Halaman

    Social Items

"berapa waktu dibutuhkan cahaya bintang untuk sampai ke bumi?" - @naufalahd

Bintang selalu menghiasi langit malam menggantikan terangnya matahari, tapi seberapa jauh bintang itu?


Bintang-bintang yang berkilauan di langit malam

Astronomy Event - "Bintang kecil, di langit yang tinggi. Amat banyak, menghias angkasa. Aku ingin, terbang dan menari. Jauh tinggi ke tempat kau berada" Pasti kalian sudah tahu dengan lagu ini. Lagu "Bintang Kecil" ini mungkin mengingatkan kembali saat kita kecil. Namun apa kalian pernah bertanya seberapa jauh bintang yang ada di langit yang tinggi itu?

Bintang bukanlah sebuah titik terang, jika kita lihat dari dekat kalian akan menyadari bahwa bintang itu sebenarnya sebuah bola gas dan plasma super panas yang terdiri dari hidrogen, helium dan unsur lainnya.

Bintang tidak berada dekat dengan kita, tetapi mereka semua sangatlah jauh. Bintang terdekat dengan Bumi, Proxima Centauri berada pada jarak 4.3 tahun cahaya. Tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya selama 1 tahun, yaitu sekitar 9.450.000.000.000 Km (9,45 trilliun km).

Jika Proxima Centauri berjarak 4.3 tahun cahaya (artinya dibutuhkan 4.3 tahun untuk cahaya dari bintang itu sampai ke mata kita di Bumi), maka jaraknya dalam km adalah 9.45 trilliun x 4.3 = 40.6 trilliun km! dibutuhkan 15 juta tahun dengan mobil untuk sampai kesana dan dibutuhkan 11.000 tahun dengan wahana luar angkasa super cepat Voyager-1 (62.000 km/jam)

Namun itu jarak segitu belum ada apa-apanya dibanding bintang-bintang lain. Betelgeuse berada pada jarak 642,5 tahun cahaya (6 quadrillion km/6000 trilliun km) dari Bumi, VY Canis Majoris berada pada jarak 4892 tahun cahaya (46 quadrillion/46.000 trilliun km) dari Bumi, dan R136a1 (bintang termasif di alam semesta) berada pada jarak 165.000 tahun cahaya (1,56 quintillion/1,56 juta trilliun km) dari Bumi. Ada juga bintang yang lebih jauh daripada itu!!

Bintang masih bisa terlihat walaupun jaraknya sejauh itu karena mereka sangatlah terang, kebanyakan terangnya sekitar 1.000.000.000.000.000.000.000.000 terangnya lampu 100W!

Lagu "Bintang Kecil" mendeskripsikan bagaimana kecilnya bintang di langit karena mereka sangatlah jauh dan juga keinginan kita untuk pergi sejauh itu, menari diantaranya.

Bintang kecil, di langit yang tinggi
Amat banyak, menghias angkasa
Aku ingin, terbang dan menari
Jauh tinggi ke tempat kau berada

Seberapa Jauh Bintang-Bintang di Langit?

Jika gerhana menghiasi langit pada April 2014, bulan ini langit akan dihiasi oleh hujan meteor dan fenomena okultasi

Ilustrasi Okultasi Saturnus dan Bulan

Astronomy Event - Awal Mei ini, langit akan kebanjiran puncak hujan meteor Eta Aquarid. Di pertengahan bulan, fenomena langka yaitu okultasi planet Saturnus dan Bulan akan terjadi dan bisa dilihat diatas permukaan negara Indonesia.

3 Mei 06:00 WIB: Merkurius akan berada pada jarak terdekatnya dengan Matahari (Perihelion). Jaraknya dengan matahari adalah 0.3075 AU (46.125.000 km)

5-6 Mei: Puncak hujan meteor Eta Aquarid dengan rata-rata 55 meteor jatuh per jam (1 meteor per 65 detik)
6 Mei 17:22 WIB: Bulan berada di titik terjauh dengan Bumi (Apogee) dengan jarak 404.319 km dari permukaan Bumi.

7 Mei 10:15 WIB: Bulan berada di fase separuh awal

11 Mei 01:00 WIB: Oposisi Saturnus dengan Bumi. (Matahari-Bumi-Saturnus berada pada garis lurus)
11 Mei 20:31 WIB: Mars hanya berjarak 3.0 derajat dari Bulan (sekitar 6 kali panjang piringan Bulan) di langit (berada di langit timur pada konstelasi Virgo)

14 Mei 17:41 WIB: Akan terjadi okultasi Saturnus dengan Bulan di langit timur (Hanya bagian selatan dari provinsi DI Yogyakarta bisa melihat fenomena ini)

15 Mei 02:16 WIB: Bulan purnama

16 Mei 21:00 WIB: Venus berada pada titik terjauh dari Matahari (aphelion) dengan jarak 109.500.000 km dari permukaan gas dan plasma hidrogen dan helium Matahari.

18 Mei 18:58 WIB: Bulan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi (perigee) dengan jarak 367.099 km dari Bumi.

21 Mei 19:59 WIB: Bulan berada pada fase separuh akhir

24 Mei: Kemungkinan terjadi badai meteor (meteor storm). Pada dini hari, Bumi akan berada di jalur puing-puing komet P/209 LINEAR. Hal ini dapat menyebabkan ledakan singkat yang intens dan diperkirakan menjadi hujan meteor paling intens selama satu dekade ini.

25 Mei 22:43 WIB: Venus hanya berjarak 2.3 derajat dari Bulan (sekitar 4.6 kali panjang piringan Bulan)

29 Mei 01:40 WIB: Bulan akan berada pada fase bulan baru. Bulan tidak akan terlihat sepanjang hari itu.

Sepanjang bulan: Jupiter akan berada sedikit jauh dari kaki langit di langit timur pada matahari sepenuhnya terbenam.

Ada Apa di Langit Mei 2014?


Gerhana matahari total akan terjadi 9 Maret 2016 yang terpusat di Kabupaten Bangka Tengah

Ilustrasi Gerhana Matahari Total

Astronomy Event - Kepala Penelitian dan Pengembangan Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hendro Setyanto mengemukakan gerhana matahari total akan terjadi di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung pada 2016.

"Berdasarkan penelitian kami, gerhana matahari total terjadi pada 9 Maret 2016 dan kami menjadikan Kabupaten Bangka Tengah sebagai pusat pengamatan fenomena alam ini," ujarnya di Koba, Kabupaten Bangka Tengah.

Ia menjelaskan, gerhana matahari total tersebut bakal terjadi sekitar pukul 07.22 WIB dan Bangka Tengah merupakan titik pantau yang paling strategis karena memiliki hamparan pantai yang cukup luas dan panjang.

"Ini merupakan gerhana matahari total yang kedua kali terjadi di Bangka Belitung setelah pada 1988. Lintasannya adalah Pulau Sumatera, Sulawesi hingga ke Kalimantan," ujarnya

Menurutnya, setelah gerhana matahari total pada 2016 tidak akan ada lagi kejadian serupa hingga 40 tahun ke depan.

"Seluruh rakyat Indonesia bisa melihat gerhana matahari, tetapi gerhana matahari total terpusat di Bangka Tengah ini," ujarnya.

Biasanya, menurut dia, fenomena alam berupa gerhana matahari total selalu menarik perhatian para wisatawan lokal dan mancanegara karena merupakan momentum paling menakjubkan untuk diabadikan dalam bentuk dokumentasi.

"Setidaknya pemerintah daerah bisa mengambil keuntungan dari peristiwa alam ini untuk menarik minat wisatawan datang ke Pulau Bangka," katanya.

Menurut dia, gerhana matahari total juga bisa dilihat masyarakat di Kabupaten Bangka Barat karena juga memiliki hamparan pantai yang cukup panjang.

"Bagi sebagian warga ada beberapa mitos yang muncul dalam menyikapi gerhana matahari ini, namun dalam bahasa kami itu adalah kearifan lokal yang mesti disikapi dan dikemas dengan baik sehingga menjadi daya tarik tersendri bagi daerah," ujarnya lagi.


Sebagai informasi, seluruh warga wilayah Jabodetabek dapat melihat gerhana ini dengan persentase penutupan piringan matahari sebesar 85-90%.
(Sumber: Okezone.com)

Tahun 2016, Gerhana Matahari Total Akan Terjadi di Indonesia

Kemarin (29 Apr 2014) terjadi gerhana matahari sebagian di Indonesia bagian selatan dan Australia

Gerhana matahari sebagian di kota Adelaide, Australia Selatan | NASA

Astronomy Event - Gambar di atas adalah pemandangan piringan matahari yang tertutup sebagian oleh bulan kemarin di langit kota Adelaide, Australia. Jika kalian lihat secara seksama, akan terlihat tiga burung yang terbang di udara.

Fenomena itu terlihat sebagai gerhana matahari sebagian di langit Australia dan Indonesia bagian selatan. Sedangkan di sedikit bagian Antartika, bulan akan tepat di depan piringan matahari dan terlihat sebagai gerhana matahari cincin.

Gerhana matahari akan terjadi pada tanggal 23 Oktober 2014. Gerhana akan terlihat sebagai gerhana matahari sebagian di atas langit Amerika Utara.

Gerhana Matahari Sebagian di Langit Adelaide

Satelit ini berukuran sebesar biskuit. Ia hanya terdiri dari microcontroller, transceiver dan panel surya untuk pembangkit energi


KickSat, satelit terkecil di dunia, hanya sebesar sepotong biskuit. | Zac Manchester
Astronomy Event - Setelah bertahun-tahun melewati tahap perencanaan dan beberapa kali penundaan, sekitar 100 satelit mini buatan Cornell University, Amerika Serikat berhasil menunjukkan pada dunia bahwa satelit luar angkasa yang paling sederhana sekalipun bisa dibuat.

Cukup menggunakan laptop, antena dan beberapa perangkat dasar, penggemar antariksa bisa mendengarkan sinyal yang dikirimkan oleh satelit sebesar biskuit. Satelit-satelit itu lepas landas 18 April lalu, menumpang roket SpaceX Falcon 9 sebagai bagian dari misi CRS-3 NASA.

Ia kini berada di orbit dan tengah mengitari Bumi. Masih berada di dalam pesawat induknya, satelit-satelit ini akan dilepaskan pada 4 Mei mendatang dan menjadi pesawat ruang angkasa terkecil yang terbang bebas.

Sprites, atau satelit-satelit itu merupakan buah dari project yang diketuai oleh Zac Manchester, dan disebut dengan KickSat. Sebagai sebuah satelit, ia hanya memiliki komponen mendasar, yakni microcontroller, transceiver, dan panel surya untuk pembangkit energi.

Untuk mendanai pembuatan satelit, Manchester mengikuti program Kickstarter di tahun 2011 lalu. Sebanyak 300 relawan bersedia mensponsori KickSat dan mereka diperkenankan untuk mengirimkan sinyal apapun yang mereka inginkan dari KickSat, misalnya inisial atau pesan bagi orang terkasih mereka.

Sprites itu masih  tersimpan di sebuah CubeSat, satelit kecil yang biasa digunakan dalam penelitian ruang angkasa. CubeSat berada di kapsul yang terpisah dengan shuttle yang akan terus bergerak menuju International Space Station. CubeSat yang menyimpan KickSat berada di urutan kedua untuk dilepaskan di angkasa.

Jika tidak ada aral melintang, hari besar untuk KickSat akan jatuh pada 4 Mei. Di hari itu, KickSat akan mulai mentransmisikan sinyalnya.

Satelit Seukuran Biskuit Ini Siap Diluncurkan

Rencananya, perangkat tersebut akan diluncurkan ke ruang angkasa pada akhir tahun ini.


Kedua kamera dipasang di salah satu lengan Stasiun Ruang Angkasa Internasional, ISS (NASA).

Astronomy Event - National Aeronautics and Space Administration (NASA) sedang mengerjakan proyek ambisius bersama Google. Rencananya, dalam waktu dekat ini NASA akan membawa purwarupa Project Tango ke luar angkasa. Project Tango adalah teknologi ponsel pintar yang bisa memetakan daerah sekitarnya secara tiga dimensi hasil kreasi Google. 

Nantinya, smartphone Project Tango akan diintegrasikan dengan sebuah robot yang bernama NASA SPHERES sehingga memiliki kemampuan untuk mendeteksi Bumi dan sekitarnya. Tak hanya itu, serangkaian sensor juga akan ditanam ke dalam NASA SPHERES agar robot rancangan NASA tersebut dapat melayang di sekitar International Space Station (ISS).

Selama percobaan, robot tersebut sudah dapat melakukan navigasi dasar ke beberapa bagian ISS dengan menggunakan ultrasound dan pendeteksian inframerah. Ke depannya, dengan membekali metode deteksi yang lebih rinci ke dalam Project Tango, NASA berharap robot tersebut dapat menjelajah dari stasiun satu ke stasiun lainnya dan navigasinya dapat berjalan secara otomatis.

Terry Fong, Director of the Intelligent Robotics Group di NASA Ames Research Center mengatakan, ekperimen ini semata-mata bertujuan untuk membantu manusia ketika melakukan penelitian atau menjalankan sebuah aktivitas di ruang angkasa. Google dan NASA telah melakukan serangkaian pengujian untuk melihat bagaimana robot bersama Project Tango bekerja di lingkungan gravitasi nol. Rencananya, perangkat tersebut akan diluncurkan ke ruang angkasa pada akhir tahun ini.

Berbicara mengenai pengiriman sebuah smartphone ke luar angkasa, Project Tango bukanlah produk pertama Google yang dikirim oleh NASA ke ISS. Pada tahun 2011, NASA juga pernah menerbangkan Nexus S bersama sebuah robot berbentuk bola yang juga ditanaman serangkaian sensor di dalamnya.
(Sumber: National Geographic Indonesia)

NASA dan Google Memetakan Angkasa Secara 3D Dengan Smartphone

Ilustrasi wahana antariksa Spirit

Astronomy Event - Apa pencapaian terbesar umat manusia dalam sejarah? Salah satu yang pantas disebut adalah keberhasilan manusia melaksanakan misi antariksa, baik mendarat langsung maupun mengirimkan wahana antariksa.

Dari sekian wahana antariksa yang dikirim, salah satu yang melegenda adalah wahana antariksa Spirit. Wahana itu meluncur dari Cape Canaveral, Amerika Serikat, pada 10 Juni 2003, dan tiba di kawah Gustrev, Mars, pada 4 Januari 2004.

Penjelajahan dan riset oleh Spirit telah membuahkan banyak hasil. Wahana seberat 185 kg ini menemukan konsentrasi silika di Mars. Spirit juga menjadi robot pertama yang mendaki bukit di planet lain. Wahana tersebut juga mengirimkan foto-foto menarik tentang planet merah.

Sementara banyak hasil sudah diketahui, tak banyak orang tahu apa yang terjadi sebelumnya. Bagaimana perjalanan Spirit dari Bumi ke Mars? Bagaimana orang-orang dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bekerja di belakang misi ini?

Sebuah video berdurasi 6 menit 32 detik memotret hal-hal yang tak terungkap dari misi Spirit. Video menyuguhkan proses Spirit meluncur dengan roket Delta II 7925, menempuh perjalanan epik melewati wilayah antara Bumi dan Mars, dan pendaratannya. Berikut videonya.


Video mengungkap beberapa hal, di antaranya proses peluncuran wahana antariksa yang terdiri dari proses peluncuran, perjalanan (cruise), pendekatan (approach) ke obyek target, hingga pendaratan.

Dalam detik-detik awal video, diperlihatkan bagaimana Spirit bersama roket pendorongnya meluncur. Setelah meluncur, trayek Spirit mulai diarahkan ke Mars dan komponen roket peluncur mulai memisah.

Setelah proses itu, Spirit memasuki tahap cruise. Selama perjalanan, Spirit berputar dengan kecepatan 2 rpm, dengan antena mengarah pada Bumi dan panel surya mengarah pada Matahari guna memungkinkan komunikasi dan mendapatkan energi.

Periode cruise berakhir 45 hari sebelum pendaratan. Selanjutnya, wahana memulai periode pendekatan ke Mars. Hingga akhirnya, pada 4 Januari 2004 atau 7 bulan setelah peluncuran, Spirit memulai tahap pendaratan.

Saat pendaratan, total massa wahana dan perlengkapan pendaratannya adalah 827 kg. Kecepatan perjalanan sendiri adalah 19.300 km/jam. Komponen aeroshell kemudian membantu pendaratan dengan memperlambat kecepatan hingga 1600 km/jam.

Parasut kemudian dibuka ketika pendaratan kiat dekat. Komponen ini kemudian memperlambat kecepatan Spirit hingga 300 km/jam. Selama periode pendaratan, tim di Bumi terus menerima sinyal yang memungkinkan mereka mengetahui kesuksesan pendaratan.

Pada ketinggian 100 meter dari permukaan Mars, sebuah retroroket membantu pendaratan dan sebuah airbag kemudian membungkus wahana. Spirit mendarat di Mars dengan kecepatan 50 km/jam. Wahana yang dibungkus airbag itu awalnya berguling-guling di permukaan Mars.

Setelah berhenti berguling, airbag membuka dan Spirit pun keluar. Panel surya pada wahana Spirit mulai memanen energi. Selanjutnya, wahana ini berdiri tegak dan memotret lingkungan Mars serta mengirimkannya ke Bumi. Berikut potret pertama wahana Spirit.
NASAFoto pertama wahana antariksa Spirit yang diambil pada 4 Januari 2004, menunjukkan lingkungan kawah Gustev.

NASA menyatakan bahwa misi Spirit berakhir pada 25 Mei 2011. Kontak terakhir wahana tersebut dengan tim peneliti di Bumi adalah 22 Maret 2010. Total jarak penjelajahan yang ditempuh Spirit 7,73 km. Wahana menjalankan misi lebih lama dari yang ditargetkan.

Meski misi Spirit berakhir, bukan berarti penjelajahan Mars berakhir pula. Kini, masih ada wahana antariksa Opportunity dan Curiosity yang terus menyelidiki lingkungan Mars, berusaha menguak apakah Mars memang layak dihuni dan punya kehidupan.
(Sumber: Kompas.com)

Video Ini Ungkap Perjalanan Spirit dari Bumi ke Mars

Divisi riset militer AS telah mengembangkan teleskop luar angkasa baru


Astronomy Event - Divisi riset militer Amerika Serikat yang dikenal dengan nama Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) baru-baru ini mengembangkan teleskop luar angkasa.

Teleskop luar angkasa bisa menjepret gambar Bumi dalam detail resolusi tinggi. Desain perangkat teleskop ini disebut juga sebagai Membrane Optical Imager for Real-Time Exploitation atau MOIRE.

Teleskop buatan DARPA ini akan ditempatkan pada ketinggian sekitar 38.000 Km. Ketinggian orbit ini merupakan ideal untuk satelit komunikasi.

Larry Gun, manajer program MOIRE mengatakan, optik membran memungkinkan bagi DARPA untuk menyesuaikan ukuran teleskop beresolusi tinggi dalam paket lebih kecil dan lebih ringan.

Ia mengatakan, teleskop ini menjadi terobosan karena ilmuwan menyematkan bahan-bahan tertentu pada desain optik. Sehingga, biaya produksi lebih dapat dipangkas tanpa mengabaikan kualitas.

"Kami berharap penelitian kami juga bisa membantu mengurangi biaya keseluruhan dan memungkinkan untuk menggunakan kendaraan peluncur yang lebih kecil dan lebih murah," jelas Larry.

(Sumber: Okezone.com)

DARPA Kembangkan Teleskop Luar Angkasa

Selasa, 29 April 2014, fenomena gerhana matahari sebagian akan tampak di langit Bumi.
Ilustrasi: Gerhana Matahari sebagian.
Astronomy Event - Setelah gerhana Bulan menyapa pada Selasa, 15 April 2014, Indonesia akan disapa gerhana Matahari. Kapan? Akhir bulan nanti, pada 29 April 2014.

Wilayah selatan Indonesia bisa menyaksikan fenomena ini, yaitu sekitar 60 kabupaten/kota dalam 6 provinsi. 6 provinsi tersebut adalah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. 

Dengan demikian, wilayah itulah yang bisa menyaksikan gerhana Matahari. Bentuk gerhana Matahari yang bisa disaksikan sendiri adalah gerhana Matahari sebagian.

Berdasarkan prediksi Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), periode gerhana Matahari akan terjadi antara pukul 10.52 WIB hingga 15.14 WIB.

Namun, gerhana sendiri tak akan terlihat selama itu. Prediksi waktu persis gerhana bisa tampak dari wilayah Indonesia kini tengah diolah.

Tempat terbaik untuk mengamati gerhana Matahari adalah wilayah utara Antartika.

Meski demikian, bukan gerhana Matahari total yang akan terjadi, melainkan gerhana Matahari cincin.


Diagram terjadinya gerhana Matahari cincin. Jarak antara Matahari dan Bumi relatif jauh sehingga umbra tidak mencapai Bumi. Akibatnya, terjadi gerhana Matahari cincin di wilayah perpanjangan umbra (antumbra).
Gerhana Matahari cincin terjadi ketika Bulan berada di antara Matahari dan Bumi. Namun, jarak antara Matahari dan Bumi terlalu jauh.

Karena jarak yang terlalu jauh, bayang-bayang inti Bulan tak jatuh langsung ke Bumi, tetapi di satu titik antara Bulan dan Bumi.

Bila bayang-bayang inti Bulan jatuh ke Bumi, yang terjadi adalah gerhana Matahari total.

(Sumber: Kompas.com)

Gerhana Matahari Sebagian Akan Terjadi Akhir April Ini

Radiasi di angkasa bisa memicu reaksi kimia. Beberapa di antaranya kemungkinan memproduksi molekul penting bagi biologi, seperti vitamin B3


Kabut menakutkan yang merupakan nebula NGC 1999. (NASA and The Hubble Heritage Team [STScI]/National Geographic).

Astronomy Event - Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan peneliti asal Pennsylvania State University, Amerika Serikat, vitamin B3 yang dimiliki oleh bumi di masa itu kemungkinan dipasok oleh meteorit yang kaya akan karbon. Hasil studi ini mendukung teori bahwa kehidupan di bumi dibantu kehadirannya oleh pasokan molekul-molekul penting yang dibuat di luar angkasa dan dibawa ke bumi oleh komet dan meteor.

“Sulit untuk menilai hubungan antara meteorit dan asal muasal kehidupan. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa vitamin B3 bisa saja diproduksi secara non biologis oleh bumi di masa lalu. Tetapi bisa juga sumber vitamin B3 lain ikut membantu,” kata Karen Smith yang mengetuai penelitian.

Menurut laporan yang dipublikasikan di jurnal Geochimica et Cosmochimica Acta, ini juga bukan kali pertama vitamin B3 ditemukan di meteorit. Pada tahun 2001 lalu, tim peneliti yang diketuai oleh Sandra Pizzarello dari Arizona State University menemukan vitamin B3 bersama molekul terkait yang disebut pyridine carboxlic acid pada meteor yang jatuh di Danau Tagish, Kanada.

Dalam studi yang didanai oleh NASA, Smith dan timnya menganalisa sampel-sampel dari delapan meteorit yang kaya akan karbon, disebut carbonaceous chndrites tipe CM-2. Mereka menemukan vitamin B3 pada level mulai dari 30 sampai 600 parts per billion.

Para peneliti memperkirakan, system tata surya terbentuk saat sebuah awan pekat yang terdiri dari gas, debu dan serbuk es musnah akibat gravitasinya sendiri. Gumpalan debu dan es dikumpulkan ke dalam komet dan asteroid. Sebagian berbenturan dan membentuk objek sebesar bulan atau planetesimal. Sebagian lain pada akhirnya bergabung memebntuk planet-planet.

Luar angkasa sendiri dipenuhi oleh radiasi dari bintang-bintang terdekat dan juga kejadian dahsyat seperti ledakan bintang atau materi-materi dari black hole. Radiasi ini bisa memicu reaksi kimia di awan (nebula) yang membentuk system tata surya dan beberapa reaksi tersebut kemungkinan memproduksi molekul penting bagi biologi, seperti vitamin B3.

Ke depan, tim peneliti berencana untuk melakukan studi lebih lanjut terkait susunan kimia di luar angkasa pada kondisi yang lebih realistis untuk memahami lebih lanjut bagaimana vitamin B3 bisa terbentuk pada serpihan es di luar angkasa.
(National Geographic Indonesia)

Vitamin B3 di Bumi Berasal dari Luar Angkasa?

Planet yang baru ditemukan tampak bisa menampung kehidupan, menurut sekelompok astronom internasional.


Interpretasi atas planet Kepler-186f (NASA).
Astronomy Event - Tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Sebuah planet yang baru ditemukan tampaknya pas untuk menampung kehidupan, menurut sekelompok astronom internasional.

Mengorbiti sebuah bintang yang berjarak sekitar 500 tahun cahaya, planet yang disebut Kepler-186f itu berukuran mirip dengan Bumi. Ia mengorbiti bintang pada jarak yang tepat untuk air di permukaan, yang penting untuk kehidupan.

Namun planet itu tidak serupa dengan Bumi, menurut ilmuwan keplanetan NASA Elisa Quintana.

"Lebih kepada sepupu Bumi, bukan kembaran Bumi. Karakteristiknya sama, namun bintang induknya sangat berbeda," ujarnya.

Kepler-186f mengorbiti bintang yang lebih kecil dan lebih dingin daripada matahari kita.
Namun, dalam tulisan pada jurnal Science, para astronom mengatakan planet tersebut tampak relatif lebih dekat dibandingkan dengan sebagian besar ratusan planet yang telah ditemukan selama ini.

Beberapa adalah planet raksasa berselimut gas dengan atmosfer yang tebal, sementara yang lainnya mengorbit terlalu dekat dengan bintang mereka dan terlalu panas untuk kehidupan.

Dua planet yang ditemukan tahun lalu ada pada orbit yang tepat dan dapat menjadi kandidat-kandidat bagus bagi kehidupan, ujar Quintana, namun ukurannya lebih besar daripada Bumi.

"Untuk pertama kalinya, kita dapat mengatakan bahwa kita sekarang memiliki planet yang berukuran sama dengan Bumi dan mengorbit dalam zona bintang yang dapat ditinggali," ujarnya.

Langkah berikutnya adalah untuk mencari jejak-jejak kehidupan di atmosfer-atmosfer dunia yang jauh ini. Hal ini memerlukan teleskop antariksa yang lebih canggih. Namun pengurangan anggaran mengancam misi tersebut.

Meski demikian, Quintana yakin saat teleskop generasi mendatang dapat diluncurkan, manusia akan menemukan bahwa mereka tidak sendiri di alam semesta ini.
(National Geographic Indonesia)

Kepler-186f, Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Tanpa kita sadari, setiap saat atmosfer kita terus terlepas dari Bumi ke luar angkasa, dengan kata lain berkurang!

Atmosfer Bumi

Astronomy Event - Bumi kita dikelilingi oleh lapisan tipis udara yang membuat kita tetap hangat, memungkinkan cuaca terjadi dan pada dasarnya membuat kehidupan di Bumi ada. Tapi, lapisan berharga sebenarnya terlepas ke luar angkasa setiap detik.

Untungnya pelepasan atmosfir itu sangatlah lambat, karena benda apapun baik molekul gas, roket atau kucing untuk terlepas dari gravitasi bumi dan meninggalkan bumi dibutuhkan kecepatan 11 km/detik (34 kali kecepatan suara).

Dibutuhkan energi setara dengan 1 ton TNT untuk membuat satu orang meninggalkan bumi (sebenarnya dibutuhkan lebih banyak energi daripada itu karena adanya gesekan dengan udara) dan dibutuhkan lebih sedikit energi untuk benda yang lebih ringan (Misalnya, 100 kg TNT untuk seekor kucing).

Namun, jenis gas yang biasanya terlepas ke luar angkasa hanyalah hidrogen dan helium (elemen paling ringan di alam semesta). Ada beberapa cara hidrogen dan helium untuk melepaskan diri dari bumi.

Beberapa hidrogen dan helium di bagian atas atmosfer hanya menyerap energi dari sinar matahari hingga cukup untuk melepaskan diri ke luar angkasa.

Hidrogen dan helium yang bermuatan listrik akan terjebak medan magnet bumi saat melepaskan diri dari bumi. Kadang-kadang gas bermuatan berkecepatan tinggi ini menabrakan molekul netral dan mencuri elektronnya sehingga tidak akan terpengaruh medan magnet dan akhirnya terlepas ke luar angkasa.

Medan magnet bumi terus melemah karena hantaman angin matahari (aliran plasma yang berasal dari matahari kita). Partikel bermuatan yang terjebak ini akan bebas karena berada di bagian medan magnet bumi yang kekuatannya terlalu lemah untuk menjebak partikel bermuatan.

Jika bumi tidak memiliki medan magnet, maka nasib Bumi akan seperti Mars. Mars memiliki medan magnet yang sangat lemah, sehingga angin matahari terus-menerus menerjang dan meniup jauh atmosfer Mars ke luar angkasa.

Bahkan dengan medan magnet, bumi kehilangan 1 meter kubik hidrogen setiap detik. Tidak perlu khawatir, karena dibutuhkan miliaran tahun untuk semua hidrogen di atmosfer bumi terlepas ke luar angkasa.

Mungkin di masa depan seseorang akan melihat bumi dan bertanya, sama seperti yang kita lakukan kepada Mars sekarang: "Apakah pernah ada kehidupan di planet ini?"

Atmosfer Bumi Terus Berkurang!

Standar kesehatan yang ada saat ini tidak memungkinkan untuk mengirimkan manusia ke Mars


Astronot yang akan menjalankan misi ke Mars butuh teknologi yang lebih maju untuk melindungi dari radiasi dan mempercepat perjalanan sehingga paparan radiasi bisa dikurangi (NASA)
Astronomy Event - Masalah kesehatan adalah masalah yang harus segera diatasi jika ingin mengirimkan manusia ke Mars. Untuk itu, pengiriman manusia ke planet tersebut membutuhkan pengawasan tingkat tinggi.

"Misi seperti ini kemungkinan akan mengekspos para awak pada risiko yang jauh di luar batas standar kesehatan yang ada dan juga berbagai risiko yang belum diketahui, dipastikan, bahkan belum bisa diprediksi," sebut laporan Institute of Medicine (IOM).

Saat ini, astronot dikirimkan ke orbit rendah Bumi dan mereka menghabiskan waktu tiga sampai enam bulan di stasiun ruang angkasa ISS. Namun perjalanan ke Mars membutuhkan waktu 18 bulan.

NASA menyatakan bahwa pengiriman manusia ke Mars akan dilakukan pada dekade 2030-an

Risiko kesehatan dari misi jangka pendek di ruang angkasa, yaitu mual-mual, pandangan kabur, lemas. Dalam jangka panjang bisa terjadi adalah kanker dan hilangnya massa tulang yang berujung kepada osteoporosis.

Mengingat risiko yang tidak pasti akibat perjalanan lebih jauh ke luar angkasa, NASA telah meminta IOM untuk mengembangkan panduan untuk misi penerbangan manusia ke luar angkasa. "Komite melihat standar kesehatan yang ada saat ini tidak memungkinkan," sebut laporan IOM.

IOM juga menolak adanya standar keamanan terpisah untuk misi ke Mars. Mereka menyimpulkan, satu-satunya pilihan adalah memberikan pengecualian terhadap standar kesehatan yang ada saat ini. "Namun, pengecualian harus kejadian yang langka dan hanya timbul pada kondisi tertentu," sebut IOM.

Astronot juga harus diperkenankan oleh NASA untuk memutuskan apakah akan berpartisipasi, memilih misi yang akan dijalankan dan mencari keseimbangan antara risiko dan keuntungan dari misi yang akan dijalankan. Pemberian kesempatan yang adil bagi para kru dan layanan medis seumur hidup juga harus disediakan.

"Eksplorasi ruang angkasa telah menggeser batas risiko kesehatan dan hidup para astronot," kata Jeffrey Kahn, peneliti dari John Hopkins Berman Institute of Bioethics, Baltimore, Amerika Serikat. "Menentukan di mana batas itu berada dan kapan waktunya untuk mendorong sampai batas tersebut merupakan hal yang kompleks," ucapnya.
Sumber: National Geographic Indonesia

Risiko Kesehatan Astronot Mars Terlalu Tinggi


Cahaya misterius yang dipotret Curiosity.
Astronomy Event - Curiosity kini memulai perjalanannya di wilayah yang dinamakan Kimberly yang berdasarkan nama wilayah di Australia Barat.
Disana, Curiosity menemukan fenomena unik, salah satunya adalah cahaya misterius pada foto hasil jepretan Curiosity. Hal tersebut memicu kehebohan dan diduga sebagai cahaya yang berasal dari makhluk cerdas di Mars.

Scott Waring, blogger di UFO Sighting Daily mengklaim bahwa cahaya tersebut adalah cahaya artifisial dari makhluk cerdas planet merah.

"Ini mengindikasikan adanya makhluk cerdas di bawah tanah Mars dan mereka menggunakan cahaya seperti halnya kita. Ini bukan pantulan cahaya Matahari, bukan juga artefak dari proses foto," katanya.

NASA belum merespon klaim Waring. Namun, Ben Biggs, editor All About Space,mengatakan, cahaya putih itu belum bisa dijelaskan.

"Terlalu melompat kalau itu dikatakan berasal dari makhluk hidup di Mars," ungkapnya.

Cahaya itu masih menjadi misteri, apakah itu cahaya artifisial atau sebuah fenomena alam semata.
(Sumber:National Geographic Indonesia)

Curiosity Potret Cahaya Misterius

Tiga dari Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Kemenristek menjadi penyedia dan pengguna teknologi inderaja (pengindraan jauh).




Astronomy Event - Indonesia tidak mau kalah saing dengan negara-negara maju, yang mampu memproduksi satelit besar sendiri. Tak ingin terus bergantung kepada pihak asing, pemerintah dalam hal ini Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) mendorong konsorsium nasional untuk mendukung pembangunan sistem satelit penginderaan jauh (inderaja) nasional


Tiga dari Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Kemenristek sendiri yaitu Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Badan Informasi Geospasial (BIG) menjadi penyedia dan pengguna teknologi inderaja. Secara spesifik, BPPT mengklaim sudah siap dengan Sumber Daya Manusia, infrastruktur, dan program-program untuk membuat satelit.

Untuk merealisasikan salah satu impian keantariksaan Indonesia ini, anggaran pembuatan satelit inderaja melibatkan lintas instansi, termasuk pihak swasta. Impian memiliki satelit sendiri, merupakan amanat dari UU Keantariksaan No 21 Tahun 2013, agar Indonesia bisa mandiri dan memiliki daya saing.

"Dengan mandiri, kita seharusnya bisa memiliki satelit sendiri, kalau terus bergantung ke pihak luar, seolah-olah kita seperti ditelanjangi," kata Kepala LAPAN, Thomas Djamaludin, kepada wartawan di gedung BPPT, Rabu (2 April 2014).

"Dalam UU Keantariksaan itu juga diamanatkan membuat rencana induk keantariksaan, yang saat ini tengah kita susun. Salah satu impiannya, kita memiliki satelit komunikasi dan inderaja sendiri, di luar satelit yang ada saat ini," sambungnya.

Indonesia pada dasarnya sudah bisa membuat satelit sendiri yaitu satelit mikro, misalnya, Lapan A1 yang sudah beroperasi selama tujuh tahun. Suksesor satelit ini pun sudah dipersiapkan, salah satunya Lapan A2 yang ditargetkan meluncur pertengahan tahun depan.

Adapun Thomas menyatakan bahwa pemerintah ingin proses pembuatan satelit inderaja bisa dimulai secepatnya pada tahun depan. Mengingat proses pembuatan memakan waktu selama lima tahun, dengan masa pakai lima tahun.

"Pembuatan satelit itu jangan pernah berhenti, karena masa pakainya hanya lima tahun. Karena itu, setelah nanti diluncurkan, kita harus langsung membuat yang baru," jelas Thomas.

Teknologi inderaja dinilai sangat berguna untuk berbagai sektor di antaranya pertanian, kehutanan, kelautan, geologi, arkeologi, dan cuaca. Data penginderaan satelit memiliki beberapa kelebihan antara lain cakupan yang luas hingga daerah terpencil, pemantauan ulang terhadap perubahan di suatu daerah, menyediakan data dengan cepat, data diperoleh dengan sensor dan cara konsisten tiap waktu, akurat, dan hemat biaya untuk kegiatan dalam jangka panjang

Sumber: Okezone.com

Indonesia Siap Membuat Satelit 'Inderaja'

Seorang penerjun Norwegia mengaku hampir disambar meteoroid.


Video rekaman proses terjun Anders Helstrup (Foto via KOMPAS.com)
Astronomy Event - Seorang penerjun Norwegia, Anders Helstrup mengaku ia hampir disambar meteoroid dan akhirnya mendarat selamat. 

Anders Helstrup melakukan skydiving pada musim panas 2012. Ia terjun dari pesawat, dan membuka parasut pada ketinggian tertentu. Dia memakai helm pelindung yang dilengkapi kamera sehingga bisa merekam apa yang terjadi disekitarnya.

Saat membuka parasutnya, ia meresakan ada sesuatu yang melintas. "Saya merasa ada sesuatu yang melintas. Namun, saya tak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi," katanya.

Ketika melihat hasil video rekaman kamera di helmnya itu. Ia melihat ada batu yang meluncur ke arahnya.

Karena itu, ia mengontak Natural History Meseum di Oslo, Norwegia untuk mengetahui jenis objek yang melintas. Ia menduga, batu itu adalah meteoroid.

Hans Amundsen, seorang geolog Norwegia, mengonfirmasi bahwa objek itu memang batu angkasa. "Ini tak mungkin benda lain," katanya.

Menurut Helstrup, bentuk objek itu benar-benar seperti meteoroid. begitu juga kenampakannya, satu sisi menunjukkan bekas pecahan, sisi lainnya halus dan membulat.

Meski ada keterangan pakar, beberapa orang meragukan. Ada yang menyangka bahwa objek itu sebenarnya bukan meteoroid, atau malah sebenarnya tidak ada.

Kolumnis astronomi di Slate.com, Phil Plait, dalam tulisannya yang terbit pada Sabtu (5/4) lalu mengajak publik untuk menganalisis tentang identitas objek itu.

Meski mungkin terjadi, ia tak mengetahui pasti apakah objek itu rekayasa dan sengaja ditambahkan pada video.

Namun, jika ada yang menduga bahwa objek tersebut sengaja dijatuhkan dari pesawat yang membawa Helstrup atau oleh penerjun lain, maka itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.

Apakah video ini mungkin palsu? "Mungkin saja untuk zaman seperti sekarang. Namun, sepertinya tidak [palsu]," tulis Plait.

"Setelah melihat video beberapa kali dan memikirkannya, kesimpulan saya adalah, video ini lebih mungkin nyata daripada tidak," imbuh Plait. Ada kemungkinan bahwa objek itu memang meteoroid.

Sebagai informasi, meteoroid adalah batu yang mirip asteroid tetapi meteoroid berukuran lebih kecil
Sumber: National Geographic Indonesia.

Penerjun Norwegia Hampir Disambar Meteoroid

Meski misinya singkat, LADEE sangat produktif. Sistem komunikasi berbasis laser bekerja sukses

Lunar Atmosphere and Dust Environment Explorer. | NASA
Astronomy Event - NASA akan memerintahkan satelit Lunar Atmosphere and Dust Environment Explorer (LADEE) yang mengorbit bulan untuk menghancurkan diri. Pekan depan ia akan diberi sinyal untuk mematikan seluruh peralatan dan terjun bebas ke permukaan bulan.

LADEE sendiri diluncurkan pada 6 September 2013 dan tiba di orbit bulan sekitar sebulan kemudian. Tujuannya spesifik. Mengujicoba sistem komunikasi broadband antara bumi dan bulan, menganalisa atmosfer, dan menginvestigasi kilauan aneh menjelang matahari terbit yang dilihat oleh beberapa astronot saat menginjakkan kaki di bulan.

Misinya tuntas awal Maret lalu dan ia akan segera kehabisan bahan bakar. Berhubung LADEE tak bisa pulang, NASA akan sengaja menabrakkan LADEE ke sisi jauh bulan, jauh dari situs bersejarah, seperti kawasan pendaratan Apollo di bulan.

Meski misinya singkat, LADEE sangat produktif. Sistem komunikasi berbasis laser bekerja sukses.

"Kita mendapatkan transmisi data dengan kecepatan tinggi," kata Mihaly Horanyi, peneliti dari University of Colorado, Amerika Serikat. "Kita bahkan bisa menonton tayangan Netflix dari bulan jika menginginkan," ucapnya.

Ke depan, versi lebih baru akan dihadirkan untuk memancarkan video definisi tinggi dari satelit pemantau atau menayangkan siaran langsung misi manusia di angkasa luar.
(National Geographic Indonesia)

NASA Menabrakan LADEE Ke Permukaan Bulan

Gravitasi adalah gaya tarik-menarik, mengapa Bumi tidak jatuh ke Matahari? Atau Bulan jatuh ke Bumi?


Tata Surya

Astronomy Event - Pernahkah kalian bertanya bagaimana bumi bisa tetap pada orbitnya mengelilingi matahari, karena semakin dekat ke matahari, maka gravitasinya akan semakin kuat, sehingga kalian berpikir jika bumi sedikit mendekati matahari (karena sesuatu) maka matahari akan menariknya sedikit lebih kuat, hasilnya bumi akan sedikit mendekati matahari lagi dan matahari akan menariknya lebih kuat lagi maka Bumi akan bergerak spiral kedalam menuju matahari dan menabraknya.

Tetapi saya, kalian, makhluk hidup di bumi ini, kopi luwak, kentang Irlandia dan Gunung Kelud masih ada adalah bukti bahwa bumi tidak bergerak spiral menuju matahari. Lalu kenapa?

Saat bumi bergerak sedikit mendekati matahari, gravitasi matahari (yang sedikit lebih kuat itu) akan sedikit mempercepat kecepatan bumi. Jadi walaupun matahari menarik lebih kuat, bumi memiliki kecepatan yang cukup cepat untuk mendorongnya lebih jauh (dari posisi 1 AU). 

Saat itu, gravitasi matahari melemah dan kecepatan bumi berkurang (setelah melawan gravitasi) sehingga bumi akan mendekati matahari dan terjadi proses yang ada di atas lagi dan akhirnya bumi akan kembali ke posisi semula.

Hal diatas bisa terjadi karena kecepatan bumi dan tarikan gravitasi matahari sangatlah seimbang. Hal ini bisa diibaratkan sebuah kelereng didalam mangkok, jika kalian menggerakkan kelerengnya sedikit, maka kelereng itu akan tetap didalam mangkok. Faktanya, kestabilan orbit ini hanya ada di ruang 3 dimensi.

Dalam ruang 4 dimensi, gravitasi akan jauh lebih kuat walaupun kita bergerak sedikit lebih dekat ke matahari, sehingga bumi tidak akan cukup cepat untuk meloloskan diri dan bumi pun akan bergerak spiral kedalam menuju matahari

Dalam ruang yang berdimensi lebih sedikit (misalnya ruang 2 dimensi) gravitasi akan selalu hampir sama dari jarak manapun dari matahari sehingga bumi tidak bisa mengorbit matahari, karena kekuatan kecepatan bumi lebih kuat daripada gravitasi matahari dan bumi hanya akan melewati matahari (tanpa mengorbit).

Tambahan
Ada hal-hal yang dapat mengganggu kestabilan orbit di ruang 3 dimensi: atmosfer! Saat satelit mengelilingi bumi berada di atmosfer bumi, maka satelit akan kehilangan energi kinetiknya karena gesekan dengan atmosfer, hasilnya satelit akan bergerak spiral kedalam menuju bumi dan satelit akan bertemu dengan permukaan bumi (yang kita sebut sebagai tabrakan :) )
Sumber: MinutePhysics

Bagiamana Tata Surya Tetap Ada?

Rocket

Rp250.000,-   Rocket SEKALI INSTALL DI BLOGSPOT RATUSAN PRODUK SIAP HASILKAN UANG Senjata Para Pebisnis Affiliate TAHUKAH ANDA BAHWA - Siapa...

Subscribe Our Newsletter