Halaman

    Social Items


Astronomy Event - Bulan Juli 2015 merupakan bulan yang bersejarah. Pertengahan Bulan ini wahana New Horizons akan sampai ke Pluto. Selain itu ada konjungsi dekat Venus-Jupiter dan Bulan Biru! Apa saja fenomena-fenomena astronomis yang akan terjadi pada Juli 2015? Mari kita simak!

1 Juli, 16:00 WIB - Venus dan Jupiter akan berada di jarak terdekatnya di langit, yaitu 20 menit busur atau 2/3 diameter Bulan di langit. Ini adalah konjungsi Venus-Jupiter terdekat tahun ini. Konjungsi ini bisa diamati dari matahari tenggelam hingga 20:47 WIB. Konjungsi dekat tahun depan (Btw, konjungsi dekat tahun depan bakal lebih dekat dari tahun ini.) tidak akan terlihat di Indonesia, jadi ini adalah kesempatan langka untuk melihat konjungsi sangat dekat Venus-Jupiter.

2 Juli - Komet C/2013 US10 Catalina bisa dilihat dengan binokuler. Saat itu, komet ini berada di rasi Sculptor dan bisa diamati dari pukul 22:44 WIB hingga matahari terbit.

2 Juli - Aktivitas hujan meteor Bootids berakhir.

2 Juli, 09:20 WIB - Bulan berada di fase purnama. 

3 Juli - Mulainya aktivitas hujan meteor Alpha Capricornids.

4 Juli, 14:59 WIB - Pluto berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi tahun ini. Jaraknya saat itu sekitar 4.770.740.000 km.

6 Juli, 01:56 WIB - Bulan berada pada titik terdekatnya dari Bumi dengan jarak 367.014 km.

6 Juli, 20:12 WIB - Bumi berada pada titik terjauhnya dari Matahari dengan jarak 152,09 juta km.

7 Juli, 04:21 WIB - Komet C/2014 Q1 PANSTARRS mencapai kecerlangan paling terang dengan magnitudo 3,9. Sayangnya, tidak bisa dilihat di Indonesia.

9 Juli, 03:25 WIB - Bulan berada pada fase separuh akhir.

12 Juli - Aktivitas Delta Aquariids dimulai.

12 Juli, 11:59 WIB - Venus mencapai kecerlangan maksimal dengan magnitudo -4,5. Venus dapat dilihat setelah matahari tenggelam.

12 Juli, 23:49 WIB - Bulan mengokultasi Aldebaran di langit Asia bagian Timur Laut. Indonesia bisa melihat konjungsi Bulan-Aldebaran pada 13 Juli, 03:39 WIB saat jarak pisah keduanya 3,3 derajat.

14 Juli -  New Horizons sampai di orbit Pluto. New Horizons akan mencapai titik terdekatnya dengan Pluto pada pukul 18:49:57 WIB dengan jarak 12.500 km dari permukaan Pluto. Ini adalah kesempatan emas untuk mempelajari planet katai Pluto beserta bulannya.

15 Juli - Aktivitas Piscis Austrinids dimulai.

16 Juli, 08:25 WIB - Bulan berada di fase Bulan Baru

16 Juli, 11:25 WIB - Konjungsi dekat Merkurius-Mars terjadi. Jarak pisah keduanya di langit hanya 6 menit busur (1/5 diameter Bulan di langit). Konjungsi ini tidak bisa di lihat di langit Indonesia sayangnya.

17 Juli - Aktivitas hujan meteor Perseids dimulai. Ini adalah hujan meteor yang sangat aktif.

18 Juli - Matahari terbit paling telat dalam tahun akan terjadi 18 Juli. Ini disebabkan bukan karena titik balik matahari melainkan karena persamaan waktu (equation of time).

19 Juli, 01:05 WIB - Konjungsi Bulan-Jupiter dengan jarak pisah keduanya 4,2 derajat. Indonesia bisa melihat konjungsi ini pada pukul 19:46 WIB saat keduanya terpisah 4,8 derajat.

19 Juli, 06:26 WIB - Bulan akan mengokultasi Venus. Sayangnya, okultasi ini tidak bisa dilihat di Indonesia. Yang kita bisa lihat hanyalah konjungsi keduanya pada pukul 19:46 WIB saat keduanya terpisah 6,9 derajat.

21 Juli, 17:46 WIB - Bulan berada pada titik terjauh dari Bumi dengan jarak 404.855 km.

24 Juli, 11:05 WIB - Bulan berada pada fase separuh awal

24 Juli, 17:09 WIB - Planet katai Ceres mencapaiu kecerlangan maksimumnya tahun ini dengan magnitudo 7,3. Tidak bisa dilihat mata telanjang. Lebih baik gunakan binokuler atau teleskop kecil (diameter >70 mm)

26 Juli, 13:32 WIB - Konjungsi Bulan-Saturnus terjadi dengan jarak pisah keduanya 2,5 derajat. Warga Indonesia bisa melihat konjungsi ini pada pukul 18:32 WIB saat Bulan dan Saturnus terpisah 2,6 derajat.

28 Juli - Puncak aktivitas hujan meteor Piscis Austrinids. Dalam keadaan langit yang ideal, kalian bisa melihat 5 meteor jatuh per jam.

30 Juli - Hujan meteor Alpha Capricornids dan Delta Aquariids mencapai puncaknya. Masing-masing memiliki ZHR (banyaknya meteor jatuh per jam) 5 dan 16. Karena kedua radian hujan meteor ini berdekatan di dilangit, bisa dibilang keduanya membuat hujan meteor gabungan dan kalian bisa melihat 21 meteor per jam dalam kondisi langit yang ideal. 


31 Juli, 17:44 WIB - Bulan berada di fase purnama. Ini adalah bulan purnama kedua dalam satu bulan sehingga bulan purnama ini memiliki nama spesial, Bulan Biru. Bulan Biru bukan berarti bulannya berubah warna jadi biru.


Sekian,
Admin N

Ada Apa di Bulan Juli 2015?

Foto yang dipotret oleh wahana Dawn menunjukan adanya gunung berbentuk piramid | Kredit: NASA

Astronomy Event - Setelah penemuan misterius titik cahaya di permukaan Ceres, wahana Dawn milik NASA telah memotret penemuan menarik di Ceres. Sebuah gunung berbentuk piramid terlihat potretan Ceres dari kejauhan 4.300 km. Ini sangat aneh, karena permukaan di sekelilingnya secara relatif datar namun tiba-tiba ada permukaan yang menjulang tinggi.

"Dari semua fitur-fitur menarik di planet katai Ceres, terdapat sebuah gunung berbentuk piramid yang menarik menonjol dari area yang relatif datar," deskripsi gambar di atas yang ada di website Jet Propulsion Laboratory.

Gunung yang diberi nama panggilan 'The Pyramid' tersebut diperkirakan memiliki tinggi 5 km dan lebar 14,5 km

Beberapa hipotesis dan spekulasi pun terlontar seperti adanya aktifitas geologi di dalam Ceres hingga piramid markas alien. Namun gunung yang janggal tersebut masih menjadi misteri.

Wahana Dawn sendiri diluncurkan pada September 2007 untuk mengungkap misteri objek-objek di Sabuk Asteroid. Wahana Dawn mulai mengorbit Ceres sejak 6 Maret lalu.

NASA berharap untuk mengungkap misteri-misteri di Ceres sebelum Dawn kehabisan tenaga.


Misteri Gunung Piramid di Ceres

Konjungsi terdekat Venus dan Jupiter 1 Juli setelah matahari tenggelam | Kredit: Stellarium

Astronomy Event - Venus dan Jupiter merupakan dua planet paling terang dilihat dari Bumi. Keduanya lebih terang daripada bintang paling terang di langit malam (Sirius). Dan pada tanggal 1 Juli 2015, Keduanya akan 'bertabrakan' di langit. 

Setelah matahari tenggelam tanggal 1 Juli, kalian akan melihat konjungsi antar planet paling dekat tahun ini dimana Venus dan Jupiter hanya terpisah 20 menit busur. Seberepa besar 20 menit busur? Itu sekitar 2/3 diameter Bulan dilangit. Jarak pisah tersebut sangat kecil sehingga kita bisa melihat kedua planet tersebut beserta fitur permukaannya dalam satu jarak pandang teleskop dengan pembesaran 200 kali.

Ini merupakan fenomena langka yang wajib untuk diamati oleh warga Indonesia karena konjungsi dekat selanjutnya pada tanggal 28 Agustus 2016 dimana Venus dan Jupiter hanya terpisah 6 menit busur (1/5 diameter Bulan di langit) tidak akan terlihat di Indonesia. Jadi ini adalah kesempatan kita untuk melihat planet 'bertabrakan' di langit malam.

Konjungsi dekat ini bisa dilihat di Indonesia di langit barat dari matahari tenggelam hingga 20:48 WIB.

Venus dan Jupiter Akan 'Bertabrakan' Pada 1 Juli


Astronomy Event - Kaget? Mungkin jawabannya iya. Memang, lusa (30 Juni) 1 hari tidak akan sama dengan 24 jam. Jadi apa yang terjadi? Mengapa panjang 1 hari berubah? Apakah bom nuklir merubah semua ini? Apakah alien sedang mengontrol Bumi? Apakah kiamat sudah sangat dekat? Apakah Archimedes sekarang mengelilingi dunia sambil telanjang dan bilang "Eureka!"? Apakah Taylor Swift jadi artis dangdut??? (Lebay) Tentunya tidak. Lagipula tidak usah panik karena perubahan waktunya hanya 1 detik.

Kita selalu menganggap bahwa 1 hari sama dengan 24 jam, namun hal itu salah. Gaya pasang-surut dari gravitasi Bulan memperlambat rotasi Bumi. Selain itu, fenomena di Bumi itu sendiri seperti gempa Bumi, pembangunan gedung, melelehnya es kutub dapat mempercepat dan memperlambat rotasi Bumi sehingga panjang hari selalu berubah-ubah namun secara kesulurhan, rotasi Bumi melambat. Saat ini, panjang rata-rata 1 hari adalah 24,0000005556 jam atau 86400,002 detik. Sangat kecil perbedaannya dari 24 jam tapi semakin lama akan kita akan melewatkan waktu 1 detik. Ilmuwan pun akan menambahkan "detik kabisat" pada tanggal 30 Juni atau 31 Desember (atau keduanya seperti tahun 1972).

Bagaimana ilmuwan bisa mengetahui bahwa kita melewati 1 detik padahal rotasi Bumi mempercepat dan memperlambat tanpa pola? Kita bisa menggunakan langit sebagai penunjuk waktu. NASA menggunakan VLBI (Very Long Baseline Interferometry) untuk mengetahui penyimpangan waktu. Teleskop-teleskop radio akan menerima sinyal dari sumber gelombang radio seperti quasar, lalu membandingkan letak quasar hari ini dengan kemarin pada pukul waktu yang sama. Dengan perbedaan letak selama 1 hari inilah kita bisa mengetahui berapa waktu yang terlewati selama 1 hari.

Detik kabisat diaplikasikan dalam Waktu Universial Terkoordinasi atau UTC (Universal  Temps Coordonne) yang merupakan sistem waktu paling banyak digunakan dalam navigasi, GPS dan bahkan waktu di handphone kalian. Jadi pada tanggal 30 Juni pada waktu UTC, setelah pukul 23:59:59 bukan 0:00:00, tapi 23:59:60. 1 detik kemudian UTC menunjukan 1 Juli 0:00:00.

Mengapa harus ada detik kabisat?
Tapi mengapa ilmuwan ingin menambahkan detik kabisat? Lagipula siapa peduli dengan kelewatan 1 detik? Toh dunia akan berjalan seperti biasanya. Kelewatan 1 detik mungkin sangat kecil tapi besar akibatnya pada hal lain seperti satelit GPS, navigasi dan sistem navigasi.

Penambahan 1 detik ini perlu diantisipasi. Jika tidak maka akan terjadi error pada sistem transportasi seperti pada maskpai penerbangan. Dampak lainnya dapat menyebabkan error pada sistem komputer. Tahun 2012 lalu Pengguna sistem operasi Linux mendapat gangguan karena detik kabisat tidak antisipasi.


Setelah melihat pos ini, mungkin kalian ingin begadang pada tanggal 30 Juni agar bisa melihat waktu menunjukan 23:59:60. Tapi detik kabisat terjadi tergantung zona waktu. Dekit kabisat akan terjadi 23:59:60 UTC. WIB adalah zona waktu yang 7 jam lebih maju dari UTC (UTC +7) jadi kabisat waktu pada zona Waktu Indonesia Barat akan terjadi pada tanggal 1 Juli 06:59:60. Pada WITA (UTC +8) akan terjadi 1 Juli 07:59:60 dan WIT (UTC+9) 1 Juli 08:59:60. Tidak usah begadang untuk menyaksikan detik kabisat

Tanggal 30 Juni 2015, 1 Hari Tidak Sama Dengan 24 Jam

Rizman A. Nugraha bersama Buzz Aldrin, manusia kedua yang menginjakan kaki di Bulan

Astronomy Event - Pada bulan Oktober 1985, Indonesia dibanggakan oleh Pratiwi Sudarmono yang akan menjadi astronot Indonesia pertama. Sayangnya, kenyataan melenceng dari harapan. Misi Pratiwi ke luar angkasa dibatalkan karena bencana meledaknya Pesawat Ulang-Alik Challenger. Harapan Indonesia untuk memiliki astronot pupus. Namun harapan muncul lagi dari pria asal Bangka Belitung bernama Rizman A. Nugraha.

Pada tahun 2013, sebuah perusahaan akan mengadakan misi luar angkasa. Lalu ditayangkan iklan yang mencari astronot yang akan menjalankan misi tersebut. Hal ini menarik perhatian Rizman untuk mendaftarkan diri. Namun, tujuannya untuk ikut serta pemilihan astronot bukan untuk ke luar angkasa. "Saya hanya ingin bisa bertemu dengan artis-artis di iklan tersebut," kata Rizman. Namun tujuan berubah setelah ia menjalani tes akademis. Ia menjadi 40 finalis nasional. Ia menjadi bersemangat untuk memenangkan kompetisi ini.

40 finalis nasional dimasukkan ke National Space Camp di Jakarta. Space Camp ini pada saat itu dilatih oleh Polisi Udara di Pondok Cabe. Berbagai tes dijalani oleh para finalis seperti tes berbaris-baris, walk climbing, flight simulator, tes bahasa inggris, dll. Dan hasilnya, Rizman dan 2 orang lainnya menjadi finalis asal Indonesia.

Tantangan selanjutnya berasal dari seluruh dunia. 107 finalis dari 62 negara berbeda menjalani Global Space Camp di Florida. Disinlah tes-tes lebih berat. Para finalis harus menjalani tes ketahanan fisik dan mental selama 5 hari. Para finalis juga harus menerbangkan pesawat tempur dengan kecepatan supersonik (lebih cepat dari suara) sambil melakukan gerakan akrobat di udara.

Tes selanjutnya adalah Zero-G Training. Para finalis akan dimasukkan ke pesawat Boeing 727. Pesawat tersebut akan melakukan gerakan parabola untuk menghasilkan gravitasi nol, atau Zero-G tepatnya. Namun, gerakan parabola yang terus-menerus akan menyebabkan pusing, mual dan muntah-muntah. Setelah latihan tersebut, para finalis akan menjalani latihan paling dibenci astronot.

G Force Training, adalah sebuah simulasi dimana para astronot akan diberikan gaya gravitasi ekstrim. Ini perlu agar para finalis bisa membiasakan diri dengan situasi di pesawat luar angkasa saat meluncur ke luar angkasa. 

Setelah berbagai tes-tes dan latihan yang berat. Tiga juri yang salah satunya adalah Buzz Aldrin, manusia kedua yang berjalan di Bulan mengumumkan Rizman A. Nugraha sebagai salah satu astronot dari 22 astronot lain yang akan terbang menuju luar angkasa.

Pada Bulan Desember 2015 atau Januari 2016, Rizman dan 22 calon astronot lainnya akan terbang menaiki pesawat luar angkasa XCOR Lynx Mark II. Mereka akan terbang setinggi 103 km dari permukaan Bumi. Durasi dari pelunucran sampai kembali ke Bumi hanya 45 sampai 60 menit dan pesawat akan berada di luar angkasa hanya selama 6 menit. Walaupun hanya 6 menit, itu akan menjadi waktu yang sangat berharga bagi Rizman.

Walau hanya 6 menit, itu menjadi waktu paling bersejarah bagi Indonesia. Semoga berhasil ke luar angkasa, Rizman!

Perjalanan Calon Astronot Pertama asal Indonesia

Bola api meteor terlihat di sisi kiri foto | Kredit: Paul W. Schulz

Astronomy Event - Aktivitas hujan meteor Bootids terus meningkat dari dimulainya aktivitas hujan meteor pada 22 Juni. Hujan meteor ini mungkin tidak sama terkenalnya dengan hujan meteor Geminids, Leonids atau Lyrids. Ini karena hujan meteor Bootids memiliki ZHR (Zenithal Hour Rate atau banyaknya hujan meteor jatuh per jam) yang bervariasi dari tahun ke tahun, kadang-kadang sedikit, kadang-kadang banyak.

Seperti namanya, hujan meteor Bootids akan terjadi di sekitar konstelasi Bootes tepatnya di sebelah utara Bootes. Hujan meteor Bootids akan mencapai puncaknya besok, 27 Juni. Meteor dari Bootids diperkirakan akan meluncur di angkasa dengan kecepatan 18 km/detik.

Untuk Indonesia, hujan meteor Bootes bisa dinikmati dari tenggelamnya matahari hingga jam 2:07 WIB. Apakah kalian akan berburu meteor besok?




Hujan Meteor Bootids Mencapai Puncaknya Besok

Ilustrasi pertemuan dekat New Horizons dengan Pluto | Kredit: Thierry Lombry

Astronomy Event - 14 Juli 2015 akan menjadi hari bersejarah. Wahana luar angkasa New Horizons akan melakukan pertemuan dekat dengan Pluto pada jarak 12.500 km. Dengan jarak sedekat itu, New Horizons akan memotret Pluto dengan sangat detail dan tajam. Begitu dinantikannya pertemuan itu hingga dibuat soundtracknya.

Lagu berjudul 'Oh Pluto' karya Craig Werth akan merayakan pertemuan dekat dengan Pluto yang merupakan kesempatan emas untuk mempelajari mantan planet tersebut.

"Pikiranku tentang lagu itu adalah untuk memperlakukan Pluto sebagai teman. Kita telah memahami dari jauh dan sekarang akan datang untuk berkunjung," kata Werth.

Dengan bantuan dari temannya sesama penyanyi dan penulis lagu, Christine Lavin membuat video 'Oh Pluto' yang berisi banyak orang yang menyapa Pluto. Video tersebut dirilis di YouTube pada tanggal 23 Juni dan sekarang sudah ditonton 6.350 pasang mata. 

Berikut videonya:

Pertemuan dekat ini sangat ditunggu, karena selama 85 tahun setelah Clyde Tombaugh (Btw, sebagian kecil abu kremasi Clyde Tombaugh dibawa oleh New Horizons) kita tahu sangat kecil tentang Pluto, bahkan Teleskop Hubble tidak membantu banyak. New Horizons akan mengungkap banyak misteri tentang Pluto dan mungkin akan menemukan bulan baru Pluto.

Namun setelah pertemuannya dengan Pluto, misi New Horizons belum selesai. New Horizons akan melakukan pertemuan dekat dengan beberapa objek-objek Sabuk Kuiper seperti 2014 MU69, objek Sabuk Kuiper yang paling tinggi kemungkinannya untuk dijadikan target New Horizons. Tapi, itu jika NASA merencakan dan mendanai perpanjangan misi. Misi New Horizons diperkirakan akan selesai pada tahun 2026 berdasarkan perhitungan peluruhan baterai plutonium.

New Horizons akan menyusul wahana Voyager menuju ruang antar bintang sekitar tahun 2047.

(Sumber: Space.com)

Lagu 'Oh Pluto' Rayakan Pertemuan Dekat Dengan Pluto Mendatang

New Horizons menuju Pluto!

Astronomy Event - New Horizons telah menempuh jarak 4,76 miliar km dari Bumi karena rasa keingintahuan manusia akan mantan planet ini. Berawal dari Clyde Tombaugh hingga mengirimkan sebuah benda logam dilengkapi peralatan canggih ke planet kerdil tersebut. Dan logam tersebut tinggal 20 hari lagi dapat meluruhkan keingitahuan kita.

Saat post ini dirilis, New Horizons berada pada jarak 24.000.000 km dari Pluto, lebih dekat daripada jarak terdekat Venus ke Bumi dan wahana ini mendekatinya dengan kecepatan yang dapat mengalahkan dengan pesawat jet tercepat sekalipun, 58536 km/jam. Sangat tinggi sehingga NASA khawatir akan asteroid yang mungkin menabrak New Horizons bahkan batu kerikil berukuran kecil pun dapat "membunuh" wahana luar angkasa ini. Untungnya, saat ini New Horizons masih aktif.

Pada tanggal 14 Juli, New Horizons berada pada jarak terdekatnya dengan Pluto, yaitu 12.462 km, lebih dekat daripada jarak Pluto ke Charon sehingga menjadi kesempatan besar untuk memotret Pluto, Charon dan teman-teman satelitnya seperti Nix, Hydra, Styx, dan Kerberos. Ada kemungkinan New Horizons akan menambah daftar bulan Pluto.

4 foto yang dipotret istrumen LORRI pada tanggal 29 Mei hingga 2 Juni | Kredit: NASA

Gambar diatas adalah potretan Pluto terbaik kita punya untuk sekarang. Semakin dekat New Horizons ke Pluto, semakin jelas jepretan Pluto.

"Ini sangat menarik untuk melihat gambar sedetail ini," kata Cathy Olkin, deputi projek ilmuwan.

"Kita akan menulis pada buku catatan. Kita tahu sangat sedikit tentang sistem Pluto sekarang," kata Alan Stern dari Southwest Research Institute. "Ini benar-benar misi ekspolrasi yang baku, terbang menuju ketidaktahuan untuk melihat apa yang ada disana."

Pluto, we're coming!

Semakin Dekat, 20 Hari Menuju Pluto!

Mimas, Rhea, dan Titan terpotret wahana Cassini | Kredit: NASA

Astronomy Event - Bulan sabit mungkin terlihat biasa di langit malam tapi bagaimana jika ada tiga bulan sabit? Itulah yang dipotret Cassini pada tanggal 25 Maret 2015. Ini merupakan fenomena langka.

Terlihat Titan (bulan yang paling besar di foto), Rhea (bulan di kiri atas Titan), dan Mimas (bulan paling kecil di tengah bawah) berada pada fase sabit di foto. Titan terlihat agak buram karena atmosfer tebalnya menghalangi gambar permukaannya dari luar angkasa. Fitur permukaan dan kawah Rhea akibat tabrakan besar di masa lalu terlihat jelas dan Mimas terlihat kecil di foto.

Oh, FYI, Cassini sampai di orbit Saturnus pada tahun 2004 dan misinya akan berakhir pada tahun 2017


Wahana Cassini Memotret 3 Bulan Sabit

Death Star | Kredit: Krischan

Astronomy Event - Jika kalian pernah menonton seri film Star Wars, pastinya kalian tahu tentang benda besar berbentuk bola ini. Dalam seri film Star Wars, Death Star merupakan markas militer dan super-senjata yang mampu menembakan superlaser yang saking kuatnya dapat menghancurkan planet. Death Star sangatlah besar, diameter Death Star versi pertama adalah 140 km, dan versi kedua (Death Star versi ini dihancurkan sebelum selesai dibangun) dikatakan memiliki diameter 900 km. Ini membuat Death Star salah satu senjata paling kuat dan terkenal dalam dunia film.

Tapi Death Star merupakan sebuah objek yang ada di film, bukan sebuah benda di dunia nyata sehingga jika kita membuat Death Star, akan agak berbeda dengan yang ada di film. Jadi apakah yang akan terjadi jika Death Star dan ilmu pengetahuan bertabrakan? Mari kita simak. Pertama, kita akan berfokus pada Death Star versi pertama.

Apakah mungkin Death Star bisa dibangun?
Death Star sangatlah besar, sehingga kita membutuhkan waktu yang sangat lama dan pengeluaran yang sangat besar untuk membangun Death Star. Untuk membangun Burj Khalifa, bangunan tertinggi di dunia membutuhkan 6 tahun dan US$ 1,5 miliar (hampir Rp. 20 triliun!) untuk menyelesaikannya. Namun tinggi Burj Khalifa hanya 160 kali lebih pendek dari diameter Death Star. Jadi berapa pengeluaran dan waktu yang diperlukan untuk membuat Death Star?

Mari kita asumsikan bahwa Death Star terbuat dari baja. Death Star memiliki volume sekitar 11.494.040 km^3, kepadatan baja adalah 7.750 kg/m^3 sehingga massa Death Star adalah 89.000.000.000.000.000 ton. Dengan harga rata-rata baja sekitar US$ 500/ton kita bisa mengkalkulasi harga Death Star: 44,5 quintiliun US$ atau Rp. 591,1 sextiliun (Rp. 591.193.810.000.000.000.000.000). Itu belum termasuk harga pengiriman bahan ke luar angkasa. Diperlukan US$ 95 juta (Rp. 1,26 triliun) untuk mengirim 1 ton material ke luar angkasa. Jadi biaya pembangunan Death Star sekitar US$ 4,22 sextiliun dolar atau Rp. 56 septiliun (Rp. 56.000.000.000.000.000.000.000.000!!). 

Berapa waktu yang dibutuhkan untuk membuat Death Star? Mari berasumsi bahwa waktu untuk merubah baja menjadi Death Star tergantung kecepatan produksi baja. Setiap tahunnya, seluruh dunia memproduksi 1,65 miliar ton baja. Artinya waktu yang dibutuhkan untuk membuat Death Star adalah 54 juta tahun! Saat selesai dibangun, mungkin homo sapiens sudah tidak ada lagi.

Death Star mungkin hanya sebuah mimpi yang tak tercapai bagi kita.

Berapa besar energi yang diperlukan Death untuk bergerak?
Sangat besar, karena massanya yang sangat besar. Agar Death Star meninggalkan orbit Bumi, kita membutuhkan energi sebesar 498.400.000.000.000.000.000.000 Joule!! atau 86.000 kali komsumsi energi dunia per tahun atau energi yang dikeluarkan Matahari selama 0,00161 detik. Dan dibutuhkan 1.873.450.000.000.000.000.000.000 Joule (323.000 kali komsumsi energi dunia per tahun atau energi yang dikeluarkan Matahari selama 0,00605 detik.) untuk meninggalkan Matahari.

Energi sebanyak itu tidak bisa kita produksi kecuali jika kita sudah bisa membuat peradaban tipe II (Baca: Skala Kardashev, Tingkat-Tingkat Peradaban) atau dapat memproduksi energi dari antimateri.

Superlaser

Apa yang membuat Death Star begitu sangat berbahaya adalah superlasernya. Superlaser terlihat dalam film Star Wars: A New Hope pada saat kekaisaran galaksi jahat menangkap Puteri Leia. Death Star mengeluarkan laser yang ditembakan ke planet kelahiran Leia, Alderaan dan membuatnya hancur berkeping-keping. Berapa besar energi superlaser tersebut?

Alderaan dideskripsikan tidak jauh berbeda dengan Bumi, sehingga massanya sama dengan Bumi. Dengan beberapa kalkulasi kita bisa mengetahui bahwa energi yang dibutuhkan untuk menghancurkan planet mirip Bumi adalah 2,24 x 10^32 Joule (224.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 Joule!!!!) Atau 1,7 juta triliun kali lebih kuat daripada bom atom Hiroshima dan Nagasaki digabung atau energi yang dikeluarkan matahari selama 8,5 hari.

Itu adalah energi yang sangat besar bahkan menjadi alasan superlaser adalah senjata yang sangat buruk untuk dibuat karena entropi yang mengacaukan segalanya. Saat kita mengonsentrasikan energi untuk menjadi laser, energi akan menyebar ke segala arah dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi. Ini menyebabkan apapun yang ada disekitar generator laser akan meleleh dan menguap dan menyebabkan ledakan hebat saat generator laser tidak bisa menampung energi lagi karena sudah meleleh. Jadi, kita tidak bisa membuat superlaser. Jadi, bagaiamana cara kita menghancurkan planet dengan Death Star?

Ada cara alternatif untuk menghancurkan planet tanpa menghancurkan Death Star itu sendiri: antimateri. Antimateri merupakan gambaran cermin dari materi atau "kebalikan" dari materi. Saat antimateri dan materi bertemu, keduanya akan melenyapkan diri mereka sendiri dan berubah menjadi energi. Dengan rumus paling terkenal di dunia, E=mc^2 kita bisa menghitung banyak antimateri yang diperlukan untuk menghancurkan planet. Jadi, Death Star kita tidak akan menembakan superlaser untuk menghancurkan planet, namun dengan meluncurkan antimateri dengan massa 1,24 trilliun ton, sama dengan massa Asteroid Annefrank (ukuran 5 km). Antimateri itu akan berinterikasi dengan materi di planet, dan melepaskan energi yang sangat banyak hingga menghancurkan planet tersebut.

Death Star di dunia nyata
Semua yang ada diatas membuat kita menyadari bahwa tidak mungkin untuk membuat Death Star pada zaman sekarang. Death Star jauh dari jangkauan kita dan kita tidak akan melihat Star Wars di dunia nyata. Hal di atas juga membuat kita menyadari betapa cerdasnya otak manusia karena bisa membayangkan hal-hal yang paling mustahil di alam semesta. Namun, kita bisa melihat Death Star di tata surya kita sendiri lho!

Mimas dan Death Star | Kredit: The Daily Beast

Mimas adalah satelit alami Saturnus. Hal yang membuat Mimas terkenal karena kawah besarnya yang bernama Herschel yang tampak seperti cekungan laser Death Star. Ini membuatnya seperti Death Star. Tanpa campur tangan manusia, Death Star dapat dibangun. Namun jangan khawatir karena Mimas tidak akan menembakan laser hijau atau asteroid antimateri untuk menghancurkan planet kita tercinta ini.

Death Star vs. Sains


Astronomy Event - Tata surya memiliki 8 planet, 191 satelit alami, jutaan asteroid, lebih dari 4.000 komet, 50 planet kerdil dan 1 bintang. Tapi, orang-orang dan para ilmuwan tetap mencari objek-objek baru di tata surya. Ada beberapa objek-objek hipotesis yang diajukan yang sampai sekarang belum diketahui pasti keberadaannya. Beberapa dari objek ini mampu menjelaskan keanehan-keanehan di tata surya. Apa saja objek-objek tersebut. Mari kita simak!

Phaeton

Phaeton merupakan planet yang berada di antara Mars dan Jupiter. Planet ini sudah tidak ada lagi sekarang karena sudah hancur karena tabrakan planet lain. Pecahan dari kedua planet inilah yang membentuk sabuk asteroid diantara Mars dan Jupiter. Teori Planet Phaeton ini dicetuskan oleh Heinrich Wilhelm Matthaus Olbers pada tahun 1802. Nama Phaeton itu sendiri berasal dari nama putra Helios, dewa Matahari dalam mitologi Yunani.

Neith

Pada tahun 1672, Giovanni Cassani melaporkan menemukan objek kecil dekat dengan Venus. Ia tidak membuat sebuah catatan dalam observasinya. Namun pada tahun 1686, Cassini melihatnya lagi dan akhirnya membuat pengumuman tentang kemungkinan adanya Bulan yang mengitari Venus. Namun pada zaman modern, sudah banyak observasi dan misi wahana luar angkasa ke sana, tapi keberadaan Neith si bulan Venus tak ditemukan. Neith sendiri berasal dari nama dewi dalam mitologi Mesir.

Para astronom bingung dengan keabsenan satelit alami Venus, karena Venus memiliki jarak yang cukup jauh dari Matahari sehingga mendukung terbentuknya bulan disekitar Venus. Ada teori yang menyatakan bahwa rotasi Venus yang tiba-tiba berubah arah dari berlawanan arah jarum jam menjadi searah jarum jam karena tabrakan objek berukuran besar. Sementara itu, bulan Venus mengorbit Venus berlawanan arah jarum jam. Karena arah orbit bulan Venus dan arah rotasi Venus yang berlawanan, bulan Venus sedikit demi sedikit ditarik kearah Venus dan bertabrakan dengannya.

Antichton

Antichton berasal dari bahasa Yunani yang berarti "kebalikan dari Bumi". Berasal dari bahasa Yunani karena teori ini berasal dari Yunani Kuno. Seorang filsuf bernama Philoaus mengemukakan bahwa ada sebuah planet mirip Bumi yang mengitari Matahari dengan jarak sama dengan jarak Bumi ke Matahari (1AU atau 150 juta km) tapi berada 180 derajat. Karena jaraknya ke Matahari sama dengan jarak Bumi ke Matahari, maka planet ini selalu berada 180 derajat dan selalu tidak terlihat dari Bumi karena terhalang Matahari.

Teori ini didukung oleh Phytagoras, ahli matematika Yunani terkenal. Phytagoras mendukung teori ini karena teori ini bisa menjelaskan bayangan hitam yang muncul di Bulan saat gerhana Bulan. Namun, saat banyak wahana luar angkasa diluncurkan jauh dari Bumi atau ke planet lain, Planet Antichton tak terlihat. Bayangan hitam saat gerhana bulan tentu adalah bayangan Bumi.

Planet Antichton banyak dimasukkan kedalam cerita dan film fiksi ilmiah seperti Krypton---kampung halaman Superman, Terra-Nova, dan Gor---planet dalam novel karya  John Norman.

Bulan kedua Bumi
Ilustrasi Bumi memiliki dua Bulan. Bulan kedua berada di sisi kiri atas gambar

Bayangkan, bagaimana jika Bumi memiliki dua bulan? Pastinya akan spektakuler kan. Georg Waltemath percaya bahwa Bumi mempunyai bulan kedua. Pada tahun 1898, Waltemath mengemukakan teori bahwa ada Bulan kedua yang mengitari Bumi. Bulan ini tidak bisa terlihat oleh mata dan teleskop karena memantulkan sangat sedikit sinar matahari. Menurut Watltemath, bulan kedua ini memiliki diameter 700 km dan jarak ke Bumi sekitar 1,03 juta km. Bulan ini memiliki periode orbit 119 hari dan periode sinodisnya 177 hari.  Dengan berbagai observasi yang teliti dan perjalanan wahana luar angkasa, tidak ditemukan Bulan kedua Bumi.

Alasan Bumi tidak memiliki bulan kedua mungkin karena tarikan gravitasi Bulan yang memengaruhi objek lain yang mengitari Bumi secara signifikan sehingga orbit bulan kedua tidak stabil dan akan meninggalkan Bumi atau menabrak Bumi atau Bulan. Itu juga alasan mengapa Bumi tidak memiliki cincin

Tapi Bumi pernah memiliki bulan kedua. Pada bulan September 2006, para astronom menemukan asteroid bernama 2006 RH120. Asteroid ini mengorbit Bumi selama 13 bulan sebelum meninggalkan Bumi. Asteoid ini akan kembali ke orbit Bumi 21 tahun kedepan.

Theia

Theia adalah planet yang dulu mengitari Matahari namun akhirnya menabrak Bumi 4,4 miliar tahun lalu. Tabrakan tersebut menyebabkan triliunan batuan meluncurkan ke luar angkasa dan setelah sekian lama membentuk cincin. Dari cincin itu terbentuk Bulan. Ini adalah teori yang disetujui oleh sebagian banyak ilmuwan dan menjadikan Theia objek hipotesis paling diterima dalam ilmu pengetahuan. Theia adalah nama dari ibu dewi Bulan dalam mitologi Yunani.

Vulcan


Pada tahun 1859, sebuah teori yang cukup mengejutkan lahir: Ada sebuah planet mengorbit Matahari lebih dekat daripada Merkurius. Teori ini lahir karena anomali orbit Merkurius yang tidak bisa dijelasknan Hukum Gravitasi Newton. Ilmuwan berpikir bahwa biang keladinya adalah Vulcan. Namun pada awal abad ke-20, anomali orbit Merkurius dapat dijelaskan dengan Hukum Relativitas Einstein.

Kehadiran planet ini tidak bisa sepenuhnya dibantah karena untuk mencari objek yang sangat dekat dengan Matahari. Observasi secara langsung dapat membuat kerusakan pada alat-alat observasi dan para pengamat itu sendiri. Oh ya, nama Vulcan berasal dari nama dewa api dalam mitologi Yunani.

Nemesis

Kepunahan massal merupakan mimpi buruk bagi kehidupan. Namun, ilmuwan bingung dengan kepunahan masaal karena memiliki sebuah pola. Kepunahan massal di Bumi terjadi setiap 26 juta tahun sekali. Alam tidak mungkin menyebabkan kepunahan massal dengan pola seperti ini. Dari situlah sebuah teori baru muncul. Teori itu mengatakan bahwa Matahari kita memiliki bintang kembar yang berarti tata surya semacam sistem bintang ganda. Bintang kembar ini dinamakan Nemesis, bintang ini berupa bintang katai merah atau bintang katai coklat.

Setiap 26 juta tahun sekali, Nemesis memasuki Awan Oort, mengganggu orbit komet dan asteroid. Sebagian terlempar ke arah tata surya. Beberapa asteroid dan komet akhirnya menabrak Bumi dan menyebabkan kepunahan massal. 

Bintang ini dikatakan terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang dan bahkan teleskop. Walaupun begitu, bintang katai merah dan katai coklat memancarkan banyak sinar inframerah, karena itu dibuatlah teleskop WISE. Teleskop WISE (Wide-field Infrared Survey Explorer) merupakan teleskop yang dirancang khusus agar bisa melihat cahaya inframerah. Teleskop WISE sudah mencari bintang Nemesis di seluruh sudut di angkasa namun hasilnya nihil. Kehadiran bintang ini pun terbantahkan.

7 Objek Hipotesis di Tata Surya

Penampakan sebuah wajah terpotret oleh Rover milik NASA

Astronomy Event - Planet Mars sering dikait-kaitkan dengan alien. Sebagian orang percaya bahwa di Mars ada alien dan UFO. Ada beberapa foto yang diambil pengorbit dan rover Mars yang menjadi bukti bahwa di Mars ada alien. Namun, semua itu sudah dijelaskan secara alami bahwa semua foto alien di Mars hanyalah ilusi semata. Ada satu foto baru yang disebut-sebut bukti baru bahwa alien ada di Mars.

Foto di atas merupakan hasil jepretan rover Mars milik NASA. Sekilas, terlihat sebuah bentuk mirip wajah manusia di bebatuan Mars. Memang terlihat wajah manusia di foto itu, namun resolusi foto cukup rendah sehingga kemungkinan besar hanya ilusi. 

Kita dapat mengenali fitur bebatuan itu sebagai wajah manusia karena pareidolia, dimana sebuah benda yang memiliki bentuk yang sebenarnya tidak terlalu mirip dengan tubuh atau wajah manusia tapi otak kita menganggap benda itu sebagai tubuh atau wajah manusia. Otak kita suka dengan hal yang familiar karena mungkin agar mempersiapkan kita terhadap ancaman.

Penampakan Wajah Misterius di Mars! Alien?

Antartika

Astronomy Event - Matahari merupakan bintang yang memanaskan planet-planet dan objek lainnya yang mengitarinya, Untuk kita, kehangatan dari Matahari sangat penting agar kita tetap hidup. Namun, ada beberapa tempat di tata surya yang sangat dingin walaupun dengan adanya Matahari kita. Berikut 5 tempat terdingin di tata surya.

5. Stasiun Vostok, Antartika - Tempat terdingin di Bumi

Stasiun Vostok adalah stasiun penelitian yang dibangun oleh Uni Soviet pada tahun 1957. Vostok sendiri berarti timur, jadi Stasiun Vostok berarti Stasiun Timur. Stasiun ini pernah tercatat sebagai tempat paling dingin di Bumi dengan suhu -89,2 derajat Celcius. Bahkan mungkin penguin tidak akan bertahan dalam suhu sedingin itu.

4. Kutub Mars

Suhu kutub Mars adalah -73 derajat Celcius. Namun pada musim dingin, kutub Mars dapat mencapai suhu -125 derajat Celcius. Suhu yang sangat dingin ini menyebabkan karbon dioksida di atmosfer dan tanah Mars berubah menjadi es kering yang bisa dilihat dari luar angkasa.

3. Uranus - Planet terdingin di Tata Surya

Uranus bukan planet terjauh di tata surya, gelar itu diberikan kepada Neptunus. Namun, Uranus merupakan planet terdingin di tata surya dengan suhu -224,2 derajat Celcius. Secara logika, jika semakin jauh maka semakin dingin. Suhu Uranus yang lebih dingin daripada saudaranya, Neptunus karena Uranus tidak memiliki panas internal yang tidak terlalu panas sehingga permukaan Uranus tidak terlalu dipanaskan oleh panas internal Uranus.

2. Triton, bulan Neptunus
Ilustrasi fitur permukaan Triton

Triton merupakan bulan yang aneh, karena Triton mengorbit Neptunus berlawanan arah dengan arah rotasi Neptunus. Keanehan Triton lainnya adalah suhunya. Suhu di Triton kira-kira -235 derajat Celcius, lebih dingin daripada suhu rata-rata Pluto (-229 derajat Celcius). Penyebab suhu super dingin di Triton masih misteri.

1. Kawah Hermite, Bulan - Tempat terdingin di tata surya


Kawah Hermite adalah sebuah kawah yang terletak dekat dengan kutub utara Bulan. Kawah berdiameter 104 km ini memiliki beberapa daerah yang perpentual shadow atau tempat dimana matahari tidak pernah terlihat. Karena terlindungi dari sinar Matahari dalam jangka waktu yang lama, daerah-daerah itu tercatat memiliki suhu -249 derajat Celcius. Kawah Hermite pun dianggap sebagai tempat terdingin di tata surya yang pernah diketahui.


BONUS
ISS Cold Atom Laboratory
Pada tahun 2016, NASA akan mengirimkan Cold Atom Laboratory ke ISS. Menurut laporan, ISS Cold Atom Laboratory akan mendinginkan atom hingga 1 picoKelvin atau 0,000000000001 derajat di atas absolut nol, membuatnya tempat paling dingin di alam semesta.



5 Tempat Terdingin di Tata Surya

Ilustrasi Galaksi CR7

Astronomy Event - ESO (European Southern Observatory mengumumkan telah menemukan sebuah galaksi baru yang terletak di konstelasi Sextans, konstelasi yang hanya di sebelah selatan konstelasi Leo. Galaksi ini unik, karena diberi namaseperti pesepakbola terkenal, CR7. Dinamakan demikian karena para astronom kagum akan pesepakbola Cristiano Ronaldo. Galaksi ini teridentifikasi oleh Very Large Telescope di Gurun Atamaca, Chile.

"Julukan ini terinspirasi oleh pesepakbola besar Portugis, Cristiano Ronaldo, yang dikenal sebagai CR7," kata David Sobral, pimpiman tim astronom yang menemukan galaksi CR7.

Tapi CR7, nama galaksi ini bukan kependekan dari Cristiano Ronaldo 7, tapi Cosmic Redshift 7. Galaksi itu mengalami pergeseran merah yang kuat disebabkan karena jaraknya yang jauh dari kita. Semakin besar jarak galaksi dari kita, semakin kuat pergeseran merahnya.

Karena hal itu, Galaksi CR7 dianggap sebagai bagian dari galaksi tertua. Para astronom memperikarakan bahwa galaksi ini muncul 800 juta tahun setelah Big Bang atau 13 miliar tahun lalu.

Galaksi ini berisi bintang-bintang bermassa besar dan sangat terang, karena pada saat alam semesta masih muda, gas-gas pembentukan bintang seperti hidrogen dan helium lebih berlimpah daripada saat ini sehingga mempermudah bintang-bintang bermassa besar lahir. Rata-rata bintang yang berada di Galaksi CR7 tiga kali lebih terang daripada bintang pada saat ini. 

CR7 Dijadikan Nama Galaksi Baru!

Merkurius

Astronomy Event -  Merkurius adalah planet terdekat dengan Matahari di tata surya kita. Planet ini memiliki permukaan yang berwarna abu-abu dan banyak kawah, seperti Bulan. Namun Planet ini lebih besar dari Bulan. Bagaimana jika kita mengirim manusia ke Merkurius? Bagaimana rasanya hidup di Merkurius?

Merkurius berada pada jarak rata-rata sekitar 57 juta km. Karena jaraknya yang sangat dekat (secara relatif tentunya), maka suhu di Merkurius sangat panas, tapi suhu di Merkurius bervariasi. Saat siang hari, suhu permukaan Merkurius bisa mencapai 427 derajat Celcius. Dan pada malam hari, suhu permukaan anjlok hingga -170 derajat Celcius, hampir sedingin suhu di Saturnus. Jadi kalian akan terpanggang di siang hari dan beku di malam hari, bahkan baju luar angkasa tidak akan melindungi kita dari suhu ekstrim Merkurius. Tapi kalian tidak akan terbakar di siang hari di Merkurius karena tidak ada atmosfer atau oksigen di Merkurius.

Tapi kalian akan terlindungi dari angin matahari dan radiasi kosmik yang mematikan, karena Merkurius memiliki medan magnet pelindung yang menangkis radiasi dari luar angkasa. Medan magnet ini ada karena Merkurius memiliki inti luar yang cair. Inti Merkurius mengisi 2/3 volume Merkurius.

Merkurius memiliki rotasi yang lambat. Merkurius memiliki kala rotasi 57 hari dan kala revolusi 88 hari. Tapi di Merkurius, waktu dari matahari terbit ke terbenam adalah 86,5 hari, sehingga 1 hari di Merkurius sama dengan 173 hari. Ini disebabkan karena perbandingan antara kala rotasi dan revolusi Merkurius yang kecil.

Karena kita terbiasa dengan hari di Bumi (1 hari = 24 jam), maka akan terjadi masalah dalam tubuh kita jika kita berada di Merkurius, seperti pusing, mual, gangguan penglihatan, dll.

Gravitasi Merkurius hanya 1/3 kali gravitasi Bumi. Ini dapat menyebabkan menyusutnya massa tulang dan otot secara signifikan dalam jangka waktu lama.

Lalu ada masalah air. Kita tidak akan hidup lama jika tidak ada air. Wahana MESSENGER menemukan adanya air dalam bentuk es di kutub utara. Es ini berada di daerah yang perpentual shadow, artinya daerah dimana matahari tidak pernah terlihat di langit, sehingga es-es ini tetap bertahan di permukaan. Es-es ini sangat sedikit sehingga tidak bisa menjadi sumber air.

Jadi, ya. Merkurius adalah planet yang sangat panas, sangat dingin, memiliki sumber daya alam yang sangat langka, dan akan membunuh setiap kehidupan yang berada di permukaannya. Karena itu, planet ini menjadi pilihan yang buruk untuk menjadi destinasi para astronot. Jangan pergi ke planet itu!

Bagaimana Rasanya Hidup di Merkurius?

Korona matahari saat gerhana matahari total

Astronomy Event - Kita hidup di tata surya, namun kita masih belum tahu sebagian besar tentang tata surya. Salah satu misteri besar di tata surya berasal dari benda yang membuat tata surya tetap ada, Matahari. Matahari adalah bintang terdekat dengan kita, karena itu kita mempelajari bintang lain secara tidak langsung, yaitu mempelajari matahari. Ada misteri yang belum terpecahkan dari Matahari. Misteri itu bukan di bagian dalamnya tapi berada di bagian terluar matahari, atmosfernya atau korona. 

Korona matahari secara misterius memiliki suhu 1 hingga 2 juta derajat Celcius, jauh lebih panas daripada fotosfer (6.000 derajat Celcius) dan kromosfer Matahari (10.000 derajat Celcius). Padahal menurut teori korona lebih dingin dari permukaan Matahari karena lebih jauh ke inti sehingga menerima panas lebih sedikit daripada permukaannya. 

Ada teori yang bisa menjelaskannya. Lapisan dibawah permukaan Matahari mentransfer panas ke permukaan sehingga permukaan akan menjadi plasma super panas. Plasma yang terpanaskan ini menciptakan medan magnet. Saat medan magnet menembus permukaan, area disekitar medan magnet itu akan terkonsentrasi. Area yang terkonsentrasi ini disebut mesospot.

Letupan-letupan di mesospot akan membawa energi ke korona sehingga korona terpanaskan. Setelah sekian lama korona pun menjadi sangat panas hingga bersuhu jutaan derajat Celcius.

Teori diatas berdasarkan model numerik komputer. Namun itu hanya teori, sementara kita mengingikan jawaban pasti. Maka dari itu ilmuwan akan meluncurkan wahana luar angkasa yang mendekati Matahari agar mendapatkan data detail dari Matahari, seperti Solar Probe Plus milik NASA, dan Solar Orbiter milik ESA. Keduanya direncakan akan diluncurkan tahun 2018.

Mengapa Korona Matahari Lebih Panas Daripada Permukaannya?

Proses Mars menjadi planet yang layak huni


Astronomy Event - Populasi manusia terus meningkat. Diperkirakan Bumi dapat menampung 10 miliar manusia agar tetap stabil. Maka dari itu, di masa depan kita sudah bisa hidup di luar Bumi seperti kota luar angkasa. Namun bagaimana jika di Mars?

Untuk hidup di Mars, kita bisa membuat kota yang memiliki atmosfer seperti di Bumi dan dilindungi dengan kubah transparan seperti gambar dibawah.


Daripada membuat kota seperti itu, bagaimana jika kita membuat Mars layak huni?

Merubah Mars menjadi planet yang layak huni bagi kita disebut sebagai terraformasi. Untuk menterraformasi Mars, kita harus menambal apa yang membuat Mars tidak layak huni. Mars memiliki atmosfer yang sangat tipis, tebal atmosfer Mars hanya 1/100 tebal atmosfer Bumi. Atmosfer Mars didominasi oleh karbon dioksida. Atmosfer Mars 0,1% nya adalah oksigen sehingga tidak begitu baik untuk kita. Selain itu suhu rata-rata di Mars adalah -60 derajat Celcius, namun di ekuator bisa mencapai 20 derajat Celcius.

Mari kita pecahkan masalah atmosfer dan suhu di Mars. 

Ilmuwan mempunyai 4 cara untuk mempertebal atmosfer dan menaikkan suhu di Mars.

Sublimasi karbon dioksida
Metode ini digunakan dengan membuat sebuah pabrik di Mars. Pabrik ini akan mengumpulkan karbon, klorin dan sulfur di tanah Mars dan membuat gas rumah kaca seperti CO2 lalu menyebarkannya ke atmosfer Mars. Saat suhu naik 4 derajat akibat gas rumah kaca yang kita buat, es kering (CO2 beku) di kutub Mars dan tanah Mars berubah dari padat menjadi gas (menyumblim). Ini akan menjadi umpan balik positif, karena pada saat es kering menyumbilm, maka suhu Mars akan makin meningkat yang membuat lebih banyak es kering yang menyumblim. 

Jika cara ini berhasil, maka tekanan atmosfer Mars akan naik hingga 0,3 atm (0,3 kali tekanan udara di permukaan laut Bumi.), hampir sama dengan tekanan udara di puncak Gunung Everest (0,333 atm). Namun atmosfer ini masih belum bisa dihirup manusia karena karbon dioksida masih mendominasi. Maka dari itu kita akan gunakan fitoplankton dan sianobakteri untuk merubah karbon dioksida menjadi oksigen.

Menurunkan albedo Mars
Albedo adalah kekuatan pantulan dari sebuah planet atau objek. Jika albedo meningkat, maka planet akan memantulkan lebih banyak sinar matahari dan sebaliknya. Jika kita menurunkan albedo Mars, maka Mars akan menyerap energi dari sinar matahari lebih banyak. Akibatnya, suhu Mars meningkat yang berujung pada sublimasi kutub Mars. Lalu, kita gunakan sianobakteri untuk membuat oksigen.

Untuk menurunkan albedo Mars, kita bisa menyebarkan debu-debu dari objek gelap seperti bulan Mars, Phobos dan Deimos, atau kita bisa mengembangbiakan mikroorganisme gelap yang bersifat extremophile (dapat hidupan di lingkungan ekstrem),

Cermin orbital
Jika kita membuat sebuah cermin di orbit Mars lalu mengarahkan sinar matahari ke kutub Mars, maka es kering di Mars akan menyumblim dan memanaskan Mars. Setelah itu kita gunakan sianobakteri untuk merubah CO2 menjadi O2. Cukup simpel, tapi sulit dalam pembuatan cerminnya. Cermin yang dibutuhkan untuk menyumblimkan es kering di kutub Mars harus memiliki diameter 200 km.

Namun selain oksigen, kehidupan butuh nitrogen untuk pertumbuhan. Nitrogen juga penting untuk mencegah adanya pembakaran yang disebabkan reaksi kimia dengan oksigen. Karena itu, kita bisa menggunakan cara yang selanjutnya.

Menabrakan Mars dengan asteroid Sabuk Kuiper
Asteroid di Sabuk Kuiper kaya akan amonia (NH3). Jika kita bawa asteroid ini ke Mars dengan menggunakan roket pendorong, lalu kita tabrakan ke Mars, amonia dalam asteroid akan terlepas. Kita bisa gunakan bakteri tertentu yang dapat merubah amonia menjadi nitrogen. Selain bisa dirubah menjadi nitrogen, ammonia bisa menjadi gas rumah kaca yang kuat yang dapat menaikkan suhu Mars. Es kering di kutub Mars akan menyumblim mempertebal atmosfer dan menaikkan suhu lebih tinggi lagi.


Setelah masalah atmosfer dan suhu selesai, kita harus memecahkan masalah air. Tanpa air, tumbuhan, hewan dan kita tidak akan hidup kan? Kita bisa memecahkan masalah ini dengan mengebor tanah Mars dan menyedot air yang mungkin tersembunyi di dalam tanah Mars atau membawa air dari Bumi.

Ada juga masalah ozon yang harus dipecahkan. Ozon (O3) penting untuk menyerap sinar ultraviolet agar tidak mencapai permukaan. Tentu ini penting agar kita terhindari dari kanker dan masalah kesehatan lainnya. Namun ozon bisa dihasilkan dari oksigen secara alami. Molekul oksigen akan dipecah oleh sinar UV menjadi 2 atom oksigen, lalu atom okesigen bergabung dengan molekul oksigen lain membentuk ozon.

Dan ada penghalang keras yang sulit dihancurkan, masalah medan magnet. Mars memiliki atmosfer yang begitu tipis karena tidak adanya medan magnet. Medan magnet berguna untuk melindungi planet dari radiasi matahari dan radiasi kosmik yang mematikan. Tanpa medan magnet, atmosfer akan terkikis oleh angin matahari.

4 miliar tahun lalu, Mars memiliki medan magnet sehingga membuat ilmuwan berpikir bahwa pada saat itu Mars adalah planet yang cukup layak huni. Namun inti Mars yang tadinya berbentuk cair berubah menjadi padat. Tanpa adanya inti yang cair, medan magnet pun tak akan ada dan Mars pun berubah menjadi planet merah yang dingin dan kering.

Tidak ada cara yang pasti untuk mencairkan inti di Mars. Namun apakah mungkin kalian tahu caranya? Jika ya, comment pos ini.

Bisakah Kita Membuat Mars Layak Huni?

Rocket

Rp250.000,-   Rocket SEKALI INSTALL DI BLOGSPOT RATUSAN PRODUK SIAP HASILKAN UANG Senjata Para Pebisnis Affiliate TAHUKAH ANDA BAHWA - Siapa...

Subscribe Our Newsletter