bumi. Namun keterbatasan teknologi saat ini membuat kita belum bisa memuaskan rasa penasaran tersebut. Namun rasa penasaran itulah yang mendorong kita untuk menghancurkan keterbatsan-keterbatasan itu, memperluas jangkauan kita di alam semesta dan menjelajah lebih jauh.

Alam semesta memanglah sangat luas. Namun selagi rasa penasaran kita lebih besar darinya, kita bisa menjelajah lebih jauh dan pada akhirnya, menembus keluar batas alam semesta kita.

Jadi, tetaplah penasaran dan teruslah melihat ke atas.

Teko di Luar Angkasa

Galaksi Kecebong / Tadpole Galaxy | Kredit: NASA

Astronomy Event - Sejauh yang kita tahu, tidak ada galaksi yang mempunyai ekor. Dengan pengecualian terhadap galaksi yang satu ini. Galaksi yang bernama Tadpole Galaxy (atau Galaksi Kecebong) memiliki ekor yang panjang, bahkan lebih panjang daripada galaksi itu sendiri. Ekornya yang berwarna gelap dan terang merupakan suatu keindahan tersembunyi di konstelasi Draco.

Ekor galaksi ini lahir akibat tarikan gravitasi dari galaksi lain. Kedua galaksi tersebut mendekat pada jarak yang sangat dekat hingga merobek sebagian dari mereka. Salah satu hasilnya adalah sebuah ekor.  Ekor ini tidak akan berlangsung sangat lama karena lambat laun ekor ini akan mengumpul menjadi galaksi-galaksi satelit kerdil yang akan mengitari Galaksi Kecebong.

Tentunya, galaksi ini tidak akan berubah menjadi katak kosmik super raksasa.


Potret Semesta: Galaksi Kecebong


Akhirnya. Akhirnya!! Sebuah hari yang ditunggu-tunggu sejak lama sebentar lagi datang.

Dari kejauhan aku melihat sebuah pesawat ulang alik jenis terbaru buatan NASA. Desainnya cukup bagus dan agak berbeda dengan pendahulunya---seperti Endeavour dan Discovery. Bagian-bagian roketnya sudah di-upgrade untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan. Hal yang paling menakjubkan dari pesawat ulang alik tersebut adalah pelindung tabung nano-karbon---sebuah material yang lebih ringan dari baja namun 117 kali lebih kuat yang telah dipasang sebagai pelindung bagian vital pesawat. Namun bukan itu yang membuatku senang. Pesawat ulang alik itu akan membawaku ke pengalaman menakjubkan dimana untuk pertama kalinya dalam hidupku aku memasuki luar angkasa.

Cita-cita ini sudah kugantung sejak umurku 9 tahun. Aku makin yakin cita-citaku akan tercapai sejak melihat berita tentang misi statisun luar angkasa MIR dimulai. Dan sekarang cita-cita akan tercapai dalam 1 hari. Perjalanan dalam mencapai cita-cita tidaklah mudah. Sekitar 2 bulan lalu aku harus menghadapi latihan yang sangat berat. Misalnya, simulasi gaya-g nol yang bisa membuatmu muntah, latihan bawah air yang menyesakkan, dan latihan g-force yang bisa menyebabkan mual-mual parah dan pusing yang tak tertahankan.

Aku menoleh ke arah langit yang biru. Bagaimana rasanya berada di luar angkasa selama 102 hari. Aku juga membayangkan bagaimana rasanya hidup di dalam persingahan luar angkasa yang bernama Stasiun Luar Angkasa Internasional---atau ISS. Stasiun luar angkasa itu terbilang cukup tua dan sudah ada bagian yang sudah "terluka". Itu membuatku agak khawatir dengan misi ini, namun rasa itu masih jauh lebih kecil dibandingkan rasa gembiraku.

"Sedang menikmati waktu?"

Aku segera menoleh ke kiri. Ternyata suara itu berasal dari mulut Daniel Renner, orang Amerika Serikat yang menjadi rekanku dalam misi. Dia memiliki bakat dalam memperbaiki satelit. Dialah yang melakukan spacewalking jika suatu saat ada kerusakan pada stasiun luar angkasa. "Kau juga sedang menikmatinya juga kan?" balasku.

"Oh, tentu. Bagaimana bisa aku tidak menikmatinya. Apalagi pada saat hari besar," jawabnya.

Aku kembali menoleh kearah pesawat ulang-alik itu. "Ya. Benar-benar hari yang sangat besar dan berharga," kataku.

"Sebaiknya jangan disia-siakan, teman-teman." Suara itu bukan berasal dari Renner. Aku pun baru sadar bahwa Igor Zolotariov berada disebelahku. Igor adalah orang Rusia yang juga rekan dalam misi ini. Orang ini hampir tidak bisa dirasakan kehadirannya. Karena itu orang ini kadang membuat kaget orang-orang.

"Hei, hei. Kalian berdua sudah mengagetkanku, oke. Kalian bisa membuatku dibuang dari misi karena serangan jantung." kataku dengan sedikit kesal.

"Maaf, maaf. Tapi sebaiknya kita harus bersiap-siap untuk konferensi pers." kata Igor.

Konferensi pers akan dimulai jam 2 siang. Aku mengecek jam tanganku dan menyadari bahwa sekarang sudah jam 11---3 jam lagi menuju konferensi pers. Kitapun berjalan menuju gedung. Sesekali aku menoleh langit dan kembali menghayal.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Saya ingin bertanya, berapa lama kalian akan berada di luar angkasa?" tanya seorang wanita.

"Kita akan berada di luar angkasa, atau tepatnya menghuni ISS selama 102 hari. Memang tidak sepanjang misi kebanyakan astronot di ISS. Tapi kami akan senang hati melaksanakan misi ini," sahut Renner.

"Misi ini apakah misi yang spesial?" tanya wanita itu lagi.

"Ya, sangat spesial" kata Smith Jossman, direktur misi. "Kita akan memasang instrumen baru di ISS. Instrumen ini digunakan untuk eksperimen neutrino di luar angkasa. Jika eksperimen ini membuahkan hasil yang menarik, segera kita akan membuat teleskop neutrino di luar angkasa. Instrumen ini merupakan hasil kerja keras dan teknologi terbaru dari NASA. Jadi, kami berharap instrumen ini bisa bekerja sesuai yang kita inginkan. Makin spesial lagi karena mereka akan menuju luar angkasa dengan pesawat ulang alik terbaru kita, Outerland."

Sebetulnya, aku belum pernah melihat langsung instrumen tersebut. Aku hanya melihat gambar-gambarnya saja yang menunjukan bagian-bagian, fungsi-fungsi, dan nama instrumen tersebut: C-NEXT atau Cosmic Neutrino EXperimenT. Memang agak aneh mengapa kita bertiga belum diperbolehkan melihat langsung C-NEXT.

Aku dengan jelas bisa melihat beberapa orang mengetik-ngetik laptopnya atau memencet-mencet layar smartphone. Sepertinya mereka para penulis berita atau bahasa lainnya, jurnalis. Dulu sebelum adanya laptop, smartphone, dan internet, para jurnalis mencatat setiap kata-kata yang dikeluarkan narasumber di buku catatan kecil. 

Seorang laki-laki yang sedikit gemuk mengangkat tangannya. Direktur Jossman menunjuk laki-laki itu sebagai isyarat untuk laki-laki itu mengemukakan pertanyaannya. "Apakah misi ini bisa terjamin aman?" kata laki-laki itu.

Ya. Keluarlah pertanyaan yang ku tidak suka. Pertanyaan tentang keamanan misi membuatku makin merasa khawatir. "Apa maksudmu?" kata Direktur Jossman.

"Maksudku begini. 5 bulan lalu, ISS mengalami perubahan arah orbit secara mendadak. Walau perubahannya hanya merubah arah orbit 0,2 derajat dari arah semula, namun membuat beberapa alat eksperimen di dalam ISS rusak. Pada saat itu, ISS sedang berada di atas kota Samara, Sahara Barat. ISS akan berada di atas kota tersebut pada saat hari ke-15 setelah misi ini dimulai. Jika benar ada sesuatu di atas kota Samara---"

"Oke, cukup." potong sang direktur. "Tidak ada sesuatu di kota Samara atau kota dan wilayah yang lainnya. Tidak ada apapun. Perubahan arah orbit ISS hanyalah sebuah kesalahan sistem. Itu saja yang kami katakan."

Kekhawatiran meningkat. Hal ini hanya membuatku makin merasa tidak aman terhadap misi ini. Arrgh! Mungkin seharusnya aku tidak ikut konferensi pers. Pikiranku terus dibom dengan rasa khawatir hingga acara ini berhenti.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keesokan harinya aku kembali bersemangat, kembali gembira. Kekhawatiran ku sudah surut sejak malam kemarin. Aku juga mencium sedikit bau logam. Aku sedang berada di Outerland---tepatnya di bagian kokpit bersama dengan Igor yang duduk di kursi belakang dan Renner yang duduk di kursi yang berada di sebalah samping kiri kursiku. Rasanya agak tidak nyaman karena kami duduk dengan badan kami horizontal.

"1 menit menuju peluncuran."

Satu menit. Satu menit lagi. Semakin detik berjalan, semakin tegang perasaanku. Tapi aku harus menghilangkan ketegangan ini. Aku harus fokus. Ingat, pada saat roket meluncur, akselerasi tubuh kebawah akan meningkat sehingga tubuh terasa makin berat. Untuk menghadapinya, kita harus mempersiapkan tubuh. Tipsnya, tarik nafas dalam-dalam dan tahan.

"Hei, kau terlihat sangat tegang," kata Renner.

"Begitukah?" kataku.

Daritadi, aku tidak mendengar suara Igor. Jadi aku mengecek keadaannya. Igor hanya terdiam dan menundukkan kepalanya. Keringat-keringatnya berkucuran di wajahnya. "Sepertinya ada yang lebih tegang dariku." kataku. Sambil memunjuk Igor. Renner hanya tersenyum melihat Igor. Namun, aku tidak melihat rasa tegang dan panik dimuka Renner.

"Kau tidak takut? Ini akan agak menakutkan." tanyaku

"Oh, Henry. Aku pernah mengalami yang lebih menaktukan lagi." sahutnya.

"Apa maksudmu?"

"Peluncuran akan dimulai dalam 20...19...18...17...16."

Renner mengabaikan pertanyaanku. Apa yang sebenarnya ia katakan? Aku memang terkadang selalu tidak mengerti dengan perkataan orang Amerika. Namun, sepertinya perkataannya memiliki arti yang berbeda dan.. unik mungkin.

"...10...9...8..."

Aku mendengar gemuruh besar. Sepertinya roket sudah mulai menyala. Rasa panik dan tegang pun mulai meroket.

"Henry," kata Renner. "Mari kita taklukan peluncuran sialan ini."

Aku tidak pernah mendengar nada bicaranya yang seperti itu. Aku pun hanya bisa membalasnya dengan senyuman kecil dan anggukan kepala. Akupun menarik nafas dalam-dalam dan menahannya. Aku sudah siap. Sangat siap untuk menuju daerah dimana hanya ada kegelapan dan keajaiban yang tak terbayang. Dan aku sudah siap untuk menguak misteri tentang daerah yang diselimuti ketidaktahuan dan ketidakpastian.

"3...2...1...0."

Aku merasa badanku sedikit lebih berat. Semakin waktu berjalan, semakin berat tubuhku ini. Roket sudah meluncur dan yang kurasakan adalah rasa tidaknyaman dan rasa sakit. Aku bahkan bisa merasakan cairan dalam tubuhkan mengalir perlahan menuju pinggangku. 

Akhirnya, kita sudah berada di luar angkasa. Aku bisa melihat perbatasan antara atmosfer yang berwarna biru terang dan daerah gelap yang penuh dengan bintang. Akhirnya, cita-cita yang kugantung dan tak kulupakan selama lebih dari 30 tahun sudah kugapai. Seperti inikah rasanya berada di luar angkasa? Ah.. andai saja kedua orangtuaku masih hidup, mereka pasti sangat bangga. Mungkin mereka sekarang sedang bangga di dunia sana.

Renner menyalakan radio. "Kita sedang berada di orbit," katanya kepada radio.

Mungkin orang-orang di Pusat Luar Angkasa sedang bersorak gembira. Apalagi, pesawat ulang-alik jenis terbaru mereka berhasil meluncur ke luar angkasa untuk pertama kalinya. Jika aku diperbolehkan untuk bersorak ria, aku akan bersorak sekencang-kencang karena kegembiraanku yang meluap-luap.

Tiba-tiba aku melihat sebuah hal yang aneh dari kaca depan pesawat. Ada bagian dari pemandangan bintang-bintang terlihat terdistori. Terlihat seperti ada kaca berbentuk abstrak yang membuat bintang-bintang tersebut terdistorsi. Aku pun menoleh kearah Renner. "Renner," panggilku.

Aku melihatnya memandangi lekat-lekat layar kokpit. "Tunggu sebentar," katanya. "Arah Outerland berubah."

Apa? Aku memandangi layar kokpit. Arah orbit kita berubah! Tapi terlihat seperti pesawat ini ditarik ke suatu arah. Ke arah benda seperti kaca itu. Tiba-tiba arah Outerland berubah secara drastis. Pemandangan bintang berputar-putar. Aku bisa merasakan tarikan gravitasi. Apa yang sebenarnya terjadi?

Buru-buru aku mengatakan sesuatu di radio. "Kita punya masalah! Arah orbit Outerland berubah! Arah orbit Outerland berubah! Kita sepertinya ditarik ke arah sesuatu," kataku dengan volume keras kepada radio.

Outerland berputar dengan sangat cepat saat ini dan dengan sekilas aku bisa melihat seluruh pemandangan menjadi terdistorsi. Kegelapan mulai merasuki pandanganku. Sepertinya aku mulai sadar bahwa aku mulai kehilangan kesadaranku.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Aku mulai mendapatkan kesadaranku lagi. Cahaya yang remang mulai muncul di pandanganku. Rasa sakit yang hebat secara tiba-tiba menyerang tubuhku. Rasanya seperti pisau yang menusuk-nusuk tubuhku. Aku menyadari bahwa aku masih berada di kursi kokpit. Sepertinya aku harus berterimakasih pada sabuk pengaman ini. Dengan menahan rasa sakit, aku mencoba mengangkat kepalaku.  Aku menoleh kearah samping kiri ku. Tidak ada Renner di kursi kokpitnya. Sabuk pengamannya juga sudah lepas. Igor juga tidak ada kursinya dan sabuk pengamannya sudah lepas. Namun baru kusadari Igor sedang duduk di dinding kokpit, namun matanya tertutup. Apakah dia..... mati? 

Aku melihat ada cahaya yang menyinari lengan kirinya. Cahaya itu berasal dari kaca depan Outerland. Kaca itu sudah pecah dan mengungkapkan pemandangan tanah, batuan dan langit dengan jelas. Akupun bertanya-tanya dalam pikiranku. Kita mendarat di planet apa?



P.S.
Maaf jika ada beberapa kesalahan dan keanehan dalam cerpen ini. Dan juga maaf karena agak lama ngepostnya.

Other Planet: Part 1

Rocket

Rp250.000,-   Rocket SEKALI INSTALL DI BLOGSPOT RATUSAN PRODUK SIAP HASILKAN UANG Senjata Para Pebisnis Affiliate TAHUKAH ANDA BAHWA - Siapa...

Subscribe Our Newsletter