Halaman

    Social Items



Deru mesin roket dan semburan api membawa pesawat Discovery mengangkasa dari Kennedy Space Center, Amerika Serikat 17 Juni 1985.

Ada 7 orang di dalamnya, salah satunya adalah Sultan bin Salman bin Abdulaziz al-Saud. Pangeran Arab Saudi itu menjadi Muslim pertama di luar angkasa.

Kala itu, ia mengikuti misi luar angkasa, salah satunya adalah untuk menempatkan sebuah satelit Arab Satellite Communications Organization (Arabsat).

Misi berlangsung selama 7 hari, 1 jam, 38 menit, dan 52 detik. Sang pangeran di luar angkasa, menjadi yang pertama bagi bangsa Arab dan Muslim di dunia modern.

Apa yang dirasakan ketika melihat Bumi dari angkasa luar?
"Di sana kita akan menyadari betapa kecilnya manusia. Kita hanyalah setitik debu di alam semesta", katanya, seperti dikutip Liputan6 dari The National.

Pangeran Sultan, putra Raja Salman yang kini bertahta, mengakui bahwa detik-detik ketika dirinya mengangkasa membuat berdebar jantung.

"Jika seseorang berkata momentum (saat) itu tak menakutkan, sudah pasti ia bohong. Saya berdoa setiap saat. Peluncuran dan pendaratan adalah saat-saat mendebarkan", jelasnya.

Sebagai Muslim, Sultan adalah manusia pertama yang shalat dan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an dalam kondisi nol gravitasi di pesawat tersebut.

Bagaimana cara shalat di angkasa luar?
Sultan mengatakan, seorang Muslim bisa shalat kapan saja. "Menghadap ke segala arah. Seperti di pesawat luar angkasa, Anda tahu, kita tidak bisa benar-benar menghadap ke Mekah. Ke kiblat", katanya seperti dikutip dari situs WBUR.

Namun, tak mudah untuk melakukan gerakan shalat, "Saya harus mengikat kaki saya agar bisa sujud. Tapi, itu tak bisa dilakukan dengan sempurna karena kurangnya gravitasi".

Dalam kondisi musafir atau bepergian jauh, seorang Muslim mendapat keringanan dalam beribadah untuk menjamak shalat.

"Sebagai musafir, saya shalat 3 kali sehari (Shubuh, Zhuhur+Ashar, Maghrib+Isya), bukan 5 kali. Dan saya shalat berdasarkan waktu Florida, ketika pesawat kami mengangkasa", lanjut pangeran.

Kebetulan, misi ke luar angkasa tersebut bertepatan dengan bulan Ramadhan, "Jadi, saya juga manusia pertama yang berpuasa Ramadan di angkasa luar".

Sultan juga berperan mengubah persepsi tentang alam semesta yang dipegang olah Syaikh Abdul Aziz bin Baz, mufti besar Arab Saudi yang wafat pada tahun 1999, dengan pandangan bahwa Bumi datar (tidak berotasi).

Dalam misi itu, satelit berhasil ditempatkan pada orbitnya untuk melayani kepentingan dunia Arab.

Sepanjang waktu misi di pesawat luar angkasa, pangeran bin Salman mengisi waktu luangnya dengan membaca Al-Qur'an, berzikir dan bertafakur kepada Allah.

SKAKMAT BAGIAN 3 : FATWA BUMI DATAR DICABUT SETELAH PANGERAN KE ANGKASA

Pernahkah kalian mendengar istilah hujan asam atau acid rain?. Maksudnya asam itu air hujannya jadi asam atau bagaimana?. Polutan asam dapat disimpan dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk basah dan kering. Istilah umum untuk menggambarkan proses ini adalah deposisi asam. Hujan asam digunakan untuk secara khusus menjelaskan bentuk basah polusi asam yang dapat ditemukan dalam hujan, hujan es, salju, kabut, dan uap awan.

Asam dapat didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air terdisosiasi menghasilkan ion hidrogen korosif. Keasaman zat terlarut dalam air umumnya diukur dari segi pH (didefinisikan sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen). Menurut pengukuran ini solusi skala dengan pH kurang dari 7 dijelaskan sebagai asam, sementara pH lebih besar dari 7,0 dianggap basa. Curah hujan biasanya memiliki pH antara 5,0-5,6 karena reaksi atmosfer alam yang melibatkan karbon dioksida. Sebagai perbandingan, air suling, atau air murni lain, akan memiliki pH 7,0. Curah hujan dianggap asam jika pH-nya turun di bawah 5,6 (yang 25 kali lebih asam dari air suling murni). Beberapa situs di bagian timur Amerika Utara memiliki curah hujan dengan pH serendah 2,3 atau sekitar 1000 kali lebih asam dari kondisi alami.

Proses Hujan Asam

Endapan asam dapat terbentuk dari dua proses. Dalam beberapa kasus, asam klorida dapat keluar langsung ke atmosfer. Secara umum hujan asam terbentuk karena polutan sekunder yang terbentuk dari oksidasi nitrogen oksida (NOx) atau sulfur dioksida (SO2) gas yang dilepaskan ke atmosfer. Reaksi pada permukaan bumi atau di atmosfer dapat mengkonversi polutan tersebut menjadi asam nitrat atau asam sulfat. Proses mengubah gas ini ke rekan-rekan asam mereka dapat memakan waktu beberapa hari, dan selama ini polutan ini dapat diangkut ratusan kilometer dari sumber aslinya. Pembentukan curah hujan asam juga dapat terjadi di permukaan bumi ketika oksida nitrogen dan sulfur dioksida mengendap di permukaan bumi dan berinteraksi dengan embun atau es.

Hujan Asam itu Seperti Apa?
Proses Hujan Asam, pic:http://www.physicalgeography.net/

Emisi sulfur dioksida bertanggung jawab atas 60-70% dari pengendapan asam yang terjadi secara global. Lebih dari 90% dari sulfur di atmosfer berasal dari manusia. Sumber utama dari sulfur meliputi:

- Pembakaran batubara
- Peleburan bijih logam sulfida untuk mendapatkan logam murni
- Erupsi gunung api
- Pembusukan bahan organik

Setelah dilepaskan ke atmosfer, sulfur dioksida dapat disimpan di permukaan bumi dalam bentuk deposisi kering atau dapat menjalani reaksi berikut untuk menghasilkan asam yang dimasukkan ke dalam produk depositi basah:

SO2 + H2O »» »H2SO3
H2SO3 + 1 / 2O2 »» »H2SO4

Beberapa 95% dari peningkatan kadar nitrogen oksida di atmosfer adalah hasil dari aktivitas manusia. Sisanya 5% berasal dari beberapa proses alami. Sumber utama nitrogen oksida meliputi:

Pembakaran minyak, batubara, dan gas.
aksi bakteri di dalam tanah.
Kebakaran hutan.
tindakan vulkanik.
Petir.
Asam bentuk nitrogen sebagai akibat dari reaksi kimia atmosfer berikut:

NO + 1 / 2O2 »» »NO2
2NO2 + H2O »» »HNO2 + HNO3
NO2 + OH »» »HNO3

Dampak Hujan Asam

Hujan Asam mempengaruhi lingkungan dalam berbagai cara. Dalam sistem perairan, Hujan ini dapat mempengaruhi ekosistem dengan menurunkan pH. Namun, tidak semua sistem perairan dapat terjadi hal seperti itu. Sungai, kolam, atau danau yang ada di batuan dasar atau sedimen kaya akan kalsium atau magnesium secara alami aman dari efek deposisi asam. Distem perairan di batuan dasar netral atau asam biasanya sangat sensitif terhadap hujan asam karena mereka tidak memiliki senyawa dasar yang penyangga pengasaman. 

Salah satu efek yang paling jelas dari pengasaman air adalah penurunan jumlah ikan. Awalnya, diyakini bahwa ikan mati karena meningkatnya keasaman air. Namun, pada 1970-an para ilmuwan menemukan bahwa danau asam juga mengandung konsentrasi tinggi dari logam berat beracun seperti merkuri, aluminium, dan kadmium. Sumber logam berat adalah tanah dan batuan yang mengelilingi badan air. Biasanya, bahan kimia ini ditemukan terkunci dalam partikel tanah liat, mineral, dan batu. Namun, pengasaman tanah darat dan batuan dasar dapat menyebabkan logam ini menjadi larut. Setelah larut, ini logam beracun yang mudah tercuci oleh infiltrasi air ke sistem perairan di mana mereka terakumulasi membentuk racun.

Hujan asam dapat memengaruhi produktifitas pertanian dan konstruksi manusia. Cat kendaraan motor dapat mudah memudar karena hujan asam ini dan besi juga dapat cepat berkarat dan melapuk. 

Hujan Asam itu Seperti Apa?

Gempa bumi adalah peristiwa yang sering terjadi di daerah yang berada pada lokasi geologi yang aktif seperti Indonesia. Gelombang gempa akan tercatat dalam seismograf dalam bentuk grafik. Perbedaan selang waktu antara gelombang sekunder dan gelombang primer dapat dijadikan dasar untuk menentukan letak episentrum gempa dari pos pengamatan. Rumus untuk menentukan jarak episentrum gempa dengan teknik ini dikenal dengan rumus Laska. Untuk menentukan lokasi episentrum gempa diperlukan minimal 3 hasil pencatatan dari pos pengamatan gempa

Keterangan:
= Jarak Episentrum
S = Waktu terjadinya gelombang primer
P = Waktu terjadinya gelombang sekunder
1’ = 1 menit

Contoh penerapan rumus:
1.Terjadi gempa di Yogyakarta tahun 2010, seismograf mencatat gelombang primer terjadi pukul 10.05 dan gelombang sekunder tercatat pukul 10.08. Berapakah jarak episentrum gempa dari stasiun pemantau?
2.Hitunglah episentrum gempa dari masing-masing stasiun pencatat gempa berikut: 
Menghitung Episentrum Gempa Bumi
Peta Episentrum Gempa, pic:http://www.geo.mtu.edu/

Stasiun A
- Gelombang P pertama tercatat pukul 2:28.25
- Gelombang S pertama tercatat pukul 2:30.40
Stasiun B
- Gelombang P pertama tercatat pukul 2:30.15
- Gelombang S pertama tercatat pukul 2:33.45

Jawab:
Soal 1.
Diketahui S = 10.08  P = 10.05
∆ = {(S - P) - 1’} x 1.000 km
{(10.08- 10.05) - 1’} x 1.000 km
{(3’ - 1’} x 1.000 km
 = 2.000 km dari Yogyakarta

Soal 2.
Episentrum A
{(2.30’40’’- 2.28’25”) - 1’} x 1.000 km
= (2’15” – 1) x 1.000 km
= (1’15” x 1.000) (karena 1’=60 detik) maka
= (1 x 1.000) + (15/60 x 1.000)
= 1.250 km dari stasiun A

Episentrum B
{(2.33’45’’- 2.30’15”) - 1’} x 1.000 km
= (3’30” – 1) x 1.000 km
= (2’30” x 1.000) (karena 1’=60 detik) maka
= (2 x 1.000) + (30/60 x 1.000)
= 2.500 km dari stasiun B

Menghitung Episentrum Gempa Bumi

Seberapa banyak kalian mengetahui isi jagat raya ini?. Apa saja sih isi alam semesta ini, lalu dimana titik berakhirnya alam semesta?. Jika alam semesta ini memiliki batas lalu di luar batas tersebut ada apa?. Pertanyaan tersebut tentunya membuat kita bingung dan pusing memikirkannya. 

Sekitar 11 sampai 15 miliar tahun yang lalu semua materi dan energi di alam semesta ini terkonsentrasi ke satu titik daerah yang hanya berupa atom saja. Pada masa itu, materi, energi, ruang dan waktu belum lah ada. Lalu tiba-tiba, alam semesta mulai berkembang pada tingkat yang luar biasa dan materi, energi, ruang dan waktu muncul menjadi (Big Bang). Selama jagat raya berkembang, materi mulai menyatu menjadi awan gas, dan kemudian bintang dan planet.Tata surya kita terbentuk sekitar 5 milyar tahun yang lalu ketika alam semesta adalah sekitar 65% dari ukurannya sekarang. Hari ini, alam semesta terus berkembang.
Evolusi Jagat Raya
Konstelasi Galaksi Terjauh, pic:http://annesastronomynews.com/

Mengapa banyak ilmuwan percaya terhadap Big Bang?

Penerimaan teori ini oleh komunitas ilmiah didasarkan pada sejumlah pengamatan. Observasi ini mengkonfirmasi prediksi spesifik tentang teori Big Bang. Dalam bagian sebelumnya, kita belajar bahwa para ilmuwan menguji teori mereka melalui deduksi dan trial eror. Prediksi terkait dengan teori Big Bang yang telah diuji oleh proses ini adalah:

1. Jika Big Bang itu terjadi, semua benda dalam alam semesta harus bergerak menjauh dari satu sama lain. Pada tahun 1929, Edwin Hubble mendokumentasikan bahwa galaksi di alam semesta kita memang bergerak menjauh dari satu sama lain.
2. Big Bang harus meninggalkan "sisa-sisa gelombang cahaya" dari ledakan. Pada tahun 1960, para ilmuwan menemukan adanya radiasi latar belakang kosmik, yang disebut "afterglow" setelah ledakan Big Bang. Pengukuran yang paling akurat tentang radiasi kosmik ini datang pada November 1989, oleh satelit Cosmic Background Explorer (COBE). Pengukuran dari satelit ini menguji prediksi penting dari teori Big Bang. Prediksi ini menunjukkan bahwa ledakan awal yang melahirkan alam semesta seharusnya menciptakan radiasi dengan spektrum yang mengikuti kurva hitam. Pengukuran COBE menunjukkan bahwa spektrum radiasi kosmik bervariasi dari kurva hitam dengan hanya 1%. Tingkat kesalahan ini dianggap tidak signifikan.
3. Jika alam semesta dimulai dengan Big Bang, suhu ekstrim harus menyebabkan 25 persen dari massa alam semesta menjadi helium. Ini terbukti dari penelitian astronomi terbaru.
4. Materi di alam semesta harus didistribusikan secara homogen. Pengamatan astronomi dari Hubble Space Telescope  menunjukkan bahwa materi di alam semesta pada umumnya memiliki distribusi homogen.

Bagaimana alam semesta berakhir?

Kosmolog telah mendalilkan dua macam akhir masa alam semesta Jika alam semesta tak terbatas atau tidak memiliki tepi, itu harus terus berkembang selamanya. Jagat raya yang terbatas atau tertutup hancur ketika ekspansi berhenti karena gravitasi. Jagat raya berakhir ketika semua materi dan energi dikompresi ke dalam energi tinggi, kerapatan sangat tinggi. Skenario ini dinaamakn disebut Big Crunch. Beberapa teori telah menyarankan bahwa Big Crunch akan menghasilkan  Big Bang baru dan proses dari perluasan alam semseta akan dimulai kembali. Ide ini disebut teori Oscillating Universe.

Evolusi Jagat Raya

Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi dalam bentuk datar dan diperkecil dengan skala tertentu. Saat ini, penggunaan peta sudah sangat masif dan tidak ada manusia yang tidak membutuhkan peta. Semua aplikasi ponsel smartphone pasti disuntik dengan peta digital. Itulah mengapa peta sebagai alat bantu utama ilmu geografi menjadi sebuah kebutuhan di era modern saat ini. Tapi tahukan kamu bahwa membuat peta itu tidak boleh asal-asalan lho!. Ada syarat yang harus dipenuhi agar peta tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan dibaca oleh penggunanya. Berikut adalah syarat-syarat sebuah peta yang baik:
Syarat Peta Yang Baik
Peta Amerika Selatan, pic:http://www.progonos.com/
1. Conform
Artinya bentuk di peta harus sama dengan bentuk di kenyataan sebenarnya. Misalnya adalah seperti ini, jika di kenyataan pulau Sulawesi itu bentuknya menyerupai huruf K maka ketika digambarka pada peta maka bentuknya pun harus sama. Kalaupun ada distorsi harus diminimalisir sekecil mungkin. Jangan sampai nantinya pulau Sulawesi berubah menjadi seperti huruf S misalnya.
2. Equidistant
Artinya jarak di peta harus sama dengan jarak di lapangan setelah dikalikan skala. Contohnya seperti ini, jika jarak Bandung -Jakarta pada kenyataannya adalah 300 km maka ketika dipetakan, jarak antar kedua peta tersebut harus sama ketika diukur dengan skala. Tidak boleh nantinya jarak kedua kota tersebut menjadi 500 km misalnya, terlalu besar distorsinya.
3. Equivalent
Artinya luas di peta harus sama dengan luas sebenarnya. Contohnya jika luas pulau Papua di kenyataan adalah 1.000 km persegi maka di peta juga ukuran luasnya harus sama dan tidak terlalu jauh berbeda saat dikalikan skala.

Memang tidak semua unsur di atas dapat terpenuhi pada sebuah peta. Ada peta yang hanya fokus di conform dan ekuidistant ada pula yang hanya fokus di conform saja. Semua karena tergantung pada proyeksi peta masing-masing. Untuk mengetahui jenis proyeksi peta simak ulasannya di artikel berikut: Baca: Jenis-Jenis Proyeksi Peta

Syarat Peta Yang Baik

Untuk orang awam tentu lumrah bertanya: Sejak kapan sih di Bumi ini ada pembagian zona waktu?. Sebelum akhir abad kesembilan belas, pencatatan waktu pada dasarnya merupakan fenomena lokal. Setiap kota akan mengatur jam mereka sesuai dengan gerakan Matahari harian. Siang didefinisikan sebagai waktu ketika matahari mencapai ketinggian maksimum di atas cakrawala. Kota dan kota-kota akan menugaskan pembuat jam untuk mengkalibrasi jam kota mengikuti gerakan surya. Jam kota ini kemudian akan mewakili waktu "resmi" dan warga akan mengatur jam tangan dan jam mereka sesuai dengan waktu resmi tadi.

Kemudian  memasuki pertengahan abad ke 19 adalah saat diamna peningkatan pergerakan manusia. Di Amerika Serikat dan Kanada, banyak orang yang bergerak ke barat dan permukiman di daerah ini mulai berkembang pesat. Untuk mendukung mobilitas itu dibuatlah permukiman baru, rel kereta api dan eksplorasi sumber daya antar wilayah. Namun, karena sifat dari bagaimana waktu setempat ditentukan, jadwal perjalanan kereta api mengalami masalah besar dalam membangun jadwal untuk waktu berhenti. Jadwal hanya bisa menjadi lebih efisien jika semua kota memiliki waktu standar yang disetujui dunia.

Pada tahun 1878, Kanada Sir Sanford Fleming mengusulkan sistem zona waktu di seluruh dunia yang akan menyederhanakan mekanisme pembagian waktu di Bumi. Fleming mengusulkan bahwa dunia dibagi menjadi 24 zona waktu, masing-masing 15 derajat bujur.  Karena dunia berputar sekali setiap 24 jam pada porosnya dan ada 360 derajat bujur, setiap 1 jam rotasi bumi merupakan 15 derajat bujur.

Railroad perusahaan kereta di Kanada dan Amerika Serikat mulai menggunakan zona waktu Fleming pada tahun 1883. Pada tahun 1884, Konferensi Waktu Dunia Internasional diadakan di Washington DC untuk mengadopsi metode standarisasi waktu menjaga dan menentukan lokasi awal mula titik pangkal 0 derajat bujur (Prime Meridian). Anggota konferensi sepakat bahwa bujur Greenwich, Inggris akan menjadi nol derajat bujur dan mendirikan 24 zona waktu relatif terhadap Prime Meridian tadi. Hal itu juga diusulkan bahwa pengukuran waktu di bumi akan dibuat relatif terhadap pengukuran astronomi di Royal Observatory di Greenwich. Standar waktu tersebut hingga saat ini disebut Greenwich Mean Time (GMT).

Saat ini, banyak negara-negara beroperasi pada variasi dari zona waktu yang disarankan oleh Sir Fleming. Gambar di bawah menggambarkan berbagai zona waktu saat ini digunakan di Bumi. Dalam sistem ini, waktu di berbagai zona diukur relatif berdasarkan standar Coordinated Universal Time (UTC) di Prime Meridian. Coordinated Universal Time menjadi acuan hukum standar waktu di seluruh dunia pada tahun 1972. 

UTC ditentukan dari enam jam atom primer yang dikoordinasikan oleh Biro Internasional Berat dan Ukuran (BIPM) yang terletak di Perancis. Angka-angka yang terletak di bagian bawah peta menunjukkan berapa jam setiap zona yang lebih awal (tanda negatif) atau lambat (tanda positif) dari Coordinated Universal Time standar. Juga mencatat bahwa batas-batas nasional dan masalah politik mempengaruhi bentuk batas-batas zona waktu. Misalnya, China menggunakan satu zona waktu (delapan jam di depan UTC), bukan lima zona waktu yang berbeda. Lalu kapan Indonesia punya zona waktu sendiri?, ya tanya pemerintah itu mah.
Pembagian Zona Waktu Bumi
Peta Zona Waktu Dunia, pic: physicalgeography

Pembagian Zona Waktu Bumi

Erosi merupakan fenomena alam yang lumrah dan karenanya permukaan bumi ini beranekaragam. Erosi didefinisikan sebagai pelepasan partikel tanah, sedimen, regolith dan fragmen batuan permukaan bumi. Bukti erosi banyak terdapat dimana-mana. Erosi merupakan tenaga pembentuk bukit, lembah. Erosi akan mengikis sedimen dari daerah puncak glasial dan membentuk garis pantai, danau dan mengangkut material dari lereng gunung. Ada 3 buah proses yang menciptakan erosi yaitu: pelepasan, sedimentasi dan transportasi. Erosi membutuhkan media untuk memindahkan material yang terlepas tadi. Angin, air dan es adalah media utama yang bertanggung jawab terhadap erosi.  Akhirnya, proses erosi berhenti ketika partikel diangkut jatuh dengan media transportasi dan mengendap di wilayah yang landai. Proses ini disebut deposisi. Gambar dibawah ini menggambarkan wilayah Death Valley, California di mana efek dari erosi dan deposisi dapat dengan mudah dilihat.
Death Valley, pic: physicalgeography
Energi Erosi

Energi pembangun erosi berasal dari beberapa sumber. Pegunungan menciptakan ketidakseimbangan dalam lanskap bumi karena penciptaan kemiringan atau relief beragam. Gravitasi bertindak dalam hal pergerakan vertikal dari daerah dataran tinggi ke ketinggian rendah untuk menghasilkan keseimbangan. Gravitasi juga bekerja pada media erosi menyebabkan mereka mengalir ke wilayh landai.

Radiasi matahari dan pengaruhnya terhadap proses atmosfer adalah sumber energi untuk erosi. Air hujan memiliki energi kinetik ketika jatuh dari atmosfer. Salju memiliki energi potensial bila disimpan di tempat yang lebih tinggi. Energi potensial ini dapat diubah menjadi energi gerak ketika salju diubah menjadi mengalir es glasial. Demikian juga, angin karena perbedaan tekanan atmosfer dapat mengikis permukaan material saat kecepatan yang cukup tinggi untuk menyebabkan terangkutnya partikel.

Urutan Proses Erosi

Erosi dapat dilihat sebagai urutan tiga peristiwa: pengelupasan, pengendapan, dan transportasi. Ketiga proses sering terkait erat dan kadang-kadang tidak mudah dibedakan antara satu sama lain. Sebuah partikel tunggal dapat mengalami pengelupasan, pengendapan dan berpindah beberapa kali.

Pengelupasan

Erosi dimulai dengan terlepasnya partikel dari bahan sekitarnya. Kadang-kadang pengelupasan membutuhkan terputusnya ikatan yang memegang partikel bersama-sama. Tingkat kohesi partikel menyebabkan daya penglupasan batuan berbeda-beda. Beberapa ikatan mineral terkuat ditemukan dalam batuan beku. Daya ikat batuan beku terbentuk selama proses pendingan. Pada batuan sedimen, daya ikat mulai melemah dan terutama disebabkan oleh efek sementasi senyawa seperti oksida besi, silika, atau kalsium. Partikel yang ditemukan dalam batuan sedimen pasir bahkan lebih lemah karena dihasilkan dari efek kohesi air dan ikatan elektro-kimia yang ditemukan dalam tanah liat dan partikel bahan organik.

Pelapukan fisika, biologi dan kimia juga berperan melemahkan partikel antar mineral batuan sehingga mudah untuk hancur. Para agen erosi juga dapat mengerahkan pasukan mereka sendiri untuk menghancurkan batuan  dan tanah melalui mekanisme berikut: 

- Plucking = es membeku di permukaan, lalu masuk dalam rekahan dan celah batuan dan menarik fragmen batuan untuk keluar.
- Cavitation = erosi intens akan menghasilkan gelembung udara pada arus air yang cepat. Gelembung udara tersebut menghasilkan tenaga jet yang cukup untuk merusak partikel di sekitarnya. Cavitation ini hanya terbentuk di aliran air berkecepatan tinggi.
- Hujan = kekuatan dari hujan yang jatuh ke tanah atau permukaan batu seringkali cukup untuk memutuskan ikatan partikel batuan. Jumlah gaya yang diberikan oleh hujan tergantung kecepatan dan besarnya butiran partikel hujan.
- Abrasi = abrasi dapat terjadi di daerah pantai atau daerah puncak bersalju/gletser.

Pelepasan

Pelepasan adalah proses pengangkatan partikel oleh agen erosi. Dalam banyak situasi, sulit untuk membedakan antara pengendapan dan pengelupasan. Ada beberapa kekuatan yang menyediakan partikel dengan resistensi terhadap proses ini. Kekuatan yang paling penting adalah ketahanan gesekan. Hambatan gesek berkembang dari interaksi antara partikel dengan lingkungannya. Sejumlah faktor meningkatkan daya tahan gesek, termasuk: gravitasi, partikel sudut kemiringan relatif terhadap arah aliran mengikis media, massa partikel, dan kekasaran permukaan.

Pelepasan juga harus mengatasi perlawanan yang terjadi karena ikatan kohesif partikel. Ikatan partikel dilemahkan oleh pelapukan atau kekuatan yang diciptakan oleh agen erosi (abrasi, pengelupasan, dampak hujan, dan kavitasi).

Sedimentasi

Faktor utama dari sedimentasi adalah kecepatan aliran. Kekuatan tarikan cairan bervariasi (air 9000 kali lebih padat dari udara) dan lebih cepat. Tarikan cairan mengakibatkan partikel bergerak karena gaya horizontal dan vertikal. Dalam media erosi, kedua kekuatan ini dikendalikan oleh kecepatan. Gaya horizontal terjadi menekan partikel tererosi. Jika dorongan ini cukup untuk mengatasi gesekan dan perlawanan terhadap daya ikat kohesi maka partikel akan bergerak horizontal. Gaya angkat vertikal dihasilkan dari tuebulensi atau pusaran dalam aliran yang mendorong partikel ke atas. 

Setelah partikel terangkat satu-satunya kekuatan menolak transportasi adalah gravitasi sebagai kekuatan gesekan, sudut kemiringan, dan kohesi sekarang tidak ada. Partikel juga dapat diangkut pada kecepatan sedimentasi yang lebih kecil arena pengurangan gaya yang bekerja padanya. Lumpur dan tanah lihat cenderung memilki kohesi yang lebih besar sehingga agak berat untuk terkelupas.


Erosi dan Deposisi
Perbandingan jenis partikel dan kecepatan pengelupasan, pic: physicalgeography






















Grafik di atas menggambarkan hubungan antara kecepatan aliran sungai dan erosi partikel, transportasi, dan deposisi. Garis melengkung berlabel "erosi kecepatan" menggambarkan kecepatan yang dibutuhkan untuk mengangkut partikel dari tempat asalnya. Kurva kecepatan erosi digambar sebagai garis tebal karena partikel erosi cenderung dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berubah dari sungai ke sungai. Juga, perhatikan bahwa pengelupasan dari lumpur dan tanah liat membutuhkan kecepatan lebih besar dibanding partikel pasir yang lebih besar. 

Situasi ini terjadi karena lumpur dan tanah liat memiliki kemampuan untuk membentuk batas kohesif antara partikel. Karena ikatan, kecepatan aliran yang lebih besar diperlukan untuk memutus ikatan dan menggerakan partikel ini. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa transportasi partikel membutuhkan kecepatan aliran rendah saat mengerosi. Hal ini terutama berlaku untuk lumpur dan tanah liat partikel. Akhirnya, garis berlabel "kecepatan endapan" menunjukkan kecepatan pengendapan tiap partikel tertentu.

Transportasi

Setelah partikel yang mengelupas, ia cenderung untuk bergerak sepanjang kecepatan medium cukup tinggi untuk mengangkut partikel secara horizontal. Dalam kecepatan medium, transportasi dapat terjadi dalam empat cara yang berbeda:

Suspension adalah di mana partikel yang dibawa oleh media agen erosi tanpa menyentuh permukaan asal mereka (permukaan tanah). Hal ini dapat terjadi di udara, air, dan es.
Saltation adalah di mana partikel bergerak dari permukaan ke media dengan cepat siklus berulang terus menerus. Tindakan kembali ke permukaan biasanya memiliki kekuatan yang cukup untuk menyebabkan pengelupasan partikel baru. Proses ini hanya aktif di udara dan air.
Traction adalah gerakan partikel dengan rolling, sliding, dan menyeret sepanjang permukaan terkikis. Hal ini terjadi di semua media erosi.
Soltion adalah mekanisme transport yang terjadi hanya dalam lingkungan berair. Solusi melibatkan bahan terkikis menjadi larut dan terbawa dalam air sebagai ion individu.

Berat partikel, ukuran, bentuk, konfigurasi permukaan, dan jenis media merupakan faktor utama yang menentukan proses ini beroperasi.

Deposisi

Transportasi erosi material melalui lanskap jarang terus terjadi menerus. Sebaliknya, kita menemukan bahwa partikel dapat mengalami siklus berulang dari pengelupasan, transportasi, dan deposisi. Transportasi tergantung pada keseimbangan kekuatan partikel dan media agen erosi. Penurunan kecepatan medium, atau peningkatan perlawanan dari partikel dapat mengganggu keseimbangan dan menyebabkan terjadnya deposisi. 

Kecepatan aliran dapat dikurangi secara lokal oleh efek berlindung dari batu-batu besar, bukit,  vegetasi atau penghalang lainnya. Biasanya, deposisi ini  terjadi karena pengurangan skala besar di kecepatan yang mengalir dari cepat ke arah menengah. Untuk angin, pengurangan kecepatan dapat berhubungan dengan variasi dalam pemanasan spasial dan pendinginan yang menciptakan tekanan gradien dan angin. 

Dalam air, kecepatan rendah dapat disebabkan oleh penurunan debit atau perubahan di kelas sungai. Arus glasial es dapat menjadi lebih lambat jika input curah hujan berkurang atau ketika bertemu es mencair. Deposisi juga dapat disebabkan oleh curah hujan partikel dan flokulasi. Kedua proses ini hanya aktif dalam air. Curah hujan adalah proses di mana ion terlarut menjadi padat karena perubahan suhu atau kimia dari air. 

Flokulasi adalah proses kimia dimana garam menyebabkan agregasi partikel tanah liat menjadi massa yang lebih besar yang terlalu berat untuk tetap dilarutkan

Erosi dan Deposisi

Semua materi di bumi ini tentunya bisa hidup karena adanya energi. Termodinamika mempelajari perilaku aliran energi di dalam sistem alam ini. Hukum termodinamika menjelaskan ketetapan atau prinsip dasar tentang aliran energi di alam ini. Dengan memahami hukum-hukum ini, seorang siswa geografi akan belajar tentang aliran energi yang nantinya akan berkaitan dengan geografi fisik. Berikut ini Hukum Termodinamika

Hukum Pertama Termodinamika

Hukum pertama termodinamika sering disebut juga dengan Hukum Konservasi Energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi dapat ditransfer atau dipindahkan dari satu sistem ke sistem lain dalam berbagai bentuk. Energi juga tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Dengan demikian, jumlah total energi yang tersedia di alam semesta adalah konstan. Persamaan fenomenal dan terkenal Einstein (tertulis di bawah) menggambarkan hubungan antara energi dan materi: Baca juga: Apa itu Suksesi Alam?


Dalam persamaan di atas, energi (E) sama dengan materi (m) dikalikan kuadrat konstanta (c). Einstein berteori bahwa energi dapat berpindah dan berubah wujud. Persamaan nya juga menunjukkan bahwa jumlah energi dan materi di alam semesta adalah tetap.

Hukum Kedua Termodinamika

Panas tidak bisa transfer dari tubuh yang dngini lebih panas. Sebagai hasil dari proses termodinamika, proses alami yang melibatkan perpindahan energi harus memiliki satu arah, dan semua proses alam bersifat tetap, tidak dapat dirubah. Hukum ini juga memprediksi bahwa entropi dari suatu sistem yang terisolasi selalu meningkat dengan seiring waktu. Entropi adalah ukuran kekacauan atau keacakan energi dan materi dalam suatu sistem. Karena hukum kedua termodinamika, energi dan materi di alam semesta menjadi kurang berguna seiring waktu bertambah. Keteraturan yang sempurna di alam semesta terjadi instan setelah Big Bang ketika energi dan materi dan semua kekuatan alam semesta yang bersatu.

Hukum ketiga Termodinamika

Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa jika semua gerak termal molekul (energi kinetik) bisa dihapus, pernyataan yang disebut nol mutlak akan terjadi. Nol mutlak hasil dalam suhu 0 kelvin atau -273,15 ° Celcius.

Absolute Zero = 0 kelvin = -273,15 ° Celsius

Alam semesta akan mencapai nol mutlak ketika semua energi dan materi didistribusikan secara acak di seluruh ruang. Suhu saat ruang kosong di alam semesta adalah sekitar 2,7 kelvin

Hukum Termodinamika I, II dan III

Kehadiran komputer murah dan canggih dalam beberapa dekade terakhir telah memungkinkan pengembangan berbagai aplikasi atau software untuk menyimpan, analisis dan menampilkan data geografis. Salah satu dampak dari era komputer adalah munculnya Sistem Informasi Geografi (SIG). Banyak ahli yang mengemukaan tentang arti SIG namun pada dasarnya SIG meliputi hal berikut:

- Pengukuran fenomena alam dan manusia dilihat dari perspektif spasial atau keruangan. Pengukuran model ini menekankan pada tiga jenis aspek yaitu elemen ruang, atribut ruang dan relasinya. 
- Penyimpanan hasil pengukuran dalam bentuk data digital komputerisasi. Pengukuran ini menghasilkan data berupa peta digital seperti Google Map. Fitur peta digital berupa: titikm grafik atau area (poligon)
- Analisa hasil pengukuran digunakan untuk menemukan hubungan baru dengan manipulasi numerik dan model data yang berbeda.
- Penggambaran hasil pengukuran dianalisa dalam berbagai bentuk seperti peta, grafik, statistik atau deskripsi.

SIG pertamakali berkembang pada tahun 1964 sebagai bagian dati Program Pengembangan dan Rehabilitasi pemerintah Kanada. SIG Kanada dirancang utnuk menganalisis pendataan penyediaan tanah dan pengembangan lahan pertanian. Proyek ini selesai pada 1971 dan software tersebut masih digunakan hingga sekarang. Proyek tersebut merupakan dasar dari pengembangan unit perangkat lunak selanjutnya sampai sekarang.

Di dekade 1960-1970 an perkembangan SIG terutama di instansi pemerintah dan level universitas. Pada 1964, Howard Fisher mendirikan Harvard Lab for Computer Graphics dimana banyak para pimpinan industri mempelajarinya. Harvard Lab menghasilkan sejumlah aplikasi SIG seperti SYMAP (Synagraphic Mapping System), CALFORM, SYMVU, GRID, POLYVRT dan ODYSSEY. ODYSSEY merupakan SIG berbasis vektor modern dan banyak fitur lainya yang membentuk kerangka dasar untuk aplikasi komersial pemetaan di masa depan. Sistem Pemetaan otomatis kemudian dikembangkan oleh Badan Intelijen Amerika CIA pada akhir 1960an.

Proyek ini kemudian melahirkan CIA World Data Bank dengan koleksi garis pantai, sungai, batas politik dan software CMA menciptakan peta dengan berbagai data dan skala berbeda. Perkembangan ini merupakan database peta sistematik pertama di dunia Di tahun 1969, Jack Dangermond yang belajar di harvad Lab mendirikan Environmental System Research Institute (ESRI) bersama istrinya Laura.  ESRI beberapa tahun kemudian mendominasi kekuatan di pasar SIG dengan menciptakan ArcInfo dan ArcView software. Konferensi pertama tentang SIG digelar pada 1979 dan diprakarsai oleh Roger Tomlinson dan Duane Marmer.

Pada 1980-an dan 1990-an, banyak aplikasi GIS mengalami evolusi besar dalam hal fitur dan kekuatan analisis.Berbagai fitur dikebangkan dan dikuatkan karena melihat potensi komersial masa depan software ini. Beberapa aplikasi komersial yang populer diluncurkan selama periode ini meliputi: ArcInfo, ArcView, MapInfo, meliputi GIS, GIS PAMAP, INTERGRAPH, dan Smallworld. Saat ini penggunaan SIG sudah merambah ke ponsel smartphone. Semua lapisan masyarakat kini menikmati layanan SIG bahkan untuk mencari nafkah seperti Gojek, Grab dan lainnya.

Komponen Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis menggabungkan kartografi komputer dengan sistem manajemen database. SIG terdiri dari tiga subsistem: (1) sistem masukan yang memungkinkan untuk pengumpulan data yang akan digunakan dan dianalisis untuk beberapa tujuan; (2) perangkat keras komputer dan perangkat lunak sistem yang menyimpan data, memungkinkan manajemen data dan analisis, dan dapat digunakan untuk menampilkan manipulasi data pada monitor komputer; (3) sistem output yang menghasilkan peta hard copy, gambar, dan jenis-jenis output.
Perkembangan Sistem Informasi Geografi
Pemanfaatan SIG dalam pemetaan wilayah, pic:http://www.physicalgeography.net/
Dua komponen data biasanya dimasukkan ke dalam SIG. Jenis pertama adalah data yang terdiri dari fenomena dunia nyata dan fitur yang memiliki semacam dimensi spasial (data spasial). Biasanya, elemen-elemen data yang digambarkan secara matematis dalam SIG baik sebagai titik, garis, atau poligon yang direferensikan secara geografis (atau geocoded) untuk beberapa jenis sistem koordinat. Jenis data ini dimasukkan ke dalam SIG dengan perangkat seperti scanner, digitizers, GPS, foto udara, dan citra satelit. Jenis Data lain adalah dikenal sebagai atribut. Atribut adalah bagian data pendukung atau terkait dengan titik, garis, atau poligon dipetakan dalam SIG. Data atribut ini dapat dianalisis untuk menentukan pola penting. Atribut data dimasukkan langsung ke database di mana hal ini terkait dengan data spasial.

Perkembangan Sistem Informasi Geografi

Di permukaan bumi ini, jutaan hektar lahan tersedia dan disediakan Tuhan untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Berbagai jenis lahan mulai dari lahan kering hingga lahan basah tersebar dan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia. Lahan terbagi menjadi dua yaitu lahan kritis dan lahan potensial.

Lahan kritis merupakan lahan yang tidak produktif dan kalaupun dikelola maka produktifitasnya relatif rendah. Bila lahan kritis dikelola maka biaya pengelolaannya akan lebih besar dibandingkan hasil produksinya. Faktor penyebab lahan kritis adalah:
Perbedaan Lahan Kritis dan Lahan Potensial
Pola Tata Guna Lahan, pic:http://silvis.forest.wisc.edu/
- kemarau panjang
- genangan air yang terus-menerus
- erosi tanah dan masswasting
- manajemen lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan
- masuknya material yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme
- pembekuan air 
- masuknya zat pencemar seperti pestisida atau limbah cair

Lahan kritis jika dibiarkan lama dan tidak ada upaya perbaikan akan menjadi lahan mati dan tidak bisa digunakan untuk keberlanjutan hidup manusia terutama di bidang pangan. Beberapa upaya untuk mengatasi lahan kritis diantaranya:
- membuat terasering pada lahan miring
- memanfaatkan lahan sesuai peruntukannya
- reboisasi pada lahan yang gundul
- reklamasi lahan bekas tambang
- pelaksanaan pola pergiliran tanaman
- menghilangkan sampah yang sulit terurai
- pemupukan secara organik
- penambahan tumbuhan azola
- memanfaatkan eceng gondok untuk makanan ikan

Lahan potensial merupakan lahan yang belum dimanfaatkan atau belum diolah dan akan memiliki nilai ekonomi yang besar karena memiliki sifat yang subur dan memiliki nilai jual tinggi. Lahan potensial harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin agar mampu mensejahterakan mahluk yang ada diatasnya. Upaya pelestarian dan pemanfaatan lahan potensial diantaranya adalah:
- merencanakan  tata guna lahan yang baik
- pengendalian peembangunan pemukiman dan ladang pindah
- membuat UU tata kelola lahan
- memperbanyak taman kota
- meningkatkan kesuburan tanah dengan metode organik

Perbedaan Lahan Kritis dan Lahan Potensial

Rocket

Rp250.000,-   Rocket SEKALI INSTALL DI BLOGSPOT RATUSAN PRODUK SIAP HASILKAN UANG Senjata Para Pebisnis Affiliate TAHUKAH ANDA BAHWA - Siapa...

Subscribe Our Newsletter